"We'll see, baby" ujarnya sambil menunjukkan smirknya yang khas. Ughhh aku tahu bukan hanya malam yang panjang, pagiku juga akan panjang.
***
Aku sudah duduk bertiga dengan Jose dan Hans di sebuah restoran sunda di daerah Setia Budi. Setelah acara kaget Hans tadi aku tahu kalau Hans mengenali Jose. Entah ia kenal darimana. Dunia pembisnis memang berbeda.
"Apa sekarang kemanapun kau pergi kau selalu membawa pengawal, little?" tanya Hans memecahkan keheningan setelah beberapa menit lalu pelayan pergi dengan membawa catatan pesanan kami. Aku tidak berselera untuk makan tapi Jose bisa murka jika aku melewatkan makanku. Aku mendongak menatap Hans dengan tatapan jijik.
"Apa maksudmu?" tanyaku dengan suara yang berusaha kukontrol sebaik mungkin. Jose masih tak bergeming pada tempatnya. Ia memberiku kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang mungkin menggantung ini.
"Apa sekarang kau bersama dengannya?" Hans menjawabku dengan pertanyaan lainnya, aku tidak paham apa yang dia inginkan, untuk apa dia mencampuri urasanku setelah tiga tahun ini. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk aku bisa melanjutkan hidupku yang sudah ia hancurkan.
"Apa yang membuatku harus menjawabmu dan apa hakmu mengurusi segala urusanku, Mr. Horrison?" tanyaku sinis, aku benar-benar jengkel dibuatnya belakangan ini. Aku harus membuang segala ketakutanku karena aku percaya Jose akan menemaniku apapun yang terjadi.
"Aku? Bukankah aku masih suamimu?" Hans masih berbicara dengan ketenangan yang bisa membunuhku. Aku kenal pria tua ini, ia bisa mengontrol suaranya sampai hanya ketenangan yang bisa kau rasakan. Tapi ketenangan itu adalah badai terbesar dalam dirinya.
"Kita sudah selesai, kita sudah bercerai tiga tahun lalu." jawabku masih tidak menghilangkan nada sinisku. Hans tersenyum menatapku sedangkan Jose masih tetap tenang di tempatnya sambil sesekali menyeruput kopinya.
"Perceraian itu hanya sepihak, Thea. Aku tidak menginginkannya!" Hans mulai meninggikan suaranya. "Aku membelimu sangat mahal dari papamu yang brengsek itu!" tambahnya, perkataannya kali ini sunggu menusukku. "Kau harus terima kenyataan bahwa papamu menjualmu padaku dan seharusnya kau berterima kasih karena aku menyelamatkan papamu dari kemiskinan bukan malah sok jual mahal dengan meninggalkanku. Setelah menikah kau harusnya berada di sangkar emasku, sayang." ia memajukan wajahnya tepat di depanku ketika menekankan kata sayang pada akhir kalimatnya. Perkataan Hans mulai menarik perhatian Jose. Aku hanya diam mendengar semua perkataan Hans yang sungguh membuatku terluka. Apa aku serendah itu?
"Aku akan mengganti semua yang sudah kau berikan untuk Papa, Mr. Horrison." jawabku membuang segala sakit hatiku dan menanggapinya dengan kembali mengontrol diriku. Aku tahu Jose sudah mulai panas. Tapi aku tidak ingin menyusahkannya.
"Hanya dengan tubuhmu, sayang." aku tidak menyangka permintaannya akan menyulitkanku. Aku tidak ingin kembali hidup bersamanya. "Kita sudah bercerai secara hukum tapi kau masih bisa menjadi budak seks yang akan memuaskanku kan, little?" tambahnya karena aku tidak menanggapi perkataan sebelumnya.
"Aku tidak berbagi apa yang menjadi milikku, Mr. Horrison." Jose menimpali dengan tenang.
"Ah, pengawalmu berbicara." ujar Hans mengejek. Jose tetap tenang di posisinya dan menatap Hans cukup tajam.
"Mr. Horrison, aku berhak memutuskan apapun untuk hidupku. Untuk kali ini silahkan pergi dari hidupku, atau aku bisa melaporkanmu sebagai penguntit yang melakukan pelecehan terhadapku." aku cukup geram menanggapi Hans yang tidak ada habisnya ini, mau sampai kapan ia mengganggu diriku.
"Waw, lihat Theaku ini, sudah pintar berbicara sekarang." balasnya tajam menanggapi perkataanku. "Siapa yang mengajarimu kurang ajar, sayang?" tanyanya masih dengan suara yang sangat mengitimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomanceTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...