"Aku akan pergi, Matt. Titip Thea sampai aku kembali." Dengan mengatakan hal tersebut, aku meninggalkan ruang kerja Matt dengan diiringi tatapan bertanya dari pemilik ruangan.
***
Aku sudah benar-benar kehilangan Jose. Ia bahkan tidak merespon sedikitpun panggilan telepon atau pesan yang aku kirimkan. Sudah enam sejak ia memulangkanku ke apartemen, dan sudah selama itu pula aku tidak pernah melihatnya. Hatiku remuk redam, kabar yang aku dapat terakhir kali dari Grace adalah Jose sudah tidak di Indonesia. Bahkan untuk menghindariku ia meninggalkan negaranya. Apakah aku setidak pantas itu untuknya? Apakah ia sangat terganggu dengan kehadiranku?
Hari ini aku akan fitting gown untuk pernikahan Grace nanti. Dua bulan lagi Grace akan resmi menjadi istri Matt. Aku sangat bahagia untuknya. Kakak-kakakku sudah menemukan kebahagiaan mereka. Tata sudah mengandung anak pertamanya, program haminya berjalan dengan lancar. Grace akan menikah dengan pria yang sangat dicintai dan mencintai dirinya. Satu-satunya yang masih mencari sebuah kebahagiaan adalah aku.
Ketika menemukan Jose akan berpikir bahwa aku sudah menemukan orang yang tepat. Dengan segala otoriter dan dominasinya, aku mulai jatuh cinta. Namun untuk kesekian kali, alam tidak berpihak untuk kebahagianku. Bahkan aku harus kembali mengalami sakit hati yang teramat dalam. Namun, aku sudah belajar menerimanya. Aku harus bahagia dengan caraku meski sekali lagi harus jatuh dalam kubangan rasa sedih yang sangat dalam.
"Kau harus menggendutkan dirimu sedikit, sayang." ujar May membuyarkan lamunanku. Aku sedang berada dibutik May untuk mengukur gown yang akan aku gunakan sebagai braid maid Grace nanti. Aku melihat pantulan diriku dicermin, gown ini sangat bagus, hanya saja memang masih terlihat kebesaran ditubuhku, sehingga kurang bisa memperlihatkan bentuk tubuhku.
"Bisakah kau mengecilkannya, agar pas ditubuhku, May?" tanyaku padanya karena aku tidak yakin bisa menggemukkan badanku. Aku snagat sadar jika pola makanku sangat berantakan, aku mampu tidak memakan apapun seharian penuh namun aku tidak bisa meninggalkan bercangkir-cangkir kopi, maagku sudah sangat parah sepertinya tapi seringkali aku mengabaikannya. Bodoh? Ya memang aku wanita bodoh yang bahkan tidak diinginkan oleh pria yang aku cintai.
"Tentu, dear. Hanya saja kau tetap perlu menggemukkannya sedikit." jawabnya yang hanya aku balas dengan senyum dan anggukan kepala. Enam bulan ini bukan waktu yang sebentar untuk menata hatiku setelah ditinggalkan begitu saja oleh Jose. Aku melepas gown yang sudah diukur oleh May dan mengenakan pakaianku kembali. Aku akan makan siang dengan Grace dan Tata.
"Thank you, May. Aku harus segera pergi. Tata dan Grace sudah menungguku untuk makan siang." ujarku sambil memberikan pelukkan singkat sebelum aku melangkahkan kakiku ke pintu keluar.
***
"Kau tidak memesan makan, Thea?" itulah pertanyaan yang keluar dari mulut Grace ketika aku menyebutkan pesananku pada pelayan.
"Tidak lapar." jawabku apa adanya.
"Kita sedang makan siang, bukan sedang coffe break." balas Tata menanggapi jawabanku. "Ini sudah enam bulan Thea sejak kau putus dari Jose. Kembalilah pikirkan dirimu." ujar Tata mulai dengan ceramahnya. Ia tidak pernah bosan menceramahiku.
"Tata benar, Thea. Kau harus memikirkan dirimu sendiri." kali ini Grace yang membuka suaranya.
"Aku tahu." balasku sambil menghembuskan nafas perlahan.
"Bagaimana fittingmu tadi?" tanya Grace mengalihkan topik membuatku sedikit lega. Aku memberikan senyum terbaikku.
"Kau memang pintar dalam memilih baju Grace. I like it so much." jawabku.
"Baguslah jika kau menyukainya. Aku senang kau tidak cerewet seperti kakakmu." aku sangat tahu Grace sedang menggoda Tata.
Pelayan datang dengan pesanan kami masing-masing. Aku hanya memesan secangkir americano dan mineral water. Jose benar-benar menghilang dan aku harus sadar bahwa semua memang sudah berakhir. Aku sudah mendapatkan banyak cinta sekarang. Dari papa dan kakak-kakak dan sahabatku. bahkan aku sudah bisa membuka diri untuk bertemu dengan pria selain Matt dan Al.
Jose memiliki andil besar dalam perubahanku, enam bulan ini meski sakit karena jatuh cinta aku tetap menuruti permintaannya untuk mulai membuka diri berhubungan dengan orang lain. Jose berhasil membuatku memaafkan papa, memaafkan masa laluku. Banyak hal yang dia ajarkan kepadaku untuk bisa memaafkan dengan hati yang besar. Di balik sikapnya yang sangat dominan dan terkesan sadis, Jose memiliki hati yang penuh dengan cinta untuk bisa memaafkan orang lain, namun sayang ternyata cinta yang ia miliki bukan untukku.
"Grace." panggilku memecahkan keheningan karena masing-masing fokus dengan makanannya masing-masing. Grace mengangkat wajahnya dan menatapku dengan ekspresi bertanya. "Kau sama sekali tidak tahu kemana Jose pergi?" tanyaku yang otomatis langsung di serang oleh Tata.
"Baru saja mengatakan ingin memikirkan diri sendiri, tapi ternyata tetap memikirkan pria itu. Sehabat apa ia di ranjang Thea?" pertanyaan Tata membuatku sedikit kesal namun mampu membuatku sedikit tertawa. Jika kau tau sehebat apa dia di ranjang, kau akan merebutnya dariku, ujarku dalam hati.
"Maaf, Thea. Mattpun tidak tahu kemana dia, apalagi aku." jawaban Grace tidak membuatku terkejut. Aku sudah tahu jawaban yang akan aku dapatkan. Aku membuang nafas kasar. "Jika Jose menghubungi Matt, kumohon sampaikan salamku jika aku merindukannya." bukan hanya Grace dan Tata yang terkejut dengan kalimat yang ku lontarkan, akupun terkejut dengan spontanitas mulutku ini.
"Sebesar apa kau mencintainya, Thea?" tanya Grace kali ini dengan suara yang lembut. Aku menggelengkan kepala.
"Aku tidak tahu, hanya saja ini jatuh cintaku yang tanpa paksaan." jawabku apa adanya. Ternyata waktu yang lama belum tentu mampu membuat seseorang move on.
"Kau tahu, mungkin saja ia sudah memiliki wanita lain di luar sana." lagi, kata-kata Tata mengusik hatiku. Aku sangat tahu akan hal itu dan aku tidak perlu diingatkan.
"Aku tahu, aku tidak peduli, yang aku tahu aku mencintainya." gumamku pelan. "Baiklah lupakan masalahku." tambahku sambil menyeruput kopiku perlahan.
Jika ada hal paling bodoh yang pernah aku lakukan menurutku ini adalah hal paling bodoh, menunggu seseorang yang lebih lama meninggalkanmu dibanding bersamamu. Berharap ia memiliki perasaan yang sama. Semua orang mungkin mulai muak dengan kelakukanku karena terus berusaha mencari seorang Jose Marillo. Bahkan saking muaknya Tata pernah mendaftarkanku untuk mengikuti kencan buta, tentu saja langsung aku tolak.
Aku jadi geli sendiri mengingat apa yang sudah dilakukan orang sekitarku untuk membuat aku melupakan pria brengsek bernama Jose.
Selesai makan siang kami memutuskan berkeliling mal sampai Tata mendapat panggilan pulang dari suaminya. Alfonso semakin posesif dengan kakakku sejak Tata hamil. Mereka menjadi semakin lucu dan selalu membuatku iri. Tata mengantarku sebelum ia kembali ke rumahnya.
Aku memasuki apartemen, dan langsung memilih untuk merendam dengan air hangat, aku merendam diriku sendiri setelah menuangkan sedikit sabun cair dengan wangi strawberry, aku mulai menyentuh payudaraku dan memainkannya membayangkan bahwa itu adalah sentuhan yang Jose berikan. Aku membawa tanganku turun dan memainkan clitku dan perlahan-lahan memasukkan satu ke dalamku, mengocoknya sambil terus memainkan payudaraku dengan tangan yang bebas. Hampir sepuluh menit aku bermain sendiri sampai akhirnya aku merasakan gelombang orgasmku datang, aku menutaskan hasratku dengan cepat dan membersihkan tubuhku, menyelesaikan kegiatan mandiku malam ini. Ketika kembali aku tersadar bahwa aku sudah kehilangan cintaku, aku tahu bahwa semuanya sudah berakhir.
---------------------------------------------------------
Haihai..
Aku mau minta maaf kalau part ini dan part sebelumnya lumayan ngebosenin. Dua part ini sebenarnya hanya part pendukung yang ingin menggambarkan bahwa life must go on walaupun patah hati. Dengan rutinitas yang harus dijalani dan kebutuhan yang harus dipuaskan.
Jangan lupa untuk vote dan comment yaa untuk Jose dan untuk Thea.
Thank you
Wiht Love,
Vie~

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomanceTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...