"Jangan mengalihkan pembicaraan, kau tau aku tidak suka kau tidak menjawab pertanyaanku." ujarnya menatapku tajam.
"Papa." jawabku tertahan, dan tanpa kusadari aku menangis.
***
Jose menghampiriku yang masih duduk di meja kerjanya. Mataku sudah sangat perih karena beberapa jam ini aku menangis. Tapi air mata yang meluap tidak bisa aku elakkan. Ia duduk di atas meja tepat di depan tempat dudukku.
"Ada apa dengan papamu?" tanyanya sambil sesekali mengelus kepalaku. Setelah sebulan aku menjalani hubungan ini dengan Jose aku semakin yakin dia adalah pria yang baik, dia memperlakukan aku sangat lembut, hanya dia suka sekali mengontrol segala hal. Jose pria yang disiplin.
"Setiap tahun, di setiap ulang tahunnya ia selalu merayakan dengan keluarga besar. Sudah 4 tahun sejak aku memutuskan hubunganku dengannya aku tidak pernah hadir." jawabku memberi penjelasan kepada Jose. "Tahun ini Tata memaksaku datang sampai akhirnya ia bilang papa sakit kanker." suaraku semakin lirih ketika memberitahu penyakit apa yang diderita oleh papa. Aku sudah tidak ingin bertemu dengannya tapi aku sedih mengetahui bahwa ia sedang sakit keras.
"Kapan acaranya?" pertanyaan Jose membuatku terdiam kali ini. Aku yakin Jose akan memintaku untuk datang.
"Akhir minggu ini." jawabku. Aku melirik ke arahnya mencari tahu apa yang ia pikirkan. "Jika kau mau pergi, aku akan menemanimu." ujarnya. Jose tidak memaksaku. Aku hanya menggelengkan kepalaku lemah "Aku tidak ingin datang, sir." jawabku menanggapi tawarannya. Jose tidak meresponku, ia hanya berdiri dan memelukku.
"Ayo, beristirahat." ajaknya sambil menggenggam tanganku dan menarikku dengan pelan keluar dari ruang kerjanya. Kami sudah merebakan diri di atas tempat tidur. Aku mencari posisi paling nyaman karena pantatku masih terasa sakit.
"Sudah 4 tahun sejak menikah waktu itu aku memutuskan hubunganku dengannya, dia berpikir bahwa aku bukan anak kandungnya. Aku lahir karena mama berselingkuh. Hidupku bersamanya tidak pernah indah. Tidak ada kenangan manis." ujarku pelan lebih kepada diriku sendiri tapi aku yakin Jose mendengarnya. Ia masih memelukku, aku sedang menyandarkan kepalaku di dadanya yang bidang. "Setelah ia memaksaku menjual diriku kepada mantan suamiku untuk menyelamatkan perusahaannya, aku tidak bisa melawan. Tata tidak disini saat itu, tidak ada yang membelaku. Bahkan ia menyeretku keluar dari rumah Grace untuk pernikahan ini. Aku memutuskan hubunganku dengannya tepat setelah perusahaannya mendapatkan suntikan dana yang ia inginkan." Aku terdiam tidak melanjutkan cerita yang sudah kumulai. Jose hanya tau pengalaman aku tinggal dengan papa, namun soal pemutusan hubungan ini merupakan informasi baru baginya, aku sangat yakin Jose ingin sekali mengetahui kelanjutannya. Jose mengelus kepalaku dan mengecupnya.
"Tidak perlu kau lanjutkan, sayang. Ceritakan ketika kau siap." bisiknya ditelingaku dan mengecup pipiku sekali lagi. Ia menguatkan dekapannya. Aku merasa sangat nyaman berdekatan dengan Jose.
"Terima kasih, Jo." ucapku tulus.
"Untuk?" tanyanya lagi
"Karena kau tidak pernah menghakimi apapun setelah mendengar ceritaku." jawabku.
"Setiap manusia punya masa kelamnya, Thea. Bukan hanya kamu, mungkin akupun punya, atau Tata, Grace, Matt, atau bahkan Al. Siapa kamu hari ini adalah hasil dari proses panjang yang telah kamu lalui." penjelasannya melekat pada kepalaku. Membuatku berpikir apakah Jose memiliki masa lalu yang menyebabkan ia berada diposisi sekarang? Menjadi seseorang yang gila kontrol.
"Jose, apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku kali ini. Mungkin sudah saatnya aku menanyakan rasa penasaranku.
"Aku tau kau lelah, sayang. Tidurlah sekarang. Aku janji akan menjawab pertanyaanmu besok." ujarnya masih terus mengelus kepalaku. Aku mengangguk dalam dekapannya dan mencoba untuk tidur. Mungkin aku memang butuh istirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomanceTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...