H-69: Dua Mata, Dua Telinga, Satu Mulut

1 0 0
                                    

Duhai, mengapakah kiranya masalah tak henti-hentinya menghampiri?

Jika pertanyaan itu seringkali bertamu di benak. Maka belajarlah dari hikmah dua mata, dua telinga dan satu mulut.

Artinya, melihat dua kali lebih banyak. Pun mendengar dua kali lebih banyak dibanding berbicara yang harus berbagi dengan keluhan.

Hari ini masalahmu kehilangan benda yang sangat penting, dompet lengkap dengan dokumen-dokumen resmi di dalamnya, mungkin. Lihatlah, berapa banyak orang yang harus telantar dan diabaikan dalam proses pengobatan misalnya, hanya karena samasekali tak punya dokumen yang pernah kau punya. Dengar, keluhan sebagian lainnya yang harus diperalat atau bahkan ditipu oleh calo dokumen-dokumen penting itu karena ketidaktahuannya.

Esok, kau kehilangan orang yang kau sayangi. Salah satu orang tuamu, mungkin. Lihat, seberapa banyak anak yang justru tak pernah tau siapa orang tuanya. Dengar, bunyi lapar dari anak-anak yang tak pernah tau bagaimana nikmatnya suapan dari tangan seorang ibu atau ayah.

Esoknya lagi masalahmu karena patah hati, dikhianati oleh seseorang yang pernah berjanji akan setia. Lihat, berapa banyak yang justru tak pernah tau apa artinya bahagia. Dengar, rintihan orang-orang yang punya hati tapi diperlakukan layaknya bukan manusia.

Ah,
Apalah artinya hidup tanpa masalah? Selama nyawa bersama badan, maka masalah akan setia membersamai.

Bukan tentang siapa kuat atau siapa yang lebih disayangi. Justru tentang seberapa beriman kita pada Sang Maha Pemberi, Sang Maha Penyayang, Sang Maha Adil.

Lihat dua kali, dengar dua kali, lalu benarkan mulut untuk mensyukurinya berkali-kali.

100 Hari Menuju Ramadhan 1441 HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang