"Jose Marillo." ujarnya memperkenalkan diri dan menganggukan kepalanya sekilas. Akupun melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan. "Thea Stacy."
***
Jose POV
Pandanganku tidak lepas menatap wanita cantik di depanku. Thea Stacy, wanita yang terlihat sangat menawan, sungguh mempesona. Aku tidak bisa berhenti membayangkan jika ia menjadi milikku, menurutku kami berdua akan menjadi pasangan yang sangat cocok.
Bibir merahnya membuatku ingin menciumnya saat ini juga. Sesekali aku menangkap dirinya yang mencuri melihat ke arahku. Aku berusaha menahan diriku agar tidak menyerangnya.
"Keberatankah kalau aku bergabung di meja ini?" tanyaku kepada semua penghuni meja tersebut karena kuliah bangku sebelah Thea tidak ada yang menempati. Matt menoleh heran ke arahku.
"Silahkan." ujar seorang wanita yang kurasa begitu mirip dengan Thea tapi tidak semempesona Thea. Wanita ini cantik tapi seakan tidak mengeluarkan cahaya secerah Thea.
"Terima kasih ......" ucapanku tertahan karena aku tidak tahu nama wanita ini.
"Tata." ujarnya sambil mengulurkan tangan. "Talitha Leandro, kakak Thea." tambahnya lagi. Sekarang aku tahu mengapa wanita ini begitu mirip dengan Thea.
"Jose Marillo." ujarku membalas uluran tangannya. Aku menempatkan diriku tepat di sebelah Thea. Wanita ini begitu membuatku terpesona, diriku tidak berhenti mencuri pandang untuk melihatnya. Seakan melihat bidadari paling cantik. Sekilas dia melemparkan senyumnya kearahku seakan tahu aku masih saja berusaha mencuri pandang kearahnya.
"Mengapa adan tidak makan, Mr. Marillo?" tanyanya sambil menatapku kali ini. Aku balas menatapnya dengan tatapan bertanya. "Maksudku tujuanmu ada di meja ini untuk makan bersama kami. Tapi kenapa anda tidak menyentuk hidangan yang disediakan?" Lanjutnya lagi.
"Sebenarnya aku tidak terlalu lapar." jawabku seadanya. "Apakah kau sudah selesai dengan makananmu?" kali ini dia yang menatapku dengan tatapan bertanya "kenapa?". "Sepertinya aku akan menyudahinya." Ujarnya tetap menjawab pertanyaanku.
"Maukah kau menemaniku mencari udara segar di luar?" Tawarku. Diapun mengangguk dan membisikkan sesuatu pada Tata lalu kembali menatapku. "Ayo!" ajaknya sambil berdiri meninggalkan kursinya. Aku mengikuti langkahnya menuju taman yang terhubung langsung dengan restaurant tersebut. Selama beberapa saat keheningan menyelimuti kami sampai akhirnya terlontar pertanyaan yang membuatku sedikit terkejut.
"Mengapa kau selalu mencuri pandang ke arahku dibading menghabiskan makananmu Mr. Marillo?" tanyanya sangat percaya diri bahwa aku memerhatikannya.
"Sangat percaya diri sekali, Ms. Stacy." jawabku menimpali kata-katanya. Seketika raut wajahnya berubah seakan yang ia ucapkan adalah kesalahan.
"Maafkan aku Mr. Marillo, bukan maksudku kege-eran, hanya saja aku sering kali menangkap anda sedang memerhatikanku." ujarnya pelan.
"Hey tidak apa, bukan masalah besar. Aku yakin itu hanya gurauan agar keheningan ini berakhir." balasku. "Oh ya dan bisakah kau memanggilku Jose saja?" pintaku, aku tidak ingin suasana ini terlalu formal.
"Baiklah dan please call me with Thea." ujarnya. "Sudah berapa lama kau mengenal Matt?" tanyanya sambil terus menatap taman indah di depannya.
"Sekitar 15 tahun. Matt dan aku bersahabat sejak kami di bangku SMA. Bagaimana dengan dirimu? Sudah berapa lama mengenal Grace?"
"Grace dan Tata bersahabat, aku memiliki hubungan yang dekat dengan mereka berdua. Keluarga kamipun memiliki hubungan yang baik." jawabnya menjelaskan kedekatannya dengan Grace. Calon istri Matt. "Apakah kau dekat dengan Matt? tanyanya lagi.
"Sangat dekat." jawabku singkat.
"Sungguh terlihat bagaimana Matt senang tadi melihat kehadiranmu." balasnya. Aku tidak menjwabnya karena aku awalnya memang tidak ingin datang dan tidak tahu harus menanggapi apa ucapannya barusan. "Terima kasih sudah mengajakku keluar." tambahnya.
"Bukan masalah. Ku pikir kau menikmati acaranya." jawabku. Sedetik kemudia aku melihat dia menggelengkan kepalanya "Tidak, hanya saja aku sudah berjanji pada Tata dan Grace untuk datang. Aku tidak nyaman berada di acara seperti ini." Balasnya menimpali asumsiku bahwa dirinya menikmati acara tersebut.
"Kenapa?" tanyaku penasaran. Dia hanya menatapku sekilas lalu menghela nafas.
"Aku rasa aku punya trauma masa lalu. Dan aku selalu cemas kalau aku berada di acara seperti ini." jawabnya pelan seakan ia tidak mau menjawab dan membicarakannya. Namun untuk menjaga kesopanan dia terpaksa menjawab rasa penasaranku.
"Theaaaa!" panggil seseorang kepada Thea sebelum aku sempat menanggapi jawabannya. Kami berdua menoleh dan melihat Tata sudah berjalan kearah kami.
"Ada apa?" tanya Thea ketika saudara perempuannya sudah berdiri dihadapan kami.
"Kalian diminta masuk untuk berfoto. Ayo!" ajak Tata pada kami berdua dan menarik tangan Thea bersamanya. Aku mengikuti langkah mereka dari belakang.
Sesi berfoto berlangsung dengan teratur sehingga tidak membuthkan waktu lama untuk menyelesaikan sesi tersebut. Setelah sesi berfoto selesai Thea dan tata pamit untuk pulang dan aku merasa akan kehilangan wanita menawan ini. Mungkin aku harus memikirkan cara untuk dapat menemukannya nanti.
"Kami duluan ya." Tata pamit kepada Grace dan Matt serta kepadaku yang saat ini berada di sekitar mereka. Aku melirik sekilas kepada Thea dan dia hanya tersenyum dan mengangguk menandakan akan pamit.
Aku menyadari sesuatu bahwa aku begitu terhipnotis dengan pesonanya dan saat ini juga aku ingin memilikinya. Seutuhnya. Hanyak untukku. Sebelum Thea melangkah semakin jauh aku menangkap lengannya membuatnya berhenti.
"Sampai bertemu lagi." ucapku sambil tersenyum. Thea balas tersenyum, sangat manis membuatku tidak ingin melepaskannya. "Aku duluan yaa Jose." bisiknya menyadarkan bahwa aku harus melepaskannya. Aku mengangguk dan membiarkan ia melanjutkan langkahnya menyusul Tata yang sudah lebih dulu tidak terlihat.
---------------------------------------------------
Hai semuanya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan comment ya. Saran dan kritik kalian sangat membantuku.
Thank you so much
With love,
Vie
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomanceTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...