After a Week

1.9K 65 10
                                    

ALERT 21+!!!

"Wait me, baby." gumamku dibawah guyuran air dingin.

***

Sudah satu minggu aku hanya berdiam di dalam rumah Jose, benar-benar tidak menginjakkan kaki sedikitpun keluar dari gerbang rumahnya. Bahkan mungkin di setiap pintu yang memungkinkanku keluar selalu ada dua penjaga. Pintu gerbang, pintu depan, dan pintu belakang. Aku benar-benar merasa dipenjara saat ini.

Jose selalu pulang sangat larut, dia baru akan ada di rumah ketika aku sudah tertidur, kami akan sarapan bersama dan dia akan pergi dengan mengingatkanku pada segudang aturannya terutama soal aku tidak boleh kemana-mana kecuali di rumah besarnya ini. Aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Ia tidak pernah membicarakan apapun mengenai rencananya untuk mengatasi masalah dengan Hans. Akupun tidak tahu pekerjaan Jose yang aku tahu dia memiliki club yang sesuai dengan lifestylenya. Ia hanya memintaku untuk menurutinya dan berperilaku baik selama ia sibuk menyelesaikan masalah ini.

Ini masalahku tapi bahkan aku tidak mengetahui apapun. Lamunanku buyar ketika ketukan pada pintu kamar terdengar. Bisa kupastikan ini pasti salah satu pelayan Jose yang mengingatkanku untuk makan siang.

"Masuk." sahutku menanggapi ketukkan dipintu kamar. Bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka aku melihar Merissa, pelayan yang diberikan Jose khusus untuk menemaniku muncul.

"Mr. Marrilo sudah menunggu anda untuk makan siang, Ms." ujar Merissa sopan, padahal aku selalu mengingatkannya untuk membuang embel embel Nona ketika ia berbicara padaku. Untuk kali ini bahkan aku hanya berfokus dengan perkataan Merissa bahwa Jose sudah menungguku untuk makan siang. Aku beranjak dari tempat tidur meninggalkan Merissa untuk membuktikan sendiri bahwa Jose sudah berada di rumah bahkan ketika jam makan siang.

Aku benar-benar mendapatkan dirinya duduk di kursi singgahsananya dengan aura dominan yang menyebar luas di seluruh ruangan. Aku berjalan kearahnya dan mendudukkan diriku di tempatku.

"Hai, sir." sapaku, aku tidak menatapnya tapi aku tersenyum melihatnya ada untuk makan siang bersamaku.

"Hai sayang." balasnya. "Tidak sulitkan menjadi gadis baik selamat satu minggu ini?" ujarnya sedikit menyindir, aku harus melalui masa-masa membosankan. Bahkan aku hampir menghabiskan seluru jatah cutiku untuk berdiam diri menjadi gadis baik yang Jose inginkan.

"Yes, sir." jawabku enggan. "Apa yang membuatmu sudah berada di rumah, sir?" tanyaku lagi. Aku sangat penasaran dengan kehadirannya siang ini.

"Urusanku satu minggu ini sudah selesai. Aku bisa memastikan seluruh keturunan Horrison tidak akan pernah mengganggu satupun anggota keluargamu, sayang." ujarnya penuh kemenangan. Seakan memenangkan apapun itu dari Hans adalah sebuah kemenangan mutlak.

"Terima kasih untuk bantuanmu, sir. Tapi apa aku boleh tau apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku lirih, aku takut pertanyaanku malah akan merusak moodnya, namun aku perlu mengetahui karena itu merupakan masalahku juga. Jose manatapku dan mulai mengangkat wajahku untuk menatapnya.

"Aku membuat mereka tidak memiliki apa-apa." jawabnya sambil terus menatapku, bukan dengan tatapan tajamnya tapi dengan tatapan rindu.

"Apa yag telah kau lakukan, sir?" tanyaku lagi, aku tidak pernah mengusik apa pekerjaan Jose dan aku juga tidak ingin terlalu ikut campur saat aku belum tau pasti apa statusku untuknya.

"Apapun bisa kulakukan, untuk melindungimu. Sekarang, aku mau kau menghabiskan makananmu dan kita tidak akan pernah membahas hal ini." setelah berkata demikan Jose melepaskan wajahku dan kembali menyantap makanannya. Akupun memakan makananku. Nafsu makanku seminggu ini turun drastis tapi Jose tidak peduli. Dia menrima laporan dari pelayan mengenai makanku setiap hari.

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang