Our's

2.8K 78 15
                                        

Don't forget to give me some star and comment. Jika boleh, tulis di komen dongg menurut kalian cerita ini bagaimana sih? 

"Yes, sir. I'm sorry."

***

Flashback

Plak..

Jose menampar payudaraku dengan sangat keras sampai keduanya berwarna merah. Aku sedang berlutut dihadapannya. Jose sedang dipenuhi kemarahan karena aku pulang telat dan di antar oleh teman priaku dengan keadaan sedikit mabuk malam sebelumnya.

"Kau sedang menantangku, hmm?" tanya Jose dingin. "Kau tahu aku tidak suka kau dekat dengan pria manapun, dan kau malah pulang dengan seorang pria melewati jam malammu?" tambahnya masih dengan nada dingin. Ia menatapku tepat kemanik mataku.

"Maaf, sir." hanya itu kalimat yang mampu aku keluarkan. Aku terkadang merasa baodoh, aku tahu tindakanku akan memicu amarah seorang Jose Marillo namun terkadang otakku tidak mampu berpikir jernih. Selama bekerja aku aku memang menolak semua fasilitas yang Jose berikan seperti supir, mobil, pengawal. Itu membuatku sangat risih.

"Berdiri." perintahnya yang sudah pasti langsung aku turuti, Sabtu pagiku akan berjalan sangat panjang.

"Hukuman apa yang seharusnya aku berikan, Thea?" tanyanya setelah aku berdiri namun masih menundukkan kepalaku. Aku hanya menggeleng. "Aku ingin kau memilih sendiri dengan apa aku akan menghukummu!" kata-kata Jose berhasil membuat aku ketakutan. "Cepat!" ujarnya sambil memukul pantatku dengan keras ketika aku tidak merespon yang ia perintahkan. Aku bergerak cepat sebelum menerima pukulan selanjutnya. 

Aku menimbang apa yang harus aku ambil. Aku mengambil sebuah penutup mata, whip, lilin, dan hand cuff. Aku berjalan kembali ke arah Jose dan menyerahkan semua alat yang sudah aku pilih untuk ia gunakan kepadaku. 

"Kau ingin aku melakukan apa dengan ini?"  tanyanya ketika aku sudah menyerahkan semuanya. 

"Anything you want, sir." jawabku lirih, sesungguhnya aku sangat takut, mengapa aku tidak memilih di spank saja dan tidak perlu bermain dengan lilin.

"Oke. Telentang di atas tempat tidur." perintahnya lagi. Aku merebahkan diriku di atas tempat tidur. Jose sedang menyalakan lilin yang aku berikan dan membiarkan cairannya tertampung terlebih dahulu. Ketika lilin tersebut sudah siap ia berjalan menghampiriku. Sebelum ia melelehkan cairan lilin tersebut, ia menutup mataku. Indera penglihatanku sudah direnggut oleh kain penutup tersebut. 

"Don't move!" dengan mengatakan demikian ia melelahkan cairan lilin panas tersebut tepat diatas kedua putingku yang sudah terasa ngilu karena sebelumnya sudah ditampar olehnya beberapa kali. Aku menahan posisiku namun aku tidak mampu menahan jeritanku.

"Awwww.." rasanya sangat penas dan menyengat, Jose melakukan hal yang sama pada puting satunya, lalu perlahan turun meneju perut kemudian turun dan melelehkan cairan panas tersebut ke bibir vaginaku. Aku menangis menahan rasa panasnya, tubuh bagian depanku sudah hampir tertutup oleh lelehan lilin. Jose meletakkan lilin tersebut di meja nakas dan tetap membiarkannya menyala. Aku tahu permainan lilinnya belum selesai. Jose mengambil whip yang sudah aku siapkan sebelumnya. 

"Aku akan mencambukmu untuk membersihkan lelehan lilin yang mulai mengerasa, sayang" ujarnya sangat pelan. Cambukkan pertamanya tepat mengenai payudaraku. Aku tidak bisa menahan tanganku untuk tidak menutupi putingku, rasanya sangat sakit. Aku menyesal telah menyulut api dalam diri Jose. Jose tidak memedulikan tanganku dan terus mengayunkan whip ditangannya bahkan sesekali mengenai bibir kewanitaanku dan rasanya luar biasa sakit. Setelah lelehan bersih karena cambukkan Jose ia membalik tubuhku dan melakukan hal yang sama dengan tubuh bagian belakangku. Sesudahnya aku hanya menangis sesenggukkan. Tubuhku memerah karena hukumannya namun aku tahu aku juga snagat basah dibawah sana. Jose membuka penutup mataku. 

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang