Epilog

4.2K 99 9
                                        

ALERT 21+

Don't forget to give me star before you read.

"Paris" jawabannya berhasil membuatku mengembangkan senyum lebar. Kota cinta yang selalu ingin aku datangi dengan orang yang kucintai.

***

Tujuh tahun kemudian

Aku baru saja selesai menidurkan Joshua, putra kecilku yang sekarang sudah berusia 5 tahun, aku sempat menunda kehamilanku selama setahu sampai akhirnya aku dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Aku masih menjalani hubungan d/s dengan Jose. Ia tetap menerapkan aturan-aturannya padaku. Joshua sangat tampan seperti ayahnya. 

Hari ini Jose pulang agak terlambat, sehingga aku memilih untuk menunggunya sambil mengistirahatkan tubuhku setelah memberitahu suster yang menjaga Joshua bahwa aku akan kembali ke kamarku. 

Aku sudah selesai mandi dan aku memutuskan untuk menggunakan lingere hitam transparan yang entah keberapa, karena beberapa lingereku sudah tidak berbentuk, di robek oleh suamiku. Jose memang tidak pernah bermain lembut. Aku berkutat dengan novel-novel yang kubeli untuk menghabiskan waktu menunggu Jose pulang. Belakangan dia sangat sibuk, aku berusaha untuk selalu mendukungnya. Sesungguhnya Jose sudah hampir seminggu tidak menyentuhku dan well, aku sangat frustrasi.

"Kau sedang apa, honey?" suara Jose mengembalikanku dari halayan novel yang sedangku baca, ya aku memang lebih suka membaca novel dibandingkan menonton film, karena aku bisa membayangkan pemerannya sesuai dengan imajinasiku. 

"Seperti yang kau lihat, membaca." jawabku kembali berusaha fokus dengan bacaanku, namun sudah pasti bukan itu fokusku. Jose menghampiriku dan mengecup puncak kepalaku.

"I miss you, so bad, baby." ujarnya. "Apa kau bermaksud menggodaku dengan lingere itu sayang?" tanyanya dengan suara yangs sangat rendah membuat aku berdebar tidak karuan. "Aku lebih suka kau keluar dari lingere itu." tambahnya lagi dengan suara seksinya. Aku tidak pernah bisa lepas dari pesonanya walaupun aku sudah menjadi seorang ibu. 

"Jadi, kau ingin aku telanjang, sir?" tanyaku terus terang. Aku merindukan permainannya, permainan kasarnya.

"Tentu, sekarang keluarlah dari kain sialan itu." ujarnya ganas. Aku turun dari tempat tidur diikuti Jose yang mundur beberapa langkah untuk memberikanku space berdiri. Aku membuka lingereku dengan gerakan yang sensual, menggodanya. Aku sangat tahu bahwa suamiku yang liar ini sama frustrasinya denganku karena harus menahan hasratnya seminggu ini. Jose manarikku kedalam pelukkannya dan melumat bibirku dengan rakus. Aku menikmati semua perlakukannya kepadaku. "Kau tentu tahu efek dari menggodaku, sayang." bisiknya seksi ditelingaku. Ia membawa tanganku turun untuk meraba juniornya yang sudah menegang dibalik celana kerjanya. Aku memijitnya perlahan, menurunkan tubuhku berlutut tepat di depan juniornya yang masih terbungkus kain hitam itu. Aku berniat membuka ikat pinggangnya, namun Jose menahan tanganku. "Gunakan mulutmu, sayang." perintahnya lagi masih dengan suara yang mambut membuat tubuhku berdebar. 

Jose memainkan payudaraku sambil aku terus berusaha membuka ikat pinggang dan celananya dengan mulutku, konsentrasiku terpecah dengan apa yang ia lakukan. Membuka celananya menggunakan mulut sangatlah susah, aku beberapa kali gagal melakukannya namun Jose tidak berhenti meremas dan memelintir putingku membuat aku sesekali berhenti melakukan kegiatan yang sedang aku lakukan dan membusungkan dadaku. "Lakukan dengan benar, Thea." ujarnya dingin kali ini. Aku berusaha dengan benar kali ini sampai celananya jatuh sampai kelutut, sekarang aku harus melepaskan boxer yang masih melekat ditubuhnya, begitu boxer tersebut jatuh menyusul celana kerjanya aku dapat melihat junior suamiku yang sudah sangat tagang menantang di depanku.

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang