Voment ya^^
Absennya Baekhyun di perusahaan memang bukan sekali atau dua kali terjadi tapi rasanya tetap saja membuat kuwalahan. Semua karyawan seperti merasa ditimpa tebing dari gunung Hala saking beratnya beban karena banyaknya telepon atau keluhan dari relasi juga laporan-laporan wajib yang harus mereka serahkan pada Baekhyun nanti. Agaknya mereka kembali ditampar kenyataan bahwa pekerjaan mereka ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan beban Baekhyun selaku atasan, yang pasti lebih berat.
Ryu Bi yang ada di ruangan Chanyeol terdengar berulang kali menghembuskan napas panjang. Padahal Baekhyun baru absen satu hari, tapi pekerjaan sudah sebanyak ini. Tapi ingin mengeluh pun rasanya tidak tahu diri karena di hadapannya, kondisi seorang Park Chanyeol terlihat lebih memperihatinkan daripada dirinya.
Posisi Chanyeol memang lebih tinggi darinya selain Do Kyungsoo. Jadi Ryu Bi hanya bisa menghela napas, atau ijin ke kamar mandi jika matanya mulai terasa memberat.
"Oppa, aku akan membuat kopi. Kau juga?"
"Hah??" Tanya Chanyeol tersentak. Matanya melebar tapi tidak fokus saat melihat Ryu Bi, "Apa?"
Ryu Bi mendecak, "Kopi? Kau mau??"
Tatapan Chanyeol terjatuh pada cangkir sisa kopi ketiganya di sebelah komputer. Diikuti Ryu Bi, wanita itu sontak menggaruk rambutnya canggung.
"Hormonku bisa kacau minum kopi sebanyak ini." Rancau Chanyeol menggeram. Dia melepas kacamatanya sembari merenggangkan ikat dasinya dan menoleh lelah pada Ryu Bi, "Teh saja. Teh hangat manis. Aku akan ke ruang Kyungsoo dulu."
Di dalam ruangannya, Kyungsoo masih sibuk menatap tajam pada layar komputernya. Sorotnya terkunci pada apa yang nampak disana. Sebuah video rekaman CCTV kafe yang sejak kemarin telah lebih dari puluhan kali dia putar demi mencermati sosok seseorang yang mengusiknya.
Oppㅡ?
Kedua tangan Kyungsoo yang saling tertaut dan menyangga bibirnya di atas meja semakin mengerat satu sama lain. Otaknya tidak berhenti berpikir karena penasaran hebat.
"Oppa?" Gumamnya menebak, "Yeolㅡi? Chanyeoli?"
Hingga, detik berlalu, manik tajam Kyungsoo beralih pada sosok anak kecil lelaki yang ada di antara dirinya, Chanyeol dan seorang wanita yang sebelumnya menjadi atensinya itu.
"Baekㅡhyun?" Ulang Kyungsoo mengingat, "Kyumi? Ituㅡkau?"
Sebagaimanapun Kyungsoo mencoba merasionalkan otaknya bahwa tidak mungkin seseorang yang sudah mati bisa hidup lagi, tapi pemikiran itu masih menjadi satu teratas di antara semua dugaannya yang lain saat berbipikir siapa wanita yang mengenalnya dan Chanyeol kemarin. Terlebih, dari sorot takut juga getat tubuhnya seakan memberi tahu padanya bahwa mereka bukan orang asing untuk satu sama lain.
Kyungsoo ingin mencari tahu siapa wanita itu tapi keadaan sekarang belum memungkinkannya untuk bertindak lebih jauh. Perihal kejahatan Daeho masih menjadi hal yang harus dia lakukan karena pria itu sangat berbahaya saat ini. Tindakannya sudah mulai terang-terangan seakan tidak berpikir jauh atau mungkin, ini memang sudah di titik lelah pria itu demi menunggu lebih lama untuk menghancurkan Baekhyun.
Kepala Kyungsoo terasa penuh. Tidak ada celah baginya untuk mengistirwhatkan otaknya. Belum lagi tentang kondisi Je A kemarin. Sungguh, pengakuan Chanyeol sangat memprovokasinya. Dia enggan membayangkan, meskipun mustahil, kegilaan apa lagi yang akan terjadi jika wanita kemarin betulan Kyumi.
BRAK!
Bunyi pintu yang dibuka secara kasar membuat Kyungsoo menoleh. Disana, sosok Chanyeol yang terlihat frustasi setengah memelas mendekat dan harus membuat Kyungsoo menutup dekstop videonya dengan gerakan teramat natural.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTIVE - Byun Baekhyun
Fiksi PenggemarCOMPLETE // Mature Content. Byun Baekhyun tidak terlahir sebagai pria yang baik. Dia diktator yang tidak mengijinkan siapapun untuk menolak apa yang ia inginkan. Semudah meniup debu, dia bisa menghancurkan penentang seperti itu. Terutama saat ia men...