Addictive 12

5.9K 932 577
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya^^

Semenjak berhubungan dengan Baekhyun, Je A benar-benar hampir menelentarkan pendidikannya. Semua pikirannya tersita hanya untuk meratapi nasibnya karena telah mengenal pria jelmaan iblis itu. Dan karena itulah Je A harus menerima konsekuensi atas kelalaiannya melupakan banyaknya tugas yang harus diembannya sebagai mahasiswa tingkat akhir di universitasnya. Alhasil, Je A harus melakukan negosiasi dengan tiga professornya agar tidak perlu menambah semester dengan mengumpulkan beberapa asai juga makalah sebagai ganti nilai untuk ujian-ujian yang dilewatinya.

Tapi agaknya Je A juga sedikit bersyukur karena dengan begitu, dia akan melewatkan waktunya di dalam perpustakaan. Itu berarti kecil atau bahkan tidak mungkin baginya untuk bertemu dengan Jongin di luar sana.

Ya, Je A masih tidak bisa untuk melihat wajah Jongin lagi setelah kejadian tempo hari. Raut terluka yang Jongin tunjukan masih menyisahkan perih untuk Je A rasakan. Bagaimanapun dia lah pihak yang berkhianat. Jika dia berani menampakan diri, tentu itu akan lebih menyakiti Jongin.

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada pengkhianatan yang terjadi pada hubungan yang baik-baik saja. Dan Je A bersalah karena telah melakukannya.

Je A menghembuskan napas panjang saat mencoba menghalau semua ingatan menyakitkan. Dia pergi ke universitas juga bertujuan untuk melupakan semua kelakuan murahannya di rumah Baekhyun. Jadi, dia ingin mengistirahatkan batinnya dengan mengerjakan tugas-tugas yang harus diselesaikannya itu.

"Lalu apa Jackson baik-baik saja? Pukulan Jongin kemarin itu keterlaluan sekali."

Je A tersentak mendengar obrolan dua wanita di balik rak buku di belakangnya. Tanpa mengubah posisinya, Je A kembali mencuri dengar apa yang mereka bicarakan.

Kim Jongin berkelahi dengan Jackson?

"Ku dengar dua gigi belakangnya sampai patah. Ck, ku dengar Jongin emosi karena Jackson mengatai Je A menjadi simpanan pengusaha muda."

Lagi-lagi Je A tersentak, Jongin memukul Jackson karenanya?

"Lagipula Jackson juga ada-ada saja. Sembarangan sekali, Je A kan pendiam, aku pernah melihatnya cukup ramah walaupun dia sering dipandang iri karena menjadi keaksih Jongin."

"Ehei, kau tahu? Yang diam itu justru mengerikan. Seperti danau tenang, tapi yang tidak kau ketahui dia sangat dalam dan bisa melenyapkan nyawa orang. Siapa tahu yang Jackson katakan itu benar?"

"Kalau itu benar terjadi, terkutuk saja Je A karena telah menyianyiakan pria sesempurna Kim Jongin—"

Napas Je A tercekat. Udara di dadanya seakan menolak untuk dia hirup. Bagaimana mungkin Jongin melakukan itu disaat kenyataannya, pria itu tahu dia telah mengkhianatinya.

Berjam-jam Je A habiskan waktunya di perpustakaan. Bahkan saat jarum jam sudah mengarah di angka delapan malam, Je A masih berkutat dengan essay-essaynya di meja paling ujung. Semua dia lakukan demi mengalihkan ingatan-ingatan menyakitkan yang selalu mecoba membuatnya menangis.

Je A sadar, dunia yang dia singgahi dihuni banyak orang dengan diwarnai kehidupan paralel. Bahkan ketika dunianya runtuh, dunia-dunia para manusia disekelilingnya akan terus berjalan dan tidak perduli pada sesulit apapun penderitaanya.

Hingga saat Je A melihat cahaya kilat yang menelusup melalui jendela di sebelahnya, dia baru teringat bahwa dia sama sekali belum meminta ijin pada Baekhyun. Segera saja Je A meraih ponselnya di dalam tas, sayangnya dia tidak menemukan benda pipih pemberian Baekhyun itu. Praktis Je A dibuat mendesis karenanya, dia bisa mati jika tidak pulang sekarang karena dia betulan meninggalkan ponselnya di rumah.

Bergegas merapikan semua bukunya, Je A segera meninggalkan perpustakaan. Perlu sepuluh menit untuk sampai di halte dekat universitas. Gerimis kecil sudah turun, Je A merutuk dalam hati. Udara semakin dingin, dan dia benar-benar yakin akan basah kuyup karena awan terlihat tidak sanggup lagi menahan hujan.

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang