Explanation

2K 62 1
                                    

"Aku sangat merindukanmu."

*** 

Aku terbangun dengan lengan Jose yang masih melingkar dengan posesif di pinggangku. Semalaman aku dan Jose hanya membicarakan banyak hal. Dengan susah payah aku menolak keinginannya untuk melakukan hubungan intim dan membujuknya untuk menjelaskan semua yang terjadi, bukan hanya membujuk, aku menuntut. Untuk pertama kalinya aku bisa melakukan deep talk dengan pria yang masih terlelap ini. Pikiranku melayang mengingat setiap pembicaraanku dengannya semalam.

Flashback 

"Kemana saja kau selama ini, sir?" tanyaku masih dengan embel-embel panggilannya selama aku mengenalnya "sir". 

"Aku suka kau memanggilku dengan panggilan itu, Thea. Aku benar-benar merindukanmu." ujarnya sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.

"Kau sama sekali tidak menjawab pertanyaanku!" balasku sebal. Ia memelukku dan membawaku ke dalam dekapannya.

"Tidak kemana-mana, bahkan kau selalu berada di radarku." jawabnya masih tidak menjawab keingintahuanku.

"Kau menyakitiku sangat dalam, kau tahu?" balasku lagi. Jose hanya menganggukkan kepalanya. "Lalu mengapa kau kembali dengan mengajakku menikah? Bukankah wanita sepertiku tidak pantas untukmu?" raut wajah Jose mengaras mendengar kalimatku. Ia menatapku tajam, mungkin aku membuatnya marah dengan kalimatku. Untuk pertama kalinya aku mendampa pada tatapan tajamnya walau aku tetap takut akan apa yang ia lakukan. 

"Jangan pernah mengatakan bahwa kau tidak pantas untukku. Teori darimana itu?" tanyanya tetap dengan tatapan tajamnya.

"Kau mengatakannya di dalam suratmu." balasku lirih.

"Aku hanya mengatakan gaya hidupku berbahaya untukmu, bukan kau tak pantas untukku. Bahkan seharusnya aku yang tidak pantas untuk wanita sepertimu." ujarnya dengan suara yang lembut. Jose menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan memberikan kecupan singkat tepat di bibirku.

"Maukah kau menjelaskan semua yang terjadi sampai kau meninggalkanku?" tanyaku dengan nada menuntut kali ini. Aku harus tahu semuanya bahkan sampai perasaannya padaku sebelum aku benar-benar memutuskan untuk menerima lamarannya.

"Apa yang ingin kau tahu, sayang?" tanyanya masih terus mengelus kepalaku lembut.

"Semuanya. Mengapa kau meninggalkanku waktu itu?" tanyaku menuntut.

Jose menarikku untuk merebahkan diri dan kembali memelukku dalam dekapannya sebelum ia menjawab pertanyaanku. "Dengar Thea, aku minta maaf karena meninggalkanmu. Delapan bulan ini aku memastikan diriku sendiri mengenai apa yang kurasakan. Malam ini aku sakit menghukummu terlalu keras, membiarkanmu tidur di lantai, kedinginan dan menangis sendirian membuatku terluka. Luka yang seharusnya tidak aku rasakan kepada wanita manapun yang berhubungan denganku." Jose menarik nafas sebentar sebelum melanjutkan. "Malam itu aku menyadari satu hal kalau aku jatuh cinta. Jatuh cinta kepada wanitaku, kepada Theaku." pengakuannya mengejutkanku, ia terus mengecup bibirku setelah mengatakan hal tersebut. Malam ini begitu banyak kejutan darinya.

"Jika kau mencintaiku, mengapa tidak kau katakan dan malah meninggalkanku?" tanyaku karena Jose tidak melanjutkan penjelasannya.

"Aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Aku menyangkal semua perasaan itu dan aku tidak ingin kau menganggapku remeh dengan menunjukkan sisi lemahku. Aku memulangkanmu karena aku takut kau akan terluka jika terus bersamaku." jelasnya lagi menjawab pertanyaanku.

"Tapi bahkan kau tidak pernah menanyakan perasaanku padamu." balasku masih bingung dengan jalan pikiran pria di hadapanku.

"Aku takut di tolak, Thea." jawabnya singkat. Aku nyaris tertawa mendengarnya. Seorang Jose Marillo yang penuh kuasa dan dominasi takut di tolak oleh wanita seperti aku. "Delapan bulan ini, aku terus mengawasimu, hal menyakitkan lain ketika kau berlarut dalam kesedihan, melupakan makanmu, melihatmu menangis, mendengar kau kacau. Aku sama kacaunya dengan dirimu." tambahnya lagi. 

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang