Lebaran berasa nggak lebaran yah
Bacanya pelan aja, okesip
Kini giliran Awe yang harus menguji keberuntungannya. "Semoga nggak senjata makan tuan," ucapnya lalu membuka kartu berwarna putih. "Sebutkan hal konyol yang pernah kamu lakukan!"
Awe nampak berpikir sejenak, sementara yang lain menunggu jawaban Awe. "Waktu itu, udah lumayan lama, saya sengaja nggak potong kuku tangan kiri, biar setannya kena ee pas cebok. Kan katanya setan nempel di kuku yang panjang."
"Ishhhhh, jorok!" Nazo berseru pertama kali.
"Bukan temen gue tuh," imbuh Ejak bergidik.
"Lanjut Aan!" Kuvvi bersemangat sekali.
Ansel melemparkan koin ke udara kemudian ditangkap lagi dengan tangannya. "First impression ketemu Kuvvi?" Ansel membaca kartu truth-nya.
"Itu pertanyaan siapa, sih? Anda, ya, Pik?" Ejak menebak-nebak.
"Bukan, gue buat pertanyaan dan tantangan untuk diri saya sendiri." Betapa kakunya lidah Kuvvi menjawab, gue bercampur saya.
"Jadi siapa, dong?" Alyviah jadi ikut penasaran. "Kalo nggak Awe, ya, Ejak." Awe dan Ejak mengelak, bukan mereka katanya.
"Yaudahlah, langsung jawab aja, Bang?" putus Alyviah.
"Weird," jawab Ansel cepat.
"Tirimikisih Iin!" ucap Kuvvi yang sudah menebak jawaban Ansel. Karena waktu itu ia sudah pernah menanyakan pertanyaan ini pada Ansel. "Tanpa mikir lhooo, dia jawabnya. Daebak!!"
"Kan emang kenyataanya gitu, Pik," tambah Nazo lalu mengambil alih koin di tangan Ansel. "Oke, truth," ucapnya kemudian.
"Kalau mantan kamu nge-chat, ngajak balikan, kamu balas apa?" Nazo membacakan pertanyaan tentang kejujurannya. "Suka nih, gue!" Cewek itu keceplosan, kena deh.
"Bales apa, Naz?" tanya Kuvvi.
"Gue kira lo udah mati, kan katanya lo nggak bisa hidup tanpa gue." Kuvvi mengajak Nazo toss ketika mendengar jawaban menohok Nazo.
"Cewek-cewek serem ya, kalo udah jadi mantan," ujar Ejak ngeri.
"Asli, Jak! Padahal dulu pernah dibahagiain," sahut Awe.
"Dibahagiain terus ditinggalin maksud anda?" tanya Nazo pada Awe.
"Oke, saya salah ngomong!" Awe mengalah.
"Lanjut aku, ya?" Alyviah melempar koin sangat rendah dan didapat angka. Ia pun mulai membaca sekilas lalu tersenyum menyeringai.
"Apa, Bu?" Semua orang jadi penasaran.
"Sebutkan perbedaan suami sebelum dan sesudah menikah?" Alyviah membaca pertanyaan itu dengan lantang.
"Hmmmm," Alyviah bergumam, nampak berpikir. Begitu banyak perbedaan suaminya antara sebelum dan sesudah menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSI (Completed)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA♡] Dulu, ketika dompetku kecopetan, aku berdoa supaya uang bergambar monyet di dalamnya digunakan untuk kebaikan. Lalu, saat aku kehilangan ponsel esia hidayahku, lagi-lagi aku berusaha mengikhlaskannya. Aku pernah merasakan...