Voment ya^^
Semenjak pulang ke rumah untuk menjemput Je A hingga sampai di restoran untuk makan malam, Baekhyun jelas merasakan keanehan itu ada pada Je A. Jika tadi siang masih banyak ocehan yang Je A suarakan ketika berbicara padanya, saat ini keadaannya benar-benar berbeda. Berupang kali Je A terlihat tersentak saat dia memanggil pun pandangannya juga sering kosong seolah hanya raganya yang ada di hadapan Baekhyun sekarang.
Rasa khawatir itu menyelinap masuk menyelimuti relung Baekhyun. Dia yakin Je A sedang dalam kondisi tidak sebaik yang dia temui sebelum pergi dari perusahaan. Diletakkannya garpu yang sebelumnya dia genggam, lalu beralih meraih tangan Je A yang kembali tersentak karena kedapatan melamun dengan sorot jauh menatap pasta di hadapannya.
"Kau tidak suka makanannya?" Baekhyun menatap lembut setengah khawatir, "Mau mencari tempat lain?"
Je A spontan menarik napas melalui mulut dengan gelagapan, kepalanya menggeleng cepat, "Tidakㅡaku suka."
Kepala Baekhyun mengedik, mencermati ekspresi canggung Je A.
"Ada yang ingin kau katakan padaku?" Tanya Baekhyun lagi, "Katakan jika itu perlu."
Lagi-lagi Je A menggeleng, tapi Baekhyun jelas melihat bahwa wanita itu berusaha menghindari tatapannya.
"Apanya?! Tidak adaㅡ" Je A mengulas senyum samar yang kontras dengan sorot gelapnya, ada ketakutan yang bisa Baekhyun lihat disana, "Lanjutkan makanmu."
Butuh beberapa saat sampai Baekhyun memutuskan untuk melanjutkan acara makannya. Tapi semua tidak lantas membuatnya berhenti memperhatikan Je A yang terlihat ragu untuk mengarahkan garpu berlilit pasta itu ke mulutnya. Bahkan saat makanan itu benar terkunyah, Je A terlihat memejamkan mata seolah jijik dengan apa yang baru saja di cernanya.
Semua terekam penglihatan Baekhyun. Mulai saat Je A meraih air mineral dan menegaknya juga menyesap potongan lemon yang menjadi garnis minuman mereka. Tiba-tiba pergerakan Je A yang terburu-buru untuk berdiri menimbulkan derit kursi yang mengejutkan Baekhyun. Wanita itu hanya mengatupkan bibir dengan tangan mencengkram leher dan menutup mulutnya sendiri.
"Han Je Aㅡ" ucapan Baekhyun terhenti melihat Je A melesat pergi meninggalkannya. Tanpa menunggu lama, Baekhyun menyusul kemana wanita itu pergi.
Diketuknya pintu toilet disana dengan gusar. Baekhyun kalut, dia benci situasi dimana perasaannya tidak tenang tapi tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Suara keran menjadi jawaban untuk panggilan Baekhyun dan itu berhasil membuatnya menggerang demi menahan emosi.
Sampai beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka, menampakan sosok Je A yang menggembungkan pipi dan melirik Baekhyun sebal.
"Kau ini berisik sekali!" Ketus Je A kesal, "Ini bukan restoranmu! Janganㅡ"
"Apa yang terjadi?!" Potong Baekhyun diiringi sorot tajam, "Makanannya bermasalah?"
"Tidak." Je A mendecak, "Ini biasa terjadi saat aku sedang datang bulan. Mual sehari atau dua hari, itu sebabnya aku menolak kau ajak kemari, tapi kau memaksa."
Baekhyun diam. Dia mencari jawabannya sendiri karena Je A terus menerus mencoba mengalihkan tatapan darinya. Bukan hanya alasan barusan yang membuat Baekhyun tidak lantas mempercayai ucapan Je A. Keanehan wanita itu semenjak berangkat menjadi pendukung kenapa dia begitu penasaran dengan apa yang terjadi. Beberapa bulan hidup bersama, Je A tidak pernah seperti ini saat masa bulanannya.
"Astaga. Kau tidak percaya padaku?!!" Seru Je A melotot yang dibalas Baekhyun hembusan napas panjang. Lantas pria itu menggandengnya untuk kembali menuju meja makan.
Di belakangnya, Je A menatap genggaman tangan hangat itu. Tatapannya terlewat nanar, dia kembali memendam takut itu sendirian.
Tanpa paksaan Baekhyun menyetujui kemauan Je A untuk langsung pulang setelah makan malam. Salju kembali turun, jadi dia tidak mau banyak berdebat pun Je A memang terlihat sakit meski tidak menjelaskan terlalu detail. Sampai di rumah, Je A kembali tidak banyak bicara. Wanita itu bergegas mengganti pakaiannya dan membaringkan tubuh di atas ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTIVE - Byun Baekhyun
FanfictionCOMPLETE // Mature Content. Byun Baekhyun tidak terlahir sebagai pria yang baik. Dia diktator yang tidak mengijinkan siapapun untuk menolak apa yang ia inginkan. Semudah meniup debu, dia bisa menghancurkan penentang seperti itu. Terutama saat ia men...