Beautiful Hill and Him

1.9K 74 11
                                    

Keheningan yang menyelimuti kami membuatku mengantuk. Mungkin aku akan mengikuti saran Jose untuk tidur, namun ada terselip perasaan tidak enak karena harus membiarkannya menyetir sendirian di tengah malam seperti ini.

***

"Thea,, Thea,," samar-samar aku mendengar seseorang memanggil namaku. Aku membuka mataku, pandangan yang kutemui pertama kali adalah wajah Jose yang terasa sangat dekat. Aku mengerjap beberapa kali menyesuaikan mataku dengan cahaya yang ada. "Kita sudah sampai." bisiknya lagi. Aku tersadar bahwa aku sedang pergi entah kemana dengan Jose. Jose mengajak ku untuk keluar dari mobil, yang aku tahu saat ini aku tengah berada di atas bukit yang menampilkan pemandangan bangunan-bangunan kecil dibawahnya. Seperti sebuah perumahan dibawah bukit tempatku berdiri, namun bangunan tersebut jadi telihat kecil.

"Ini tempat favoriteku, biasanya aku kesini diakhir pekan. Melepaskan penat sejenak dari peliknya hidup selama seminggu full memaksakan diri melakukan yang terbaik." penjelasan yang terlontar dari bibir Jose membuatku menoleh. Aku pikir selama ini pria bernama Jose hanya pria kaku, ternyata dia memiliki sisi lembut dalam dirinya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku, sambil mengalihkan pandanganku dari wajahnya dan menatap langit-langit. Langit sangat indah dengan banyaknya tebaran bintang-bintang memenuhi alam semesta. Aku selalu penasaran benarkah bintang jatuh itu ada, dan mungkinkah kita bisa meminta apa yang sangat kita inginkan?

"Hanya berdiam diri. Menatap langit seperti yang kau lakukan. Bersyukur pada semesta." jawabannya lagi-lagi membuatku menoleh. Orang disebelahku tidak bisa ditebak. Aku pikir pria dewasa berjas hanya tahu bermain perempuan di club malam ketika akhir pekan. Ternyata masih ada pria seperti ini. "Kau menyukainya?" tanyanya. Aku menganggukkan kepalaku tanda menyetujui bahwa aku menyukai tempat ini. "Sangat mempesona." jawabku. Setelah beberapa menit berada diluar aku merasa sangat kedinginan dan tubuhku mulai bergetar. Angin malam disini sangat dingin. Aku bisa menyimpulkan mungkin kita ada di Puncak, Bogor.

Melihat gelagatku yang kedinginan, Jose beranjak dari tempatnya kembali ke mobil, entah apa yang ia lakukan. Aku menunggunya masih sambil menatap langit. Mungkin ini bisa jadi hobi baruku ketika butuh ketenangan. Tak berapa lama Jose kembali sudah dengan jaket tebal di lengannya. Ia memakaikan jaket tersebut dipundakku, akupun merespon dengan baik karena aku juga butuh jaket ini, atau aku akan masuk angin.

"Jangan sungkan mengatakan hal yang membuatmu tidak nyaman Thea." ujarnya setelah memakaikanku jaket tebal. "Terima kasih." ujarku tulus.

"Kau tau Thea, kau membuatku sangat tertarik denganmu." ujar Jose tiba-tiba membuatku menatapnya, tatapan bertanya kali ini. "Kau seakan berbeda. Aku bukan pria baik harus ku akui, aku sudah bertemu banyak sekali wanita tapi kau berbeda." ucapannya bagai orang yang sedang melantur, Jose mengucapkan hal tersebut sambil terus menatapku dalam. Aku bahkan tidak mengerti mengapa dia mengatakan hal tersebut.

"Apa yang membuatmu tertarik terhadapku? Bahkan kau sama sekali tidak mengenalku, Jo." aku mengatakan yang sebenarnya. Jose tidak mengenalku, mungkin belum. Dia tidak tahu masa laluku. Mungkin ketika ia tahu, ia akan merasa aku wanita rendah. "Mungkin kau akan lari ketika tahu masa laluku." tambahku, lebih kepada bisikkan kepada diri sendiri.

"Aku tida perduli dengan masa lalumu." ia mendengar suaraku mengenai itu. Kalimatnya membuatku sedikit tersipu. "Aku sangat ingin memilikimu." ujarnya lagi. Aku semakin bingung dengan pembicaraan ini. Aku tidak menanggapinya dan malah memalingkan mukaku. Josepun sudah tidak menatapku, dia hanya menatap lurus ke depan. Aku bukan ingin mengacuhkannya, hanya saja aku tidak tahu ingin menjawab apa perkataannya.

Aku kembali sibuk dengan pikiranku sendiri. Aku merasa cukup nyaman dengan pria ini, tapi apakah waktu seminggu mengenal seseorang sudah cukup bisa membuatku nyaman. Aku menepis rasa bahwa aku bisa menyukai pria ini, tapi tidak bisa kupungkiri pesonanya sunggu menarikku sangat dalam. Aku merasa sudah sangat lama tidak merasakan hal ini.

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang