Addictive 42

3.3K 561 222
                                    

Yok, yang udah vote boleh absen lagi ^^

Setelah Chanyeol menceritakan segalanya, tidak ada alasan bagi Je A untuk tidak menampar pria brengsek itu. Dia tahu Chanyeol itu tidak kalah brengsek dari Baekhyun tapi dia sangat menyangka bahwa Chanyeol setega itu mempermainkan hidupnya semudah bernapas. Tapi, seberapa banyak dia menampar Chanyeol sampai babak belur pun tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Sampai kemudian, Chanyeol dan Ryu Bi sepakat untuk menuruti keinginan Je A agar tetap diam.

Je A sedang sangat membutuhkan ketenangan. Dia ingin hidup dengan benar meskipun kenyataannya dia tahu bahwa hidupnya tidak akan lagi terasa benar setelah melalui banyaknya rintangan seperti sekarang. Maka dari itu, pagi ini Je A memutuskan untuk pergi mencari udara segar tanpa Baekhyun. Sayangnya sepertinya niatnya tidak berjalan lancar ketika rungunya mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah dapur saat dirinya hendak meletakkan mangkuk terakhir bibimbap untuk sarapan Baekhyun.

"Mau kemana?" Tanya Baekhyun melihat penampilan Je A.

Je A tersenyum paksa, "Aku akan keluar sebentar. Sudah ku siapkan sarapan."

Alis Baekhyun mengernyit tanda protes, "Di luar dingin."

"Aku sudah siap sapu tangan." Kata Je A sembari mengeluarkan sepasang sapu tangan dari saku mantelnya, "Aku juga sudah pakai syal. Aku tidak akan lamaㅡhanya berjalan-jalan di taman kota. Mataharinya cukup cerah, sayang kalau tidak dinikmati."

Ada jeda beberapa saat untuk Baekhyun bisa menyelami raut kuyu yang terpampang pada wajah Je A di hadapannya. Jika dia adalah Baekhyun yang dulu, mungkin dia tidak akan lama untuk menggeret Je A agar menurut padanya. Tapi dia sedang berusaha untuk tidak melakukan hal yang serupa. Meski sisi brengsek itu masih terasa kuat melekat dalam dirinya, Baekhyun sungguhan ingin mengalahkan itu. Sisi iblis yang selalu Je A lihat darinya.

"Tunggu disini. Kita pergi bersama."

"Tapiㅡ" belum Je A menyelesaikan ucapannya, Baekhyun sudah pergi meninggalkannya, "Aku ingin sendiri." Lanjutnya bercicit lirih.

Tak beberapa lama kemudian, Baekhyun sudah siap dengan pakaian santainya. Tidak lupa memakai mantel, keduanya pun segera meninggalkan rumah untuk berjalan-jalan menuju taman kota yang letaknya agak sedikit jauh mengingat tujuan Je A kesana adalah memang untuk menenangkan diri yang sayangnya harus gagal karena keberadaan Baekhyun di sampingnya.

"Kenapa tidak di taman distrik saja?"

Je A menoleh pada Baekhyun sembari meyipitkan mata karena wajah pria itu yang berkilau karena di terpa sinar matahari.

"Sebenarnya aku memilih tempat yang jauh dari rumah karena ingin berjalan-jalan sendiri. Tapi ternyata kau ingin ikut." Jawabnya jujur.

Baekhyun mendengus sinis, "Kau tidak suka aku ikut?"

Senyum geli Je A terukir begitu saja, "Entahlah."

"Ya!" Seru Baekhyun yang justru diabaikan Je A yang melangkah lebar mencoba meninggalkannya.

Keduanya kembali berjalan sejajar sembari menikmati udara dingin Seoul. Aroma tanahnya hampir serupa seperti saat setelah hujan dan agaknya itu sedikit membuat hati Je A tenang. Dan ternyata saat di taman, yang semula wajah Baekhyun terlihat tidak ramah mengalami perubahan seolah dia ikut menikmati suasana disana.

Je A yang merasa tenaganya terkuras karena berjalan cukup jauh memilih bangku di sebelah taman bunga sebagai tempatnya beristirahat melenturkan otot kaki. Setelah hamil, dia memang lebih cepat lelah. Berjalan dari lobby sampai ke ruangan Baekhyun di lantai tujuh saja sudah berulang kali bernapas berat padahal ada lift yang ditumpanginya.

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang