Bagus, ya namanya? Seseorang yang menguasai ilmu dengan mendalam, begitulah kira-kira maknanya.
Adek di ini nama lengkapnya Muhammad Faqih Aulia. Ku kenal sejak masih kelas 6 SD, atau 4 SD, lupa. Sekarang udah kelas sebelas SMA. Dari masih bisa kupeluk dan melendot manja ketika sedang belajar, sampai sekarang udah bisa dijadikan tameng sekira ada orang berniat jahat samaku di jalan. Wadidaww ... Dulu dia yang dongak ke atas untuk bisa menatap mataku ketika belajar, sekarang aku yang mesti mendongak untuk memastikan alasannya cuma alibi agar diberi izin istirahat berfikir barang sejenak.
Semakin berilmu semakin hormat. Banyak detail nasihatku yang seringkali menjerumuskan yang masih diingatnya. Hanya satu yang belum berubah, masih saja suka manja. Paling kesal kalau kubilang, "Faqih, enggak usah salam kakak. Faqih udah dewasa sekarang, enggak boleh sentuh yang bukan muhrim."
"Hormat sebagai guru, kak. Masak masih enggak boleh?" Alasannya.
Selalu malu kalau ditanya nilai di sekolah. Padahal selalu jadi juara umum di kelasnya.
Bersaksilah untuk kakak di yaumul hisab kelak, dek. Bahwa kakak pernah menuntun sedikit langkahmu untuk istiqomah dalam kebaikan. Tak mesti kau menjadi penyambung cita-citaku yang tertunda, tak mesti kau mengenangku di sepanjang sisa hidupmu. Cukup nanti, kau cari aku menjadi salah satu tetanggamu di surga.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Hari Menuju Ramadhan 1441 H
RandomIni hanyalah tulisan random di masa penantian 100 hari sebelum masuk Ramadhan 1441 H. Di bagian akhir justru bagian dari ke-gabutan karena mau enggak mau harus #dirumahaja selama masa Pandemi Covid-19 Selamat menyesap kenikmatannya.