Pagi ini sehabis pulang dari pasar, Jin terus merengek pada Shin ahjumma bahwa ia ingin sekolah. Karena dijalan menuju jalan pulang tadi, ia melihat segerombolan anak memakai seragam sekolah dan terlihat sangat menyenangkan. Shin ahjumma sendiri bingung harus memberikan alasan apa pada Jin, Shin ahjumma bukannya tidak mau membiayai Jin untuk sekolah, tapi gajinya tidak cukup untuk membiayai sekolah Jin sekaligus keluarganya mengingat pekerjaannya hanyalah seorang pembantu. Sempat terlintas di otak Shin ahjumma untuk memintanya pada Hye Rin dan Jae Joong, namun ia takut mereka tidak mau menyanggupinya dan malah mengancam akan menyiksa Seokjin lagi.
" Seokjin apa sangat ingin sekolah? " tanya Shin ahjumma, Seokjin kecil mengangguk polos. Shin ahjumma mana tega melihat wajah polos itu bersedih." mau tidak jika sekolahnya dengan ahjumma saja? Ahjumma jadi gurunya dan Seokjin jadi muridnya, " bujuk Shin ahjumma. Namun Jin tetap menolak dan bersikukuh ingin sekolah.
" tidak mau ahjumma, Jin mau sekolah, pakai seragam, bertemu ibu guru dan teman teman, " ucap Jin.
" tapi ahjumma tidak punya uang untuk membayar sekolah Seokjin, " ucap Shin ahjumma yang juga dilanda kebingungan sekarang.
" ya sudah, tidak apa apa kalau ahjumma tidak punya uang, Jin mengerti kok, ahjumma saja yang jadi gurunya tidak apa apa, " ucap Jin dan menundukkan kepalanya sedih. Shin ahjumma tahu bahwa Jin juga tidak mau menyusahkan dirinya, tapi ia sendiri ingin sekolah. Mau tidak mau, Shin ahjumma menetapkan hatinya untuk mengatakan hal ini pada Jae Joong dan Hye Rin." begini saja Seokjin, Seokjin mau tahu tidak cara agar Seokjin bisa bersekolah walaupun tidak punya uang? " tanya Shin ahjumma karena ada ide tiba tiba terlintas di kepalanya. Walaupun ia sendiri tidak yakin ide ini akan berhasil, tapi setidaknya ia harus mencobanya terlebih dahulu. Seokjin langsung mengangkat kepalanya menatap Shin ahjumma dengan wajah bahagia.
" apa Shin ahjumma? " tanya Seokjin antusias.
" Seokjin pergi ke kamar dan berdoa pada Tuhan bahwa Seokjin sangat ingin sekolah, setelah Jin berdoa jangan lupa mengucapkan terima kasih pada Tuhan, selesai berdoa Jin harus tidur, setelah Jin bangun dari tidur pasti akan ada kabar gembira untuk Jin, " jelas Shin ahjumma. Seokjin yang mendengar itu sontak mengangguk bahagia." baik ahjumma, Seokjin akan berdoa sekarang dengan Tuhan lalu tidur, " Shin ahjumma tersenyum dan mengajak Seokjin ke kamar.
" ayo kita ke kamar. "
Shin ahjumma membuka pintu kamar dan Seokjin buru buru masuk ke dalamnya. Seokjin duduk di pinggir kasur bersama Shin ahjumma sekarang.
" berdoalah sekarang Seokjin, " Seokjin mengangguk. Seokjin kecil menyatukan kedua tangannya dan mulai berdoa.
' Tuhan, Jin mau sekolah, Seokjin tidak minta apa apa kok, cuman itu saja, semoga Tuhan mengabulkannya, terima kasih Tuhan. '
Begitulah kira kira isi doa Seokjin. Setelah berdoa, Shin ahjumma membantu Seokjin untuk tidur.
" sekarang Seokjin tidur ya agar doa Seokjin terkabul, " Seokjin mengangguk dan mulai memejamkan matanya.Shin ahjumma hampir menumpahkan air matanya saat melihat wajah polos Jin. Ia tidak menyangka bahwa anak sebaik Jin akan begini nasibnya. Tidak ingin mengganggu Jin tidur, Shin ahjumma keluar dari kamar dan menutup pintu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara apapun. Baru saja Shin ahjumma keluar, ia dikejutkan dengan suara teriakan Hye Rin.
" SEOKJIN!! " teriak Hye Rin, namun Seokjin tidak muncul juga.
" aishh kemana anak itu? " kesal Hye Rin. Shin ahjumma yang mendengar teriakan itu langsung keluar menemui Hye Rin. Hye Rin yang melihat Shin ahjumma pun langsung bertanya.
