Voment ya^^
Tepat pukul tiga ketika Baekhyun melihat jam diatas nakas saat tanpa sengaja terjaga dari tidurnya. Ia mencengkram lehernya yang terasa pegal, lantas menolehkan kepala pada sosok wanita yang tengah terlelap disampingnya. Hanya punggung polosnya yang bisa Baekhyun lihat, tapi cukup dengan itu entah kenapa hatinya mendadak terasa tanpa beban.
Tak dipungkiri, Baekhyun masih memikirkan bagaimana mungkin Je A mau datang padanya disaat kurang dari dua puluh empat jam sebelumnya, wanita itu dengan lantang menolak tawarannya. Bahkan sisa memar dipipi kiri Baekhyun akibat tamparan wanita itu masih terasa tebal pada kulitnya.
Baekhyun mengulurkan jari telunjuknya dan menyentuhkannya pada bahu wanita itu, bergerak lembut seolah melukiskan sesuatu yang paten. Kecupan lembut ia daratkan sebagai bentuk kekaguman pada kulit bersih dan terawat dihadapannya.
Aneh.
Baekhyun tidak pernah merasakan hal seperti ini pada wanita-wanita sebelumnya. Tidak sebelum menemukan sorot tajam dan dingin milik Je A yang terlihat sangat membencinya. Hanya rasa ingin memiliki yang bisa Baekhyun simpulkan atas sikapnya pada wanita Han itu sekalipun ia tahu bahwa Je A bahkan lebih memilih mati daripada menjadi miliknya.
Yeah, seingat Baekhyun, itulah yang Je A katakan padanya.
Brak!
"Shit!" Baekhyun mengumpat saat melihat Chanyeol melongo didepan pintu kamarnya. Ia segera mendudukan diri dan menutup bahu polos Je A dengan selimut yang sebelumnya tidak berfungsi dengan benar.
"Aww~ mangsa baru, darling?"
"Keluar!" desis Baekhyun dingin.
Chanyeol mengangkat tangannya didepan dada. Menunjukan gestur bahwa Baekhyun tidak perlu emosi seperti barusan. Lantas ia segera mendorong pintunya agar kembali tertutup dan menuju mini bar yang ada didekat dapur rumah Baekhyun.
Tak berapa lama, Baekhyun menghampirinya hanya dengan celana selutut tanpa atasan. Rambutnya berantakan dengan mata sembab khas kurang tidur. Praktis membuat Chanyepl terkekeh ditempat duduknya.
Sementara itu, Baekhyun hanya diam. Berjalan dan menuangkan wine tanpa menatap Chanyeol yang sudah jelas tengah mengejeknya.
"Jadi, kau berhasil merayunya dengan apa darling?"
Baekhyun meletakkan gelas kosongnya dengan kasar diatas meja.
"Berhenti menjadi pria menjijikan, Yeol."
Chanyeol tertawa, lalu kembali tediam dengan cepat.
"Aku serius kali ini. Bagaimana dia bisa terjerat dan luluh sampai terkulai lemas diatas ranjangmu hmm?"
Bahu Baekhyun mengedik, ia kembali menuang wine pada gelasnya dan menegaknya hingga tandas.
"Dia datang dan menyerahkan diri. Ya sudah." jawab Baekhyun seadanya.
Chanyeol berdecak dan menunjukan wajah tak percaya. "Kau pikir aku tolol?"
"Memangnya tidak?"
"Brengsek! Baek, kau serius tertarik dengannya?" Chanyeol menatap penasaran. "Dan untuk Han Daeho, kau juga serius akan membebaskannya begitu saja?"
Baekhyun tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap gelasnya menerawang. Apa yang Chanyeol tanyakan membuatnya benar-benar berpikir.
"Hei, dia hampir membunuhmu. Dan kau mau membebaskannya begitu saja hanya karena tombakmu dipuaskan?" Chanyeol menggelengkan kepala. "Dasar otak selangkangan."
"Botol ini bisa mendarat dibibirmu jika kau tidak diam." sergah Baekhyun tenang. Tapi tatapannya penuh ancaman.
"Aku takut sekali." jawab Chanyeol mendramatisir. "Lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTIVE - Byun Baekhyun
FanfictionCOMPLETE // Mature Content. Byun Baekhyun tidak terlahir sebagai pria yang baik. Dia diktator yang tidak mengijinkan siapapun untuk menolak apa yang ia inginkan. Semudah meniup debu, dia bisa menghancurkan penentang seperti itu. Terutama saat ia men...