Pagi ini Jin belum juga terbangun dari alam mimpinya. Mungkin karena semalam ia tidur dalam dekapan Shin ahjumma yang bisa membuatnya tidur dengan nyenyak. Berbeda dengan Jin, Shin ahjumma sudah bangun sejak tadi menyiapkan sarapan untuk keluarga Kim. Setelah selesai dengan masakannya, Shin ahjumma berniat menuju kamarnya untuk membangunkannya. Namun baru saja Shin ahjumma berbalik badan, ia dikejutkan dengan suara teriakan yang berasal dari kamarnya.
" BANGUN KAU ANAK MALAS!! SUDAH JAM BERAPA INI!! CEPAT BERSIHKAN RUMAH!! " teriak Hye Rin yang menggema di seluruh ruangan. Shin ahjumma yang mendengar itu jelas takut terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada Seokjin. Tanpa mau menunggu lagi, Shin ahjumma langsung berlari menuju kamarnya.Dan benar saja, ia mendapatkan Jin yang dibangunkan secara paksa oleh Hye Rin, bahkan terlihat bahwa Jin belum sepenuhnya sadar.
" CEPAT BANGUN ANAK SIALAN JANGAN MENYUSAHKAN KU!! " Hye Rin kembali menarik Seokjin dengan kasar, membuat sang empu meringis. Shin ahjumma yang melihat itu pun langsung menghentikan perlakuan Hye Rin.
" nyonya tolong jangan seperti ini, kasian Seokjin dia masih kecil, " bujuk Shin ahjumma sambil mencoba melepaskan tangan Hye Rin dari Seokjin.
" AKU TIDAK PEDULI DIA MASIH KECIL ATAU TIDAK, BAHKAN DI SAAT UMURNYA YANG KECIL BEGINI DIA SUDAH MENJADI PEMBUNUH!! "
Ucapan Hye Rin sangat menusuk tepat di hati Seokjin, air mata langsung turun tanpa izin sang pemiliknya. Seokjin tidak suka kata pembunuh melekat pada dirinya, ia bukan pembunuh. Semua yang terjadi itu adalah kecelakaan." Ji...Jinie bukan pembunuh imo, " ucap Seokjin di sela sela tangisnya. Amarah Hye Rin meningkat saat mendengar ucapan Seokjin.
" KAU ITU PEMBUNUH, TIDAK USAH MENGELAK, " entah darimana Hye Rin mendapat kekuatan, yang pasti tenaga Hye Rin lebih besar dari sebelumnya. Hye Rin menarik lengan Seokjin dengan kasar sampai tengan Seokjin terlepas dari Shin ahjumma. Setelah itu Hye Rin langsung membawa Seokjin ke kamar mandi dan menyiramnya dengan air dingin.
" mati kau anak sialan!! " umpat Hye Rin yang terus menyiram Seokjin dengan air dingin. Shin ahjumma hanya bisa menangis melihat kejadian itu. Ia tidak bisa membantu Seokjin.
" maafkan ahjumma Jinie, " isak Shin ahjumma yang tidak tega melihat keadaan keponakan bosnya itu.
" i..ini di..dingin, " Seokjin berucap di sela sela dinginnya air yang menerpa tubuh kecilnya. Namun Hye Rin seakan menulikan telinganya dan menutup hatinya rapat rapat. Setelah puas dengan apa yang telah ia perbuat, Hye Rin keluar dengan wajah yang sangat puas.Shin ahjumma yang melihat itu langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mengendong Seokjin.
" a...ahjumma di...dingin, " tubuh dan bibir Seokjin bergetar saat mengucapkan itu. Shin ahjumma langsung memeluk Seokjin berharap bisa mengurangi dingin yang dirasakan Seokjin, Shin ahjumma sudah tidak peduli lagi pada pakaiannya yang basah karena terkena baju Seokjin.
" Jinie tenang ya, ahjumma akan menghangatkan tubuh Seokjin, " Shin ahjumma sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi melihat kondisi Seokjin kecil. Shin ahjumma langsung berdiri dan membawa Seokjin ke kamarnya. Shin ahjumma dengan telaten mengurus Seokjin seperti anaknya sendiri. Ia mengganti pakaian Seokjin dan mengompres Seokjin. Shin ahjumma juga membawakan air hangat untuk Seokjin minum.
" Jinie, ayo minum dulu, " Shin ahjumma membantu Seokjin duduk dan Seokjin langsung meminum air yang diberikan Shin ahjumma.
" tidurlah, ahjumma akan melindungi Seokjin. "
" ahjumma temani Seokjin tidur ya? "
Shin ahjumma mengangguk dna langsung berbaring di samping Seokjin.
" peluk, " lirih Seokjin, tanpa pikir panjang, Shin ahjumma langsung memeluk Seokjin dan memberikan kehangatan pada Seokjin lewat pelukannya. Tak butuh waktu lama Seokjin sudah tertidur.Namun tak lama Seokjin tertidur, Shin ahjumma mendengar suara bel pintu rumah berbunyi. Shin ahjumma perlahan lahan melepaskan pelukannya pada Seokjin, ia tidak mau Seokjin terbangun. Setelah terlepas, Shin ahjumma keluar dan membukakan pintu.
" halo ahjumma, apa Seokjin ada? " ternyata yang datang adalah Jungkook dan Yoongi.
" ada tuan, ayo masuk, " Shin ahjumma dengan sopan mempersilahkan Jungkook dan Yoongi masuk.
" tidak usah memnaggil kami tuan ahjumma, panggil kami dengan nama saja, " ucap Yoongi.
" iya. "
" ngomong ngomong, Seokjin dimana ahjumma? Mengapa aku tidak melihatnya? " tanya Jungkook heran.
" Seokjin ada di kamar ahjumma, ia demam tadi, " ucapan ahjumma sontak membuat Yoongi maupun Jungkook terkejut.
" kenapa bisa demam ahjumma?! "
" ahjumma juga tidak tahu, tadi pagi ia tiba tiba demam. "Shin ahjumma terpaksa berbohong,ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya.
" astaga, ayo kita lihat Seokjin, " Yoongi langsung menuju kamar Shun ahjumna dan diikuti oleh Jungkook. Saat di dalam kamar, dapat mereka lihat wajah Seokjin hang tertidur pulas dengan bibir yang pucat. Yoongi mendekati Seokjin dengan mengelus
surai Seokjin lembut. Namun ia menemukan kejanggalan di sana, Yoongi melihat bekas luka di tangan Srokjin seperti bekas pukulan.
' mengapa ada bekas luka pukulan seperti ini pada tangan Seokjin? ' batin Yoongi heran. Namun ia tidak berani bertanya pada Shin ahjumma, ia berniat mencari tahunya sendiri.
' apa ada yang tidak beres di rumah ini? 'To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u enjoy😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (END)
FanfictionYang diinginkan seorang anak berumur 5 tahun adalah kasih sayang dan kebahagiaan. Namun mengapa paman dan bibinya sendiri tega menghilangkan harapan itu dan membuat si kecil terluka. Sedangkan keenam hyung nya tengah mencari keberadaannya. Padahal a...