First Meeting

2.4K 88 3
                                    

Apakah kau Jose Marillo?

Kabarku baik, atau lebih tepatnya masih sama seperti kemarin. Bagaimana denganmu?

Oh ya, darimana kau mendapat nomorku? Aku tidak ingat kemarin memberikannya."

Setelah selesai mengetik balasan aku menekan tombol send pada ponselku, aku meletakkan ponsel di meja nakas sebelah tempat tidurku. Aku merasa sangat lelah dan memejamkan mataku sampai akhirnya aku tertidur ditemani heningnya malam.

***

Saat ini aku tengah duduk di sebuah cafe, menunggu seseorang. Aku kembali membuka ponselku dan memastikan bahwa aku tidak salah tempat dan waktu. Malam ini aku memiliki janji dengan Jose untuk bertemu.

Percakapan kami malam itu berlanjut, ia ingin menemuiku dan secara terus terang ia mengatakan ingin mengenalku. Aku menyanggupi pertemuan itu, setelah menyelesaikan semua pekerjaanku, aku langsung menuju ke tempat janjianku dengan dirinya. Aku sedikit gugup karena akan bertemu dengan pria. Setelah hampir 3 tahun aku menghindari bertemu pria hanya berdua saja hari ini aku memberanikan diri, toh waktu acara Grace lalu aku sudah bernah berbincang dengannya. Mungkin tidak ada salahnya aku mencoba menemuinya lagi.

Aku masih asik dengan ponselku, ketika Jose sudah duduk di depanku tanpa kusadari.

"Hai." sapanya menyadarkanku bahwa aku tengah menunggu dirinya dan malah asik sendiri dengan ponselku. Aku memasukkan ponselku kembali, sikap umum yang memang harus dilakukan ketika kau bertemu dengan orang lain bukan.

"Hai." balasku.

"Kau sudah menunggu lama Thea?" tanyanya sambil melambai kepada pelayan di dekat kami.

"Belum, baru sekitar 10 menit." jawabku seadanya.

"Kau sudah pesan?" tanyanya ketika pelayan tersebut sudah berada di meja kami. Aku mengangguk. Selanjutnya Jose memesan kopi hitam untuk dirinya dan pelayan tersebut meninggalkan kami untuk memproses pesanan Jose. Tak lama berselang pelayan lain datang mengantarkan cokelat panas yang kupesan.

"Apa kabar?" tanyanya setelah pelayan berikutnya mengantarkan kopi hitam yang dipesannya. Aku menatapnya sekilas "Baik, tidak berbeda jauh dengan terakhir kita bertemu." jawabku seadanya. "Bagaimana denganmu?" tambahku membalas pertanyaannya.

"Lebih baik setelah bertemu denganmu." jawabannya berhasil merekahkan senyum di bibirku.

"Apa yang membuat lebih baik dengan bertemu seseorang yang bahkan baru kau kenal?" tanyaku masih dengan senyum tipis. Jose menatapku cukup lama sampai akhirnya ia menjawab pertanyaanku.

"Karena kau membuatku nyaman dengan hanya menatapmu." jawabnya, lagi-lagi membuatku merasa tersanjung. "Hari kumelelahkan Thea, melihatmu membuat lelahku hilang." tambahnya.

"Hentikan gombalanmu Jose." aku semakin tersipu dibuatnya, Jose tidak berhenti menatapku. Tatapannya cukup tegas namun tidak membuatku takut, sangat berbeda dengan pria yang aku kenal di masa laluku, bahkan ayahku tidak pernah membarikan tatapan semenenangkan ini. Aku cukup terbuai dengan tatapannya.

"Apakah kau takut jika gombalanku membuatmu jatuh cinta?" pertanyaan lain yang membuatku hampir tersedak cokelat panasku. Jatuh cinta? Sepertinya aku sudah lupa rasanya jatuh cinta pada seseorang. Aku balas menatapnya, manik cokelatnya bertemu dengan mataku, membuatku harus menundukkan pandanganku, aku belum siap langsung menatap maniknya.

"Tidak!" jawabku cukup keras, sampai aku menutup mulutku karena tersadar akan hal itu. Jose hanya tertawa menanggapi jawabanku.

"Ceritakan mengenai dirimu Thea, aku ingin mengenalmu." Jose mulai membawa pembicaraan ini lebih serius, rasanya aku tidak ingin mengalihkan pembicaraan, tapi itu tidak sopan, bukan?

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang