Aku meletakan ponselku kembali dan merapikan posisiku untuk kembali berusaha menenggelamkan diriku ke alam mimpi. Mempersiapkan diriku untuk menemui sisi gelap Jose yang selama ini ia tahan.
***
Aku sedang berdiri di lobi kantorku menunggu Jose datang. Malam ini aku akan pulang ke rumahnya, aku masih menggenggam map yang sudah kutanda tangani. Aku sudah mempersiapkan diriku sendiri, aku sudah berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa ini adalah cara aku bisa menerima semua sisi dirinya begitupun ia tidak menghakimiku mengenai masalaluku.
Aku tersadar dari lamunanku ketika sebuah mobil yang sangat kukenal berhenti di depanku, membuka jendela dan menampakkan pria yang sangat kukenal, aku tersenyum dan membuka pintu mobil. Setelah aku duduk dan sitbelt terpasang dengan sempurna Jose melajukan mobilnya meninggalkan lobi kantorku.
"Hai, sir." sapaku ketika mobil Jose sudah melaju meninggalkan kantor. Aku masih memeluk map yang berisi kontrak dengan Jose. Aku menampilkan senyum termanisku. Jose sedikit menoleh kearahku dan tersenyum, senyum yang kurindukan 2 hari tidak melihatnya.
"Hai, baby." balasnya. "Aku harap isi map tersebut sesuai keinginanku, ah tidak maksudku rasa penasaranmu." tambahnya membuat pipiku memereh mendengar sindirannya. "don't be shy sayang." lanjutnya sambil mengelus pipiku menyadari respon yang kuberikan, aku hanya kembali tersenyum menanggapinya.
"Kau sudah makan Thea?" tanyanya lagi. Dua hari ini Jose tidak begitu intens dalam hal berkomunikasi, dia benar-benar memberiku ruang untuk berpikir dan mengeksplore apa yang perlu aku eksplore. Aku sedikit berpikir apakah aku sudah makan atau belum hari ini, kebiasaan jelekku ketika sedang memikirkan sesuatu atau fokus pada sesuatu.
"Kalau aku tidak salah mengingat aku sudah makan siang." jawabku seadanya. Aku benar-benar melupakan jam makanku dua hari ini.
"Sebutkan makanan yang kau makan dua hari ini, Thea." perintahnya dengan suara yang cukup membuatku merasa sangat terintimidasi.
Aku sedikit mengingat apa yang aku makan sejak kemarin. "Aku makan teratur,sir empat sehat lima sempurna." jawabku pelan, aku tahu Jose meragukan jawabanku yang bahkan ragu-ragu kujawab.
"Aku memintamu menyebutkan apa yang kau makan!" kali ini ucapan itu diimbangi dengan matanya yang melirik dengan tajam kearahku, aku menundukkan kepalaku. Belum juga mulai menjadi 24/7 submisifnya aku sudah dua kali melakukan hal yang tidak menyenangkan, tidur lewat dari tengah malam dan aku lupa aturan makanku.
"Aku sarapan dengan bubur ayam kemarin, makan siangku aku beli nasi, sayur bayem dan ayam goreng di kantin kantor, dan kemarin aku tidak makan malam,sir." jawabku dengan lirih sambil terus mengingat apa yang kumakan kemarin dan tidak melanjutkan dengan apa yang kumakan hari ini.
"Tidak makan malam bukan pola makan yang aku minta, sayang." ujarnya semakin membuatku menciut. Bahkan sejak Jose mengatur pola makanku beratku sudah naik 2kg dari yang seharusnya, itu kadang membuatku cukup stres. "apa yang kau makan hari ini?" tanyanya lagi. Sedari tadi aku berusaha mengingat makanan apa yang kumakan hari ini.
"Sejujurnya aku tidak mengingat apa yang kumakan hari ini, sir." jawabku tidak ingin berbohong dan menempatkan posisiku pada posisi yang lebih menyulitkan untuk diriku sendiri.
"Tidak mengingat apa yang kau makan atau memang kau belum memakan apapun sejak pagi, Thea?" aku yakin seratus persen pada pendengaranku kalau Jose sudah terdengar marah mendengar jawabanku. Aku hanya menggelengkan kepalaku tanda aku tidak tahu. "Aku bertanya padamu, sayang." lagi-lagi aku memutar otakku untuk memberikan jawabanku yang hanya akan membuatku dihukum olehnya malam ini. Benar-benar bukan permulaan yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomanceTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...