"Hanya mandi, sayang." jawabannya berhasil membuat aku menyeret kakiku masuk ke dalam kamar mandi bersamanya.
***
Setelah apa yang dilakukan Jose beberapa bulan ini bersamaku, aku merasa Jose telah membangunkan sesuatu yang selama ini tertidur. Aku merasa bingung apakah aku menikmati semua perlakukan Jose kepadaku. Jose seperti mengekangku tapi aku merasakan kebebasan lain. Seperti terikat tapi bebas, bukan bebas tapi terbelenggu seperti yang aku jalani selama ini.
Malam itu setelah apa yang ia lakukan, mengikatku, membiarkan aku orgasm berkali-kali dan tidak berhenti mencumbu dan menggodaku, bermain dengan berbagai sex toys di tubuhku, membuatku sangat bergairah. Aku sangat yakin kalau Jose belum menunjukkan semua sisi gelapnya kepadaku, Aku ingin tahu sisi tergelapnya dengan begitu aku akan tahu apakah aku bisa menerimanya bahkan ketika ia berada pada sisi terburuknya.
"Apa yang kau pikirkan, hmm?" tanya Jose sambil mengecup bibirku sekilas membuyarkan lamunanku. Aku mendongak melihatnya. Ia baru selesai dengan kegiatan olahraga paginya. Rutinitasnya di minggu pagi.
"Kamu." jawabku singkat sambil tersenyum semanis mungkin.
"Aku?" tanyanya sambil berjalan menuju kamar mandi. "Kalau gitu lanjutkan, aku mandi dulu." tambahnya dengan tubuh yang menghilang dibalik pintu kamar mandi. Aku merebahkan tubuhku, menunggu Jose selesai dengan acara mandinya. Mungkin tidak ada salahnya jika aku meminta untuknya menunjukkan segala sisi tergelapnya. Aku sempat melakukan beberapa research mengenai hubungan seperti ini, bahkan untuk kategori soft dominant Jose terlalu lembut, aku yakin selama ini ada yang menahan Jose untuk menunjukkannya.
Aku kembali kepada kenyataan ketika aku mendengar pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan sosok Jose yang hanya melilitkan handung dipinggulnya. Ia tampak sangat seksi dengan tubuh atletisnya. "Setelah melamun memikirkanku, sekarang kau menikmati pemandanganmu, sayang?" tanyanya kembali menyadarkanku, bahwa aku hampir melongo menatapnya. Aku tidak pernah bosan menatapn Jose dari atas kepala hingga ujung kakinya.
"Maaf, sir." ujarku sambil menundukkan kepalaku, Jose berjalan menghampiriku dan meraih daguku agar aku menatap dirinya. "Kenapa minta maaf? Aku suka dengan apa yang kau lakukan." balasnya sambil memberikan kecupan dibibirku. Pagi ini Jose senang sekali memberikanku kecupan. Setelah memberikan kecupan singkat Jose berjalan kearah walk in closet menggenakan kaos polos dan celana jeans pendek yang cukup santai dan kembali menghampiriku.
"Ayo kita sarapan, sayang." ajaknya menjulurkan tangannya untuk kuraih. Ia menggenggam tanganku, aku mengikuti langkahnya keluar dari kamar, menuruni tangga dan kami sama-sama duduk di meja makan untuk sarapan.
Sudah seharusnya ketika makan di meja makan bersama seorang Marillo pasti keheningan akan menyelimuti. Sarapan kali ini cukup menggugah seleraku, panekuk strawberry kesukaanku. Entah mengapa aku sangat menyukai strawberry, buah, selai, aroma atau apapun yang berhubungan dengan strawberry. Jose bahkan sempat menyediakan banya sekali susu strawberry untukku.
"Apa yang sedari tadi mengganggu pikiranmu, Thea?" tanya Jose memecahkan keheningan sejak ia memulai suapan pertamanya. Aku meletakan sendok dan garpuku perlahan dan tidak melanjutkan makanku, tidak sopan jika aku harus menanggapi Jose dengan terus menyantap sarapanku.
"Aku ingin kau menunjukkan sisi tergelapmu padaku, sir." ujarku menjawab pertanyaannya. Jose menatapku sangat tajam, matanya menggelap. Aku tidak mengerti dengan perubahannya dia seakan marah karena permintaanku, aku yang takut dengan tatapannya memilih menundukkan kepalaku dan kembali menggenggam sendok dan garpuku untuk menghabiskan sarapanku yang tinggal sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomansaTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...