" kemana anak itu?! " geram Hye Rin.
" dia ada di dalam kamar nyonya, memangnya ada apa? " Shin ahjumma takut jika Hye Rin berniat melukai Seokjin." kemana anak itu?! Aku ingin berbicara dengannya, " ketus Hye Rin.
" bicara tentang apa nyonya? Nyonya bisa memberi tahu saya saja, nanti saya akan sampaikan pada Seokjin, " ucap Shin ahjumma takut. Ia sebenarnya hampir membatalkan niatnya untuk membicarakan masalah sekolah Seokjin dengan Hye Rin dan Jae Joong, karena melihat Hye Rin yang sedang dilanda amarah. Namun ia kembali mengingat wajah polos Seokjin dan meyakinkan hatinya.
" ya sepertinya lebih baik bicarakan dengan ahjumma saja, aku juga muak melihat muka si pembunuh itu, " ucap Hye Rin kasar. Dalam hati Shin ahjumma ia bersyukur bahwa Jin sedang tidur, setidaknya ia tidak mendengar jika bibinya berkata kasar tentang dirinya." jadi tentang apa nyonya? "
" aku ingin besok ahjumma mengantarnya ke sekolah, aku ingin dia sekolah, aku tidak ingin Kim bersaudara itu bingung jika mereka tahu bahwa Jin belum sekolah, aku akan memberikan uangnya tiap bulan pada ahjumma, " jelas Hye Rin.
" dan jangan pernah katakan pada anak itu bahwa aku yang menyuruh, aku tidak mau jika dia mencari muka dengan ku nantinya, " sambungnya. Shin ahjumma senang bukan main saat mengetahui hal itu, sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak pada diri Seokjin.
" baik nyonya, saya tidak akan mengatakan hal ini pada Seokjin, " ucap Shin ahjumma semangat. Setelah mengatakan itu, Hye Rin pergi dari hadapan Shin ahjumma dan masuk ke dalam kamarnya.Baru saja Shin ahjumma berbalik, ia dikejutkan dengan Jin yang berada di hadapannya sekarang.
" astaga Jin, kau mengagetkan ahjumma saja, kenapa sudah bangun? Bukankah kau baru saja tertidur? " tanya ahjumma sambil mengelus lembut surai Seokjin.
" tadi aku mendengar suara berisik ahjumma, jadi aku terbangun, " ucap Seokjin. Shin ahjumma tersenyum mendengar ucapan Jin. Tanpa berlama lama lagi ia memberi tahu kabar gembira untuk Jin.
" Jin kau tahu, besok ahjumma akan mengantar Jin ke sekolah, " Seokjin membulatkan matanya.
" benarkah ahjumma? " Shin ahjumma mengangguk.
" yeayyy, terima kasih ahjumma, " Seokjin langsung memeluk Shin ahjumma." cih, hanya sekolah saja sampai semangat begitu, dasar pembunuh, " ucap Jae Joong yang baru saja pulang.
Seokjin yang mendengar itu melepaskan pelukannya dan menundukkan kepalanya sedih saat mendengar ucapan terakhir Jae Joong.
" Seokjin bukan pembunuh samchon, " lirih Seokjin. Jae Joong yang sedang pusing mendengar ucapan Seokjin pun menjadi naik darah karena teringat pada anaknya. Seokjin mendekat ke arah Seokjin dan mencengkram rahang Seokjin kuat, membuat sang empu meringis kesakitan.
" sa...sakit samchon hiks. "
" tuan, " Shin ahjumma khawatir melihat Seokjin yang diperlakukan seperti itu.
" jangan mendekat!! Atau aku melakukan lebih dari ini!! " ancaman Jae Joong membuat Shin ahjumma berhenti.
" kau itu pembunuh!! Jangan mengelak, sampai kapan pun kau itu pembunuh!! " ucap Jae Joong dan langsung menghempaskan rahang Seokjin kasar membuat tubuh Seokjin terjatuh.Setelah melakukan itu, Jae Joong pergi dari sana. Shin ahjumma buru buru membantu Jin untuk berdiri.
" hiks hiks ahjumma, " Shin ahjumma langsung menggendong Seokjin.
" cup cup, jangan menangis lagi Seokjin, Seokjin anak yang kuat. "
' baru saja kau bahagia, tapi sekarang kau sudah bersedih lagi, ' batin Shin ahjumma menangis.To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u enjoy😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (END)
FanfictionYang diinginkan seorang anak berumur 5 tahun adalah kasih sayang dan kebahagiaan. Namun mengapa paman dan bibinya sendiri tega menghilangkan harapan itu dan membuat si kecil terluka. Sedangkan keenam hyung nya tengah mencari keberadaannya. Padahal a...