Voment ya. ^^
Hanya kesunyian yang menyelimuti keadaan di mobil Baekhyun. Beberapa kali melirik Je A di sampingnya, Baekhyun selalu mendapati wanita itu dalam posisi yang tidak berubah dengan menatap ke luar jendela.
Sejujurnya Baekhyun sengaja tidak menegur. Dia tahu kenapa Je A menjadi seperti itu. Memangnya apalagi kalau tidak karena muak dengannya?
Kemudian Baekhyun pun memilih fokus pada kemudinya. Semua barang yang dibelinya tadi akan segera dikirim ke rumahnya tanpa perlu repot membawanya sendiri. Dan begitu sampai, Baekhyun segera turun tanpa mengucapkan apapun pada Je A yang sontak mengatupkan bibir geram. Dia juga sedang dalam perasaan yang buruk karena kejadian tadi.
Di dalam rumah, Je A sempat menghentikan langkah melihat Baekhyun yang duduk di sofa ruang tengah sembari memejamkan mata. Pria itu nampak frustasi yang menciptakan perasaan semakin muak di hati Je A. Lantas Je A kembali ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya yang kotor karena tumpahan es krim si Baekhyun kecil.
Memikirkannya membuat Je A terdiam di depan lemari. Dia memeluk baju yang baru saja diambilnya dan merogoh sakunya untuk menatap sapu tangan dengan ukiran dua tulisan disana.
"Dari semua nama, kenapa anak selucu itu harus bernama sama dengan pria sebrengsek dia?!" desis Je A geram.
Je A segera mengganti bajunya dengan piama yang dulu sempat Kyungsoo berikan atas nama Baekhyun. Kemudian Je A masuk ke dalam jamar mandi dan mencuci sapu tangan yang diberikan ibu Baekhyun kecil padanya.
Sapu tangan berwarna biru navy itu masih dalam kondisi bagus seperti baru. Tapi terlihat dari bekas lipatannya sepertinya benda itu dalam keadaan lama terlipat tanpa tersentuh. Seusai mengeringkannya dengan hair dryer, Je A melipatnya ulang untuk disimpannya didalam laci.
Tatapan Je A bertemu dengan milik Baekhyun yang menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Menjadi tak acuh, Je A melanjutkan niat memasukkan sapu tangan itu dan menemukan botol pil kontrasepsi disana.
Je A mendudukan diri di kursi meja rias. Mengamati benda itu dan menghitung sisa jumlah pil yang ada disana untuk dia sesuaikan dengan berapa kali pria itu menyentuhnya. Bagaimanapun pertanyaan Baekhyun tadi mengangganggunya karena berhasil menyadarkannya atas siklus bulanannya yang tidak kunjung datang.
Je A melotot saat menyadari jumlah kapsul tidak sesuai dengan perhitungannya, "Tidak. Aku selalu meminumnya. Kenapa lebih?"
Je A menggeser kursinya dan melongok ke kolong meja. Di tempatnya Baekhyun mengernyitkan alis.
"Apa yang kau lakukan?"
Pertanyaan Baekhyun terabaikan, membuat pria itu berdiri menghampiri.
"Han Je A, apa yang kauㅡ" sorot Baekhyun menemukan botol pil yang dikenalnya itu di atas meja, "Ya!"
Je A terduduk di lantai, "Aku selalu meminumnya."
"Apa maksudmu?!" tanya Baekhyun mulai hilang kesabaran, "Telingamu tuli?! Aku bertanya padamu, jawab!"
Napas Je A tersendat, dia menggeleng sembari mengingat dengan benar.
Tidak lagi sabar, Baekhyun menarik lengan Je A berdiri menghadapnya dan menyentak tubuh wanita itu agar fokus menatapnya, "HAN JE A!"
Je A meringis dan mendorong tubuh Baekhyun kasar, "BRENGSEK! SEMUA KARENA MU!"
Kepala Je A tertunduk karena meratapi dirinya sendiri. Kenapa dia tidak bisa berpikir dengan benar?
Tenaganya terserap habis oleh ketakutan hingga membuat tubuhnya nyaris limbung jika Baekhyun tidak menyangganya. Sayangnya sentuhan itu tidak bertahan lama karena Je A segera menyentak kuat lengan Baekhyun seakan pria itu adalah kotoran paling menjijikan yang tidak boleh menempel di kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTIVE - Byun Baekhyun
FanficCOMPLETE // Mature Content. Byun Baekhyun tidak terlahir sebagai pria yang baik. Dia diktator yang tidak mengijinkan siapapun untuk menolak apa yang ia inginkan. Semudah meniup debu, dia bisa menghancurkan penentang seperti itu. Terutama saat ia men...