Semua memang harus dinikmati. Rutinitas, bahagia pun kesedihan dan luka. Hanya saja, menikmatinya tak semudah menikmati semangkuk mie ayam yang dimakan dalam kondisi kuah panas dalam suasana gerimis.
Inilah naluriah perempuan, baginya rasa bukan hanya tentang manis gula, dan asin garam.
Rasa mendadak jadi begitu komplit, manisnya kehidupan, getirnya patah hati pun perihnya luka.
Dan, tips ampuh menikmatinya hanya dengan berdamai dengan diri sendiri.
Bahagia itu baru terasa saat berdamai dengan keadaan sekitar. Pun, memaafkan semakin menjadi lapang saat berdamai dengan diri sendiri.
Intropeksi diri, mencintai diri sendiri baru langkah akhir mencintai orang lain.
Lagi-lagi berdamai itu pun tidak mudah. Bagaimana memaksa dua pihak yang sedang bertempur hebat untuk melakukan gencatan senjata. Enggak akan semudah menikmati segelas jus jeruk.
Ada ego yang diruntuhkan. Ada nafsu yang dipenjarakan. Dan ambisi yang dibius pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Hari Menuju Ramadhan 1441 H
AléatoireIni hanyalah tulisan random di masa penantian 100 hari sebelum masuk Ramadhan 1441 H. Di bagian akhir justru bagian dari ke-gabutan karena mau enggak mau harus #dirumahaja selama masa Pandemi Covid-19 Selamat menyesap kenikmatannya.