Try to Accepted His Other Side

2.2K 62 3
                                    

"Aku akan meninggalkanmu untuk menenangkan diri. Aku akan segera kembali." ujarnya sebelum menghilang dibalik pintu kamar.

***

Sepeninggalan Jose, aku memikirkan apa yang terjadi hari ini sambil membersihkan bekas lelehan lilin yang membeku di tubuhku. Sesungguhnya lelehan lilin itu tidak terlalu menyakitkan, hanya meninggalkan bekas merah dan rasa panasnya hanya terasa ketika lelehan itu menetes di tubuhku. Hanya saja sosok Jose tadi membuatku takut. Auranya membuatku sangat takut terutama ketika ia mulai melelehkan tetesan lilin tersebut. Bahkan ia tidak terdistrak ketika melihatku menangis. Apakah Jose menyukai melakukan apa yang ia lakukan kepadaku? Sudah hampir satu jam Jose meninggalkan kamar dan belum kembali. Aku mengambil kaosku dan menggunakannya.

Aku melangkah keluar kamar dan menemukan Jose sedang duduk di kursi ruang tamu, tangannya hanya memijat kepalanya, wajahnya terlihat sangat frustrasi. Aku menghampirinya dan berlutut di depannya. Aku sudah cukup tenang untuk membahas hal ini. Jose mengangkat kepalanya sesaat aku melihat ia terkejut dengan apa yang baru saja aku lakukan. Ia langsung menarik tanganku hingga aku berdiri dan mendudukkanku dipangkuannya. "Maafkan aku." bisiknya dengan suara yang sangat lirih. Ia menenggelamkan kepalanya di leherku, aku memeluknya tidak mengatakan apapun.

"Apakah sangat sakit?" tanyanya lagi tidak merubah posisi kami. Aku hanya menggelengkan kepalaku. "Maaf." ujarnya lagi sambil terus mendekapku. Sektika aku merasa sedih karena telah membuatnya merasa bersalah. Aku mendorongnya sedikit agar bisa menatap wajahnya.

"Tidak apa-apa, sir." balasku sambil mengusap wajahnya. "Aku hanya tidak mengerti yang kau lakukan, rasa takutku lebih besar tadi." tambahku tidak berhenti mengusap wajahnya. Aku sendiri merasa heran kenapa setelah apa yang dilakukan barusan aku tidak mengusirnya pergi saja dan malah kembali kepada subspaceku.

"Mengapa kau tidak menyudahi ini semua?" tanyanya. Aku terdiam memikirkan pertanyaan Jose, bukankah itu pertanyaan yang sama untuk diriku sendiri. "Aku tidak tahu." jawabku pelan, jawaban ini sekaligus untuk diriku. "Mengapa kau melakukan hal tadi?" tanyaku lagi.

"Beberapa hari lalu kau menanyakan mengenai sisi mana yang belum aku tunjukkan. Aku suka melihat kau terikat, tidak berdaya, menangis dan memohon padaku. Tapi denganmu semua yang kulakukan seakan salah. Maaf." Jose benar-benar terdengar menyesal dengan apa yang diperbuatnya tadi, namun aku tidak menyangka bahwa ini merupakan diri Jose yang belum ia tunjukkan. Selama sebulan ini, ia tidak pernah mengikat semua pergerakanku, hanya salah satu dari tangan atau kakiku.

"Kau menyukainya?" tanyaku masih tidak percaya dengan apa yang kudengar. Jose mengangguk. "Ini semua yang kau inginkan? Atau masih ada hal lain?" tanyaku lagi. Kembali keheningan menyelimuti kami. Aku sudah mengetahui jawabannya, masih ada sisi lain jose yang belum ia tunjukkan. Aku pun sibuk dengan pikiranku sendiri, apakah aku menginginkan hal ini, apakah aku menginginkan diperlakukan seperti ini? Sejujurnya aku tidak pernah senyaman ini dekat dengan pria, aku sangat merasa disayangi dan dilindungi oleh Jose. Perhatiannya hanya terpusat padaku, ia membuatku benar-benar spesial.

"Apa kau ingin pergi?" tanya Jose, aku memandangnya, mengapa ia bisa mengira aku akan pergi. "Mengapa kau berpikir seperti itu?" tanyaku.

"Aku bukan pria baik untukmu Thea." jawabnya membuatku merasa sangat sedih. Aku menggelengkan kepalaku menandakan aku tidak ingin dia pergi. "Please stay." pintaku padanya. "Aku tidak ingin kau pergi dan aku tidak akan pergi." tambahku.

"Baiklah. Kita bahas ini besok, oke?" Jose menggendongku setelah mengatakan hal tersebut. Ia membawaku kembali ke kamar dan menidurkanku di tempat tidur lalu ia bergabung sebelahku. Ia memelukku dan aku menyembunyikan wajahku di dadanya. Aku menyukai ketika aku bisa berada dipelukkannya ketika tidur.

Love is Healing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang