Addictive 14

5.7K 910 871
                                    

Voment ya.

Hari tanpa jadwal kelas membuat Je A kesepian. Rumah Baekhyun terlalu luas untuk dia tinggali sendirian. Sejak dia diminta tinggal di rumah mewah itu, hanya beberapa kali dia melihat pelayan yang ditugaskan untuk membersihakan rumah padahal Je A juga sudah melakukannya saat bosan. Baekhyun sendiri belum pulang walaupun jam sudah mengarah di angka tujuh malam. Sedari pagi Je A hanya menyibukan dirinya dengan menonton televisi karena mencoba tidur pun dia tidak bisa.

Pikirannya terlalu penuh. Saking penuhnya, dia kebingungan harus memikirkan yang mana lebih dulu. Sungguh, Je A ingin bekerja seperti dulu. Tapi dia tidak tahu bagaimana mengatakannya pada Baekhyun. Pria itu selalu mencurigainya berniat kabur. Itu terdengar lucu, memangnya dia mau kabur kemana? Uang tidak punya, harga diri lenyap, pun seharusnya Baekhyun tidak perlu sekhawatir itu. Pergi ke neraka pun Baekhyun bisa menemukannya, bukannya pria itu penjaganya?

Je A memukul kepalanya guna meleburkan monolog hatinya. Dia terdiam sesaat merasa mendengar deru mesin mobil. Kepalanya menoleh pada arah penghubung ruang tengah dan pintu utama dan tak lama dari itu, sosok Baekhyun muncul dari sana.

"Apa yang kau lihat?"

Je A mengerjap lalu melenturkan lehernya saat Baekhyun mendekat dan duduk di sampingnya. Pria itu mendesah panjang seakan dengan begitu, pegal di tubuhnya bisa berhembus bersama karbondioksidanya barusan. Penampilan Baekhyun bisa dibilang agak berantakan tapi meskipun begitu, visualisasinya tidak terlihat rusak sedikitpun. Orang kaya tetaplah orang kaya, sebiasa atau seberantakan apapun, penampilannya tidak akan mempengaruhi auranya.

"Kau terlihat menginginkanku jika menatapku begitu."

"Eh?" Je A menoleh kesegala arah karena terkejut melihat kelopak mata Baekhyun yang terbuka meliriknya barusan, "Tidak."

Baekhyun menegakkan tubuh tak acuh. Lalu menatap meja yang dipenuhi beberapa buku dan lembar kertas yang sepertinya milik wanita Han itu. Kemudian Baekhyun meraih satu tugas itu dan membacanya.

"Tugasmu semua?"

"Hmm." Je A mengangguk, "Aku harus mengumpulkannya untuk mengisi nilaiku yang kosong karena sering tidak datang. Ah, Baekhyun~ssi."

Je A menggigit bibir bawahnya ragu saat Baekhyun menatap menunggu jawaban.

"Kau perlu laptop?" Tanya Baekhyun yang mengundang tatapan Je A padanya, "Pakai saja yang di ruang kerja. Besok aku akan meminta pekerjaku memesannya untukmu."

"Oh, bukanㅡ" Je A menggaruk sisi kepalanya, "Itu juga sih, tapi ada satu hal lagi." akhirnya kembali menggigit bibir.

Baekhyun mengarahkan sorotnya pada bibir dan mata wanita itu bergantian. Dadanya berdesir, tidak menyangka bahwa lagi-lagi nalurinya muncul dengan cepat hanya karena melihat Je A menggigit bibirnya seperti itu. Dia tidak lupa bahwa sudah hampir dua minggu tidak menyentuh wanita itu.

Tangan Baekhyun terulur dan mengusap sudut bibir Je A dengan ibu jarinya secara lembut sampai wanita itu menegang.

"Berhenti menggigit bibir di depanku jika kau tidak mau berakhir di ranjangku." Baekhyun menggulirkan matanya untuk menyorot milik Je A, "Kemari."

Je A hanya diam mencerna perintah Baekhyun. Pria itu sudah menyandarkan punggungnya di sofa seperti posisinya sebelumnya. Kedua kakinya agak merenggang seolah menyediakan ruang untuknya agar duduk disana.

Hela napas Je A terdengar berat tapi kemudian menurut untuk duduk di pangkuan Baekhyun. Campuran aroma musk dan keringat yang menguar dari tubuh Baekhyun tidak membantu jantung Je A agar berdetak kembali normal. Keintiman posisi mereka sedikit memprovokasinya berpikiran yang tidak-tidak. Lagi, ketakutan itu datang tapi dia hanya bisa diam menerima.

ADDICTIVE - Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang