Addictive 5

11.4K 1.7K 439
                                    

Vote gaezz^^

Silau matahari senja dari arah barat tidak membuat Je A terganggu dan meninggalkan bangku taman kota yang sepi. Sudah dua jam ia terduduk disana. Sendiri, berteman angin yang entah kenapa terasa berhembus sendu dan semakin mendukung perasaan hatinya yang sedang tidak baik.

Air matanya tidak bisa keluar meski dadanya terasa sesak. Lehernya seperti dicekik sampai membuatnya susah untuk sekedar menarik napas. Berulang kali ia memukul dadanya, berharap apapun yang membuat paru-parunya terasa tehimpit segera hilang dan membuat organnya itu berfungsi lagi dengan benar.

Tapi nihil, semakin Je A mencoba justru ingatan tentang segala hal yang ia lakukan dengan Baekhyun lah yang terputar didalam kepalnya. Bayangan, suara dan gerakan apapun yang mereka lakukan seakan terpampang nyata didepan matanya yang berkabut derita. Membuatnya ingin memekik marah dan menyalurkan segala emosi yang tidak dapat ia tuntaskan pada sang pembuat petaka. Sayangnya tetap sama, ia tidak bisa melakukannya.

Je A menekuk kakinya diatas bangku. Menenggelamkan wajahnya dalam lipatan lututnya yang bergetar seakan ketakutan. Ya, Je A takut bahwa ia akan terus terpenjara dalam kehidupan Baekhyun yang mengerikan.

'Baekhyun~ssi, tolong bebaskan ayahku.' mohon Je A lirih. Je A menatap penuh harapan saat Baekhyun mengamatinya yang berada diseberang meja kerja pria itu.

Sementara Baekhyun mengedikan kepala, menunjukan ketertarikan akan pembahasan yang sedang mereka bicarakan atau mungkinㅡpada wanita yang memasang wajah memohon dihadapannya.

'Bisa beri aku jaminan? Ayahmu berencana membunuhku, kau tahu itu?'

Manik Je A membola, bibirnya bergetar tapi suaranya terdengar lebih lantang dari sebelumnya. Menunjukan betapa amarah dalam dirinya sedang memberontak ingin dilampiaskan.

'Itu karena kau membuat keluarga kami bangkrut. Kau memanipulasi perjanjian dan kontrak kerja sama, ibuku bahkan sudah pergi sekarang, tidakkah itu cukup untuk melihat ayah dan aku menderita?'

Baekhyun mengedikan bahu dengan bibir yang mengukir senyuman segaris, nyaris tak telihat. Tubuhnya berdiri dari kursi, melangkah menuju kulkas dan meraih satu kaleng coke untuk diletakkan didepan Je A.

'Jadi, kau memohon atau menyalahkan?'

Baekhyun bisa melihat perubahan pada ekspresi Je A. Yang semula merah menahan amarah, kemudian menjadi ekspresi yang sarat akan putus asa.

'Maaf.' Je A menunduk sebentar, menelan ludahnya sebelum kembali berucap lebih tegas. 'Aku akan melakukan apapun. Asal ayahku bebas, aku hanya memilikinya sekarang. Aku mohon, bebaskan ayah.'

Kepala Baekhyun mengangguk. Ia menyandarkan pingganya ditepi meja, tepat disamping Je A, membuat wanita itu mendongak untuk menemukan wajahnya.

'Mudah saja.'

Manik Je A berbinar dengan cepat, tubunya ikut berdiri untuk mengahadap Baekhyun. Bibirnya tersenyum lebar dengan ekspresi bahagia seperti orang bisu baru saja bisa bicara.

'Benarkah? Kau akan membebaskan ayahku?'

Baekhyun hanya mengedikan bahu. Untuk beberapa sekon, pria itu tertegun saat melihat wajah bahagia wanita dihadapannya. Jarak keduanya tidak cukup dekat, tapi nyaris membuat Baekhyun hilang akal.

'Jaminan?'

Je A mengalihkan pandangannya, bepikir. Saat ia kembali menatap Baekhyun yang masih pada posisinya, jantungnya terasa pecah ketika manik pria itu seolah sedang menelanjanginya. Sorotnya menakutkan dan penuh ancaman.

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang