Pagi ini, terbaca olehku tulisan ustadz @felixsiaw sehubungan dengan kabar bahagia dari akhina @hawaariyyun dan istri @denaahaura.
"Apa guna pernikahan bagi dakwah kelak?" Begitulah pertanyaan yang kutangkap sebagai awalan penjelas tulisan yang panjang itu.
Yah, pelajaran sekali untuk kami-kami di masa penantian. Untukku mungkin yang sempat terfaham feminis, terkait pola pikir laki-laki usia siap menikah yang tak dewasa dan bijak dalam membuat keputusan. Sejatinya memang pernikahan hanyalah sebuah kendaraan mempercepat sampai ke tujuan.
Bukan soal usia yang semakin matang, atau kebisingan dan rasa jengah oleh pertanyaan, kapan?
Layaknya kendaraan yang mempercepat sampainya pada tujuan, menikah pun demikian. Tapi tak melulu, untuk mencapai tujuan kita harus naek kendaraan yang sama. Atau sebelum menumpang kendaraan utama, ada kendaraan opsional, layaknya naek angkot dulu ke stasiun sebelum naek kereta api. Naek bus dulu ke bandara sebelum terbang bersama pesawat.
Seperti akhina @hawariyyun yang baru menemukan jawaban pertanyaan itu dua tahun setelahnya. Aku ingat pertanyaan itu saat diajukan terekam jejak di akun youtube-nya.
Dewasa bukan tentang usia. Menikah bukan tujuan. Takdir Allah yang tetapkan. Tapi dakwah amanah yang hanya diemban oleh orang-orang pilihan.
Barakallah lakuma wabarakah alaikum wajama'a baina fii khair untuk Bg @juliardikoko dan @dessyuus . Afwan hari ini dengan berbagai pertimbangan akhirnya memilih absen di resepsinya.
Begitu pun buat akhina @hawaariyyun dan ukhtina @denaahaura , ditunggu konten-konten dakwah inspiratifnya pasca menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Hari Menuju Ramadhan 1441 H
AcakIni hanyalah tulisan random di masa penantian 100 hari sebelum masuk Ramadhan 1441 H. Di bagian akhir justru bagian dari ke-gabutan karena mau enggak mau harus #dirumahaja selama masa Pandemi Covid-19 Selamat menyesap kenikmatannya.