Addictive 32

4.4K 644 491
                                    

Voment ya^^

Bagiku ini panjang dan aku gak bertenaga ngedit typo hihi warn.

Je A mengerjap menyesuaikan penglihatan saat merasakan deru hangat dari napas yang menggelitik leher belakangnya. Saat sadar sepenuhnya, sorot Je A menyongsong pada gorden yang entah kapan kembali tertutup saat dia buka tadi pagi. Matahari pasti sudah meninggi melihat terangnya suasana di luar. Lantas tatapannya beralih pada lengan yang kini menjadi bantalnya tidur pagi tadi. Ada yang berdesir di dalam rusuknya, dan Je A masih belum terbiasa memahaminya.

Di sentuhnya lengan lain yang sedang menimpa perutnya di atas selimut. Kulitnya agak hangat, membuat Je A menoleh memastikan. Saat melihatnya, Je A mendapatkan pemandangan yang tidak pernah dia tamati dengan seksama sebelumnya. Pemandangan yang sebenarnya bukan jarang dia lihat tapi selalu sempat mengusiknya.

Baekhyun masih terlelap. Rambut depannya menutup kening dengan berantakan. Rautnya terlihat seperti anak kecil tanpa dosa.

Bibir Je A mencebik di sela senyuman mengejek, "Mana ada anak kecil sepertinya? Penipu."

Telapak tangannya terulur, menyentuh leher pria Byun itu.

"Ck, cari penyakit saja." Gumamnya kesal. Bibirnya mengatup saat Baekhyun bergerak terusik dengan semakin menundukan kepala sembari mengeratkan pelukan.

Pandangan Je A beralih dari wajah lelap Baekhyun untuk mengelilingi kamar. Dia menepuk kepala menyadari betapa berantakannya kamar itu. Mulai dari sofa, meja, karpet, Je A memandanginya satu persatu spot itu sembari mengingat apa yang mereka lakukan tadi pagi.

"Astaga!" Desisnya merasa malu.

Menghela napas panjang, Je A berusaha memindahkan tangan Baekhyun dari perutnya tanpa mengusik pria itu. Setelah berhasil, dipakainya Bathrobe setengah basah yang ada di lantai untuk menutupi tubuhnya yang sebelumnya hanya terlindung selimut yang dipakainya bersama Baekhyun. Lantas sebelum pergi, Je A menarik ujung selimut itu untuk menutupi bahu terbuka Baekhyun yang belum terusik.

Je A menghela napas, melakukan peregangan sebentar sebelum memunguti sisa kekacauan yang mereka perbuat. Ini akan sangat memalukan jika pelayan Baekhyun yang membersihkannya. Paru-paru Je A mendadak kosong saat membersihkan sisa perbuatan Baekhyun di lantai dengan berlapis-lapis tisu.

"Pria ini! Heish!"

Setelah memastikan tidak ada bekas kekotoran mereka, Je A keluar kamar yang ternyata malah disambut seorang pelayang hingga membuatnya tersentak. Penampilannya jauh dari kata layak tapi bahkan pelayan wanita berumur itu hanya tersenyum menyapa seolah memakluminya.

"Nona sudah bangun ternyata."

"Ahㅡiya." Je A terkekeh kikuk, "Bibi, mau bertemu Baekhyun~ssi? Dia masih tidur." Lanjutnya gugup.

Pelayan itu kembali tersenyum, "Tuan sudah menghubungi kami tadi pagi untuk datang lebih siang. Dan makanan sudah siap jika nona lapar."

"Hah??" Je A menganga, "Siang?"

"Ah, tidak. Ini baru jam sepuluhㅡ"

"SEPULUH??!"

Pelayan itu tersentak mendengar Je A berteriak. Kepalanya mengangguk sekali, "Kenapa nona? Ada masalah??"

Je A menganga dengan pandangan menerawang, "Ah benar. Kami selesai jamㅡ"

"Ya?"

Je A menggeleng cepat, "Tidakㅡtidak apa-apa. Aku akan membangunkan Baekhyun~ssi. Terimakasih, bibi."

Saat pelayan hendak pergi, Je A teringat sesuatu yang kemudian membuatnya kembali tersentak.

"Oh, bibi." Je A menghampiri pelayan itu, "Bisa tolong buatkan bubur? Dia agak demam. Barangkali itu membantunya."

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang