" aku pulang dulu ya Jinie, sampai bertemu besok di sekolah, " ucap Jaehwan sambil memasuki mobilnya dan melambaikan tangannya pada Seokjin. Seokjin yang melihat itu membalas lambaian tangan Jaehwan. Setelah mobil Jaehwan pergi, Seokjin duduk di bangku yang di sediakan oleh sekolahnya sambil menunggu kedatangan Yoongi. 10 menit Seokjin menunggu, Yoongi akhirnya datang juga. Yoongi buru buru keluar dari mobilnya dan menghampiri Seokjin.
" Seokjin apa sudah menunggu lama? " tanya Yoongi. Seokjin menggeleng, lagipula sekolahnya masih ramai, jadi setidaknya ia sendiri.
" Seokjin hanya menunggu sebentar kok hyung, jadi hyung tidak perlu buru buru seperti ini, " ucap Seokjin. Yoongi tersenyum mendengar ucapan Seokjin. Seokjin memang sosok orang yang sangat pengertian pada orang orang sekitarnya." ya sudah, ayo kita pulang, " Seokjin mengangguk. Yoongi yang melihat itu langsung menggandeng tangan Seokjin. Selama di mobil menuju jalan pulang, Seokjin menceritakan hal hal yang ia lakukan di sekolahnya tadi. Yoongi tersenyum mendengar celotehan Seokjin yang menurutnya sangat lucu. Bahkan sepertinya Seokjin tidak membiarkan satu cerita pun terlewat untuk di ceritakan pada Yoongi. Perjalanan mereka terasa sangat singkat karena celotehan lucu Seokjin. Yoongi yang sudah mengantar Seokjin ke rumahnya langsung pergi ke kantornya lagi untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia tidak mampir dulu karena ia masih punya banyak urusan katanya. Seokjin mengerti posisi Yoongi, setelah melihat mobil Yoongi pergi Seokjin langsung masuk ke dalam rumahnya.
Namun yang ia dapatkan adalah keadaan rumah yang sangat sepi, bahkan tidak ada tanda tanda ada Shin ahjumma disana.
" Shin ahjumma? " panggil Seokjin. Namun tidak ada jawabannya sama sekali. Seokjin mencoba memanggil lagi.
" Shin ahjumma? " hasilnya sama saja, tidak ada jawaban dari Shin ajumma. Seokjin yang tidak mendapat jawaban pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Namun baru saja dua langkah ia berjalan, ia sudah dikejutkan dengan suara yang sangat ia kenal.
" sudah pulang pembunuh? " Seokjin membalikkan badannya dan mendapati Hye Rin di hadapannya.
" imo? " cicit Seokjin takut.
" bagaimana sekolahnya? Seru? " Seokjin tidak berani menjawab sepatah katapun, ia hanya bisa menunduk." apa kau sudah bisu sekarang sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan ku lagi? " ucapan Hye Rin sangat menusuk di hati Seokjin. Seokjin mencoba menahan tangisnya, ia tidak mau menjadi cengeng.
" kau ini sepertinya benar benar menguji kesabaran ku! " ucap Hye Rin geram. Ia mendekati Seokjin dan melepas paksa tas yang melekat di tubuh Seokjin. Setelah terlepas ia menyeret Seokjin ke dalam kamar mandi.
" hiks hiks imo ampun, jangan tarik Seokjin lagi hiks, ini sakit hiks, " namun Hye Rin tidak mendengarkan ucapan dan tangisan Seokjin, ia seperti menuliskan telinganya. Saat di dalam kamar mandi, ia melempar tubuh kecil Seokjin ke dalam kamar mandi sehingga punggung Seokjin terbentur dengan tembok kamar mandi. Seokjin hanya bisa meringis dalam diam.Hye Rin mendekati Seokjin dan mencengkram kuat rahang Seokjin.
" shh, sa...sakit imo, " Seokjin meringis. Hye Rin dapat melihat wajah tersiksa Seokjin dan mendengar ringisan Seokjin. Namun ia tidak peduli, pikiran dan hatinya sudah dipengaruhi oleh kebencian yang mendalam.
" apa sangat sakit rasanya pembunuh? " ucap Hye Rin. Seokjin tidak menjawab apapun, badannya terasa sakit semua sekarang.
" coba bandingkan rasa sakitku dengan rasa sakit mu saat aku kehilangan anakku!! " teriak Hye Rin. Tanpa sadar Hye Rin meneteskan air matanya.
" Seokjin ti...tidak mem...bunuh anak i..mo, " jawab Seokjin susah payah karena kedua rahangnya di cengkram.
" kau itu pembunuh!!! Dan selamanya akan begitu!! " teriak Hye Rin dan menghempaskan muka Seokjin.Hye Rin mengambil air panas dari dapur dan menyiramnya pada tubuh kecil Seokjin. Seokjin hanya bisa berteriak, ia tidak bisa melakukan apa apa, bahkan sekarang tidak ada yang bisa membantunya. Ia pun tidak tahu kemana perginya Shin ahjumma sekarang.
" hiks, sakit imo, " tangis Seokjin. Hye Rin tidak peduli sama sekali dengan ucapan Seokjin