Addictive 19

6.4K 912 661
                                    

Voment ya^^

Sebenarnya Chanyeol dan Je A setengah hati menuruti keinginan Baekhyun yang memaksa ingin kembali ke Korea dengan keadaannya yang masih terlihat tidak sehat. Atas nama kemanusiaan, keduanya hanya memikirkan kondisi Baekhyun yang tidak seharusnya memaksakan kondisi tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya. Tapi memang pada dasarnya yang mereka lawan adalah juara diktator paling menyebalkan, jadi mereka hanya bisa menurut dan berdoa agar Baekhyun tidak pingsan saat dalam penerbangan.

Selama di pesawat, Baekhyun hanya tidur. Dua hari sejak insiden pelemparan batu dan mendapat perawatan darurat, Baekhyun memang sempat demam karena efek pening akibat hantaman benda di kepalanya itu. Jadi Je A dan Chanyeol memutuskan untuk membiarkan Baekhyun beristirahat karena mereka yakin, tiba di Korea nanti pun pria gila kerja itu akan langsung melanjutkan pekerjaannya.

Mereka tiba di Incheon pukul satu siang. Alih-alih pulang, mereka justru menuju perusahaan. Baekhyun memang mengutus sekertaris Kim dan Kyungsoo untuk menyiapkan bahan presentasi karena jadwal rapat dengan beberapa direktur yang menawarkan kerja sama tidak jadi di batalkan karena kejadian yang menimpanya di Macau.

Sampai di perusahaan, masih ada waktu setengah jam sampai rapat di mulai. Jadi sementara Chanyeol mengurusi persiapan rapat dengan pekerjanya yang lain, Baekhyun memilih bersiap sendiri di ruang kerjanya bersama Je A.

"Heish!" Je A menghembuskan napas frustasi menatap materi presentasi di iPad Baekhyun, "Otakku lelah."

Baekhyun mendongak menatap Je A dari kursinya. Interaksi mereka memang sedang buruk sejak insiden penolakan waktu lalu, tapi itu juga tidak bisa dikatakan tanpa interaksi sama sekali. Tapi sekarang Baekhyun diam bukan karena enggan menegur, dia hanya menikmati bagaimana raut Je A yang hampir jarang atau tidak pernah wanita itu tunjukan padanya jika dalam keadaan sadar.

Caranya merajuk terlihat manusiawi dan itu yang membuat sudut di salah satu bagian hatinya terasa tersundut nyeri. Ya, dia yang membuat Je A bersikap seperti robot yang kapan saja bisa dia kendalikan.

"Sungguhㅡpahami di kepalamu A~ya!" desis Je A lagi.

"Tidak ada yang menyuruhmu ikut rapat." ucap Baekhyun tanpa intonasi. Tatapan bingung Je A menguncinya, membuat bibirnya terkatup sesaat sebelum kembali terbuka untuk lanjut bersuara, "Istirahatlah di ruang itu, aku akan membangunkanmu jika rapat selesai."

"Kenapa?" tanya Je A penasaran, "Lalu kenapa kau memberiku ini jika aku tidak ikut?"

"Untuk belajar. Kau cepat tanggap untuk mempelajari hal baru. Itu berguna untukmu sebagai materi latihan presentasi saat kau menjalankan perusahaanmu sendiri." Baekhyun menghela napas menjeda, "Sebenarnya lebih bagus jika kau melihatku atau yang lainnya langsung, tapi lain kali saja. Pergilah ke kamar ituㅡkau pasti lelah."

Tanpa menunggu jawaban, Baekhyun kembali berkutat dengan materinya sendiri. Dia tidak punya banyak waktu untuk bersiap dengan kepalanya yang masih agak berdenyut. Tanpa tahu, ditempatnya Je A masih sibuk menatapi dirinya dengan raut tak terbaca.

"Kenapa kau bekerja sekeras ini?" Tanya Je A tiba-tiba yang membuat senyum Baekhyun terukir meski tanpa mendongak, "Bahkan jika kau hanya tidur di rumah, uang akan mengalir ke rekeningmu dengan sendirinya kan? Gedungmu saja sampai di Macau."

"Kenapa aku harus mengatakan alasanku padamu? Jugaㅡ"Baekhyun mengedikan kepala dan membuat sebelah alis Je A menukik, "Kau kemarin menolakku, tapi kau bersikap seolah ingin tahu tentangku. Apa kau berniat menarik-ulur?"

"Jangan mengada-adaㅡ" ucapan Je A terhenti saat Baekhyun berdiri dan menghampirinya. "Apㅡapa?"

Baekhyun tidak perduli pada gerik waspada yang Je A tunjukan padanya. Dia hanya merasa ingin mendekat. Sejak dengan spontan dia mengaku jatuh pada wanita itu, jantungnya semakin bekerja lebih ekstra dari sebelumnya ketika melihat Je A membalas tatapannya.

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang