Addictive 37

4K 588 501
                                    

Voment ya^^

Layar 21 inch itu tengah menyita fokus Baek Sejong sejak lima belas menit lalu. Semua adegan yang kemarin di lihatnya terus terputar dalam ingatan kala dia menghampiri satu pasien spesial yang harus mendapat perawatannya.

"Byun Baekhyun." Lafalnya mengeja hasil laporan rontgen di atas meja. Tatapannya menerawang jauh mengingat sesuatu lainnya, "Apa ini alasanmu meminta kembali ke Busan?"

Kejadian akhir-akhir ini membuat Sejong harus menggunakan otaknya lebih keras. Dan itu sejak dia menerima satu pasien yang sejak awal melihat namanya sudah membuatnya penasaran. Nama Byun Baekhyun tidak asing baginya dan itu sudah sejak lama. Hingga saat melihat rupanya langsung, Sejong semakin yakin bahwa sebuah kebenaran bahwa ada saatnya yang namanya rahasia tidak selalu menjadi rahasia selamanya.

Tatapannya menyonsong jauh mengingat wajah Baekhyun dalam pikirannya. Pria itu hidup dengan baik. Tapi kebimbangan meyakinkannya bahwa menyimpan suatu kesalahan adalah tindakan yang tidak benar bahkan meskipun itu demi kebaikan.

"Ayah?"

Sejong menegakkan tubuhnya saat pintu ruang kerjanya dibuka oleh seorang anak kecil yang sibuk mengusak matanya dengan wajah kantuk.

"Hyunee terbangun?" Sejong membawa anak itu kedalam pangkuannya. "Mimpi buruk?"

"Eung." Anak kecil itu menguap, lalu menyandar pada dada Sejong, "Ada naga besar. Dia akan memakanku. Tapi noona datang dan menyelamatkanku."

"Noona??" Tanya Sejong mengulang, "Maksud Hyunee noona cantik?"

"Eung." Baekhyunee mengangguk dengan bibir terlipat, "Ayah, apa aku akan bertemu noona lagi?"

Sejenak, Sejong hanya menatap wajah polos anak dalam pangkuannya itu. Diselaminya rautnya baik-baik. Benar, darah yang mengalir dalam tubuh Baek Hyun Yi tidak bisa menipu nama keluarganya. Gen kuat yang anak itu miliki terlalu nyata untuk diabaikan begitu saja.

"Hyunee~ya, boleh ayah bertanya sesuatu?" Tanya Sejong yang diangguki Baekhyunee dengan cepat, "Bibi Hong pernah berkata bahwa Hyunee pernah diantar paman tampan? Benar??"

Baekhyunee terdiam lalu mengangguk sekali lagi.

"Paman itu meniru namaku." Baekhyunee mengerucutkan bibir, "Tapi aku memaafkannya karena sudah mengantarku dan bibi pulang agar tidak kehujanan."

Sejong tersenyum samar, lalu mengusap puncak kepala Baekhyunee karena gemas dengan kepolosan anak itu. Pengasuh sudah menceritakan semua padanya sebelumnya, dan atas permintaannya lah pengasuh itu untuk meminta Hyunee untuk tidak berbicara apapun pada ibunya.

"Hyunee cerita pada ibu??" Tanya Sejong yang dibalas Baekhyunee tatapan bingung lalu melotot tiba-tiba dengan tangan yang menutup mulutnya sendiri.

"Benar. Bibi bilang jangan bercerita pada siapapun karena nanti bibi dimarahi." Ekspresi Baekhyunee berubah sedih, "Aku tidak sakit setelah kehujanan, jangan marahi bibi, ayah."

Sejong terkekeh, "Call. Sekarang, ayo ke kamarmu dan kembali tidur dengan ibu."

"Tidak bisakah aku tidur bersama ayah saja? Aku kesal pada ibu, tadi tidak membacakan dongeng untukku."

Percakapan keduanya terintrupsi oleh kehadiran seseorang yang baru saja memasuki ke ruangan dengan ekspresi kantuk yang serupa. Ada hela napas lega yang terdengar saat melihat sosok yang dicarinya berhasil di temukannya disana.

"Hyunee~ya, kau menganggu ayah?"

"Tidak apa-apa." Kata Sejong terkekeh, dia mengusap kepala Baekhyunee dan menurunkannya dari pangkuan, "Em, besok malam, Hyunee akan tidur bersama ayah. Bagaimana? Ayah masih punya sesuatu untuk dikerjakan, nak."

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang