His Choice

2.5K 52 3
                                    

ALTER 21+

Aku semakin merasakan sesak di dadaku menyadari perasaanku padanya.

***

JOSE POV

"Malam ini kau akan tidur di lantai. Bukankah kau sudah menikmati tidurmu hari ini?" aku memberikan hukuman karena ia tertidur dan melalaikan tugasnya. Aku tidak melarangnya tidur siang hanya saja ia tetap harus tahu dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan kepadanya. Aku melihat Thea bergeming di tempatnya, bahkan ia sama sekali tidak mengangkat kepalanya untuk melihatku. Aku menyadari ucapanku mungkin menyakitinya, merendahkan dirinya. Namun hukuman tetap hukuman. Ia yang memaksaku, this is me, the real me. Aku adalah seorang sadis, hanya dengan Thea aku bisa meredamnya. Tidak ada wanita yang menjadi submisifku setidak patuh Thea saat ini. Bahkan bisa saja aku yang meninggalkannya. 

"Turun!" perintahku dengan dingin ketika dia masih bergeming di tempatnya. "Tidur di lantai!" tambahku sambil menatapnya dengan tajam. Thea mulai turun dari tempat tidur dan merebahkan dirinya dengan posisi telungkup, aku tahu ia tidak akan bisa telentang di lantai yang keras dengan pantatnya yang memerah dan sedikit ada yang membiru karena kuhukum. 

Aku mendengar suara tangisnya, ia berusaha meredam suaranya mungkin agar aku tidak mendengarnya. Aku merasakan sakit ketika harus menghukumnya dengan keras, namun semua perilakunya membuat amarahku naik. Aku sangat tidak suka di bantah, aku senang semua pada rencanaku dan perintahku. Selama tiga hari aku bahkan harus menghukumnya berturut-turut. Hatiku sakit ketika harus melakukan itu, terlebih ketika sekarang ia kedinginan dan menangis. Aku sudah menunjukkan sisi gelapku meski belum semua. Ingin sekali rasanya aku mengangkatnya untuk tidur di sebelahku, memnyelimutinya dan memberikannya pelukkan agar ia merasa hangat, namun egoku cukup tinggi untuk melakukan hal tersebut. Ia akan berpikir bahwa aku adalah orang yang tidak tega, walau sebenarnya aku tidak tega melihatnya seperti ini. 

Aku berusaha menulikan pendengaranku dan mencoba untuk tidur. Thea masih seseunggukkan, rasanya menyakitnya melihatnya seperti saat ini. Ia sama sekali tidak mengucapkan safewordnya bahkan ia meredam panic attacknya. Aku sungguh bangga pada wanitaku itu. 

Malam ini aku menyadari satu hal bahwa aku telah jatuh cinta pada wanita yang beberapa bulan ini mengisi hari-hariku. Thea Stacy berhasil membuatku jatuh cinta. Jatuh sedalam-dalamnya pada semua yang ada di dalam dirinya. Itulah penyebab mengapa aku tidak bisa melihatnya seperti sekarang. Tangisannya berhenti, nafasnya mulai tenang dan disitu aku tahu ia sudah tertidur. Aku sedikit melihatnya dari atas tempat tidur, tubuhnya bergetar, mungkin ia kedinginan. Namun aku berusaha untuk tidak memperdulikannya. Aku sangat sadar bahwa aku sedang menghukumnya.

***

Jatuh cinta membuatku lemah dan saat ini hal itu sedang terjadi. Hari sudah hampir subuh, jam di kamarku sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Wanitaku yang sudah tertidur namun sangat terlihat tidak nyaman benar-benar membuatku tidak tenang untuk tidur dengan kondisnya saat ini. Aku menggendongnya memindahkannya ke atas tempat tidur. Mencari piyamanya dan memakaikan di tubuhnya. Aku mendekapnya sebentar berusaha memberikan kehangatan. 

Setelah puas memeluknya aku kembali menggendongnya dan membawanya menuju mobil, aku akan memulangkannya ke apartemennya. Aku tidak sanggup melihatnya seperti saat ini. Aku tidak sanggup untuk tidak menghukumnya tapi semakin tidak sanggup ketika melihat ia harus menjalani hukuman dariku. Aku benci menjadi lemah karena jatuh cinta. 

Aku paham bahwa aku harus melepasnya sebelum ia kesakitan karena terus bersamaku. Gaya hidupku tidak cocok dengannya. Aku masih belum bisa melepas gaya hidupku. Sebagaian diriku tidak ingin mengakui bahwa aku jatuh cinta pada wanita di sampingku. Namun aku sadar 100% wanita ini berhasil membuat aku jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cintanya. 

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang