Voment yaw.
Baekhyun mengajak Je A ke sebuah restoran eropa dengan memesan satu ruang private seperti biasanya. Selama dalam perjalanan, Baekhyun hanya mendapati Je A sibuk menatapi jendela. Bukan Baekhyun tak mau membuka suara, tapi dia tahu bahwa Je A memang terlihat sengaja meminimalisir interaksi dengannya bahkan meski mereka sudah duduk saling berhadapan dengan beberapa suguhan makanan di meja restoran.
Sadar terus dipandangi, Je A menghentikan kunyahannya dengan pipi menggembung. Lagi-lagi wajahnya memanas. Dia hanya merasa bahwa Baekhyun sedang mengejeknya dengan mengulum senyum seperti yang terlihat sekarang yang padahal, dia benar-benar ingin hilang ingatan atau bahkan hilang dari beradaban akibat raut pria Byun itu. Sayangnya, hanya melihat sosok di hadapannya saja, Je A dibuat mengingat segalanya dengan sangat jelas tanpa tertinggal satu adegan pun.
"Berhenti memandangku begitu."
"Tidak ada yang bisa melarangku melakukan apa yang aku suka."
Je A mendecih memahami satu kata terakhir dari Baekhyun barusan.
"Makan."
"Bagaimana aku bisa makan jika kau menatapku terus?!"
Kepala Baekhyun mengedik terlihat pura-pura bingung, "Korelasinya apa antara aku memandangimu dan kau tidak bisa makan karena itu?"
"Aku gugup tahu!" seru Je A nyaring dan melotot terkejut menyadari jawabannya sendiri. Lantas buru-buru dia mengangkat dagu saat melihat Baekhyun mengedikan kepala padanya, "Maksudku kau membuatku takut. Atau kau sudah memasukkan sesuatu dalam makanan ini?!"
"Untuk?" tanya Baekhyun masih berekspresi santai.
Je A bersungut, "Yaㅡya, barangkali kau ke Macau untuk menyusun rencana membunuhku karena sakit hati dengan perkataanku waktu itu."
Masuk akal. Tapi Baekhyun hanya tersenyum miring merasa lucu.
"Aku sudah melakukannya dari dulu jika alasannya hanya karena semua penghakimanmu yang nyaris selalu benar itu. Sayangnya, semua tidak cukup hingga membuatku mengambil pilihan untuk melepaskanmu dan membuatmu hidup tenang karena melakukan itu padaku." jawab Baekhyun membuat Je A tertohok dan merasa tersindir telak, "Aku ke Macau untuk berpikir, jugaㅡaku tidak mau menyakitimu seperti waktu lalu bila lepas kendali lagi."
"Kau membuatku terkejut berkali-kali hari ini." gumam Je A memilih menghindari tatapan Baekhyun. Ternyata alasan Baekhyun ke Macau benar seperti yang Chanyeol katakan.
Tidak ada suara lagi dari Baekhyun. Pria itu menyesap winenya setelah melihat Je A kembali mengunyah makanan di mulutnya dengan sebal. Sepertinya Je A benar-benar kelaparan. Lantas Baekhyun meletakkan dagingnya yang belum tersentuh di atas piring wanita itu.
"Kenapa?"
"Kapan terakhir kau makan?"
Rasanya seperti baru saja di dorong ke jurang jugaㅡsepertinya Baekhyun sengaja mempermalukannya bertubi-tubi. Dia pasti terlihat seperti gelandangan yang tidak mengunyah makanan sebulan penuh. Dan sialnya, ini adalah yang kesekian kali pria itu mempertanyakan hal serupa.
"Jawab."
"Semalam." cicit Je A ragu, selera makannya mendadak hilang.
Tahu bahwa Je A salah sangka, Baekhyun mengulurkan tangan dan menyentil jidat wanita itu sampai si empunya mengaduh setelah memundurkan kepalanya.
"Apa yang kau pikirkan?! Cepat makan." Baekhyun dengan tatapan dinginnya menyorot piring wanita itu sebagai isyarat, "Habiskan."
"Kauㅡtidak napsu makan karena melihatku ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTIVE - Byun Baekhyun
FanficCOMPLETE // Mature Content. Byun Baekhyun tidak terlahir sebagai pria yang baik. Dia diktator yang tidak mengijinkan siapapun untuk menolak apa yang ia inginkan. Semudah meniup debu, dia bisa menghancurkan penentang seperti itu. Terutama saat ia men...