Setelah Christ, ini adalah luka keduaku karena jatuh cinta. Luka yang sangat dalam, lebih dalam dari sebelumnya.
***
JOSE POV
Ini sudah botol vodka ketigaku. Aku semakin kacau sejak malam aku memulangkan wanitaku ke apartemennya. Thea bagaikan candu bagiku. Aku semakin menderita karena sekarang ia tidak bersamaku. Setiap saat aku hanya bisa menyangkal bahwa aku sudah jatuh cinta sangat dalam.
"Aku merindukanmu, Thea." rancauku semakin tidak jelas.
"Temui dia bodoh!" ujar suara seseorang sambil mengguncang tubuhku yang sudah setengah sadar. Aku menatap marah pada Matt. Ya dialah yang menemaniku sejak aku memutuskan meninggalkan Thea.
"Jika bisa sudah kulakukan. Aku hanya akan menyakitinya, Matt. You really know my lifestyle and it's not good for her!" ujarku lemah.
"You show her, and she still with you. Waktuku terlalu berharga hanya untuk menemani manusia bodoh sepertimu mabuk. Jika ingin melupakan Thea, lupakan dan jangan pernah muncul lagi di hidupnya. Dia sudah melalui banyak hal menyakitkan selama hidupnya dan sejak kau hadir, dia lebih hidup." itu merupakan kalimat terakhir Matt sebelum ia meninggalkanku sendirian di rumahku yang saat ini semakin terasa hampa tanpa kehadiran Thea.
Aku merindukan dirinya menyambutku, merindukan panggilannya dan merindukan desahannya yang sangat menggoda. Mengingatnya semakin membuatku sakit. Aku melempar botol vodka yang sudah kosong dari genggaman tanganku dan mengambil botol lain.
***
"Siapkan satu wanita untuk memuaskanku." perintahku pada salah satu pekerja di clubku. Belakangan aku lebih sering menghabiskan waktu disini dibandingkan di kantor. Matt bisa membantuku soal masalah kantor.
"Baik, Master." jawab lawan bicaraku patuh. Sore ini aku butuh pelampiasan. Tidak lama Rion yang sebelumnya aku perintahkan menyiapkan wanita kembali ke ruanganku dan memberitahukan bahwa wanita yang kuminta sudah berada di ruang bermainku.
"Master, Lala sudah berada di ruang bermain anda." ujarnya memberitahuku. Wanita yang akan memohon padaku malam ini ternyata Lala. My poor Lala, ujarku dalam hati. Aku mengisyaratkan kepada Rion untuk meninggalkan ruanganku. Aku membakar sebatang rokok dan memikirkan apa yang akan aku lakukan kepada Lala malam ini. Belum juga rokokku habis aku sudah mematikan apinya dan membuang puntung rokok yang bahkan baru dua kali ku hisap ke dalam asbak.
Aku meninggalakn ruanganku dan menuju ke ruang bermain yang biasa aku gunakan untuk kepuasanku. Aku membuka pintu dan menemukan Tata sudah berlutut dengan tangan terbuka diletakan di atas paha, rambut yang sudah di ikat dan kepala yang tertunduk. Lala merupakan salah satu koleksiku di club ini. Pertama kali ia memasuki club ini ia merupakan seorang wanita yang sulit sekali di atur. Menjalani training hampir dua bulan dan terciptalah Lala yang saat ini sedang berlutut menungguku.
"Hi, slut!" bisikku tepat di telinganya, aku merasakan keterkejutannya.
"Hi, Master." balasnya tanpa merubah sedikitpun posisinya. Aku mendudukkan diriku di sofa yang memang di sediakan di sana. "crawl to me, whore!" perintahku yang langsung ia lakukan. Dengan kepala tetap menghadap lantai ia merangkak ke arahku.
"Good whore." ujarku sambil mengelus kepalanya ketika ia sudah kembali berlutut diantara kakiku. "Please me, little." ujarku lagi, dengan patuh Lala membuka celana yang kukenakan dan menurunkannya bersamaan dengan boxer yang kukenakan. Ia mulai memainkan Juniorku dengan tangannya hingga menegang kemudian memasukkan Juniorku ke dalam mulutnya dan mulai mengulum dengan pelan. Aku yang tidak sabar dengan apa yang ia lakukan menahan kepalanya hingga juniorku menyentuh kerongkongannya membuat ia tersedak. "Lakukan dengan benar, atau aku akan menghukummu." bisikku ditelinganya ketika ia berusaha untuk melepaskan tekanan tanganku di kepalanya. Setelah itu aku mengendurkan tanganku dari kepalanya, dan dengan cepat Lala mulai memuaskanku. Semakin lama temponya semakin cepat terkadang aku memaksa menahan posisinya kepalanya, beberapa kali ia tersedak ketika aku memaksa ia melakukan deep throat membuat ia beberapa kali tersedak. Ketika aku merasa bahwa aku akan orgasm aku semakin memepercepat gerakan kepala dan pinggulku dan mengeluarkan juniorku, Lala tetap membuka mulutnya ketika aku mengeluarkan juniorku dan mengurutnya dengan cepat, menumbahkan cairanku ke wajahnya, ia berusaha membersihkan wajahnya dengan lidahnya, menjilat spermaku yang mengotori wajahnya terutama di sekitar bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Healing
RomantikTakdir cinta tidak pernah salah. Berkali-kali pun kau terjatuh karena cinta, takdir cintamu akan tetap datang. Seperti malaikat penyembuh yang menyembuhkan lukamu dari 'jatuh cinta' yang lalu. Menyembuhkan kesakitan dari lukamu di masa lalu. Takdir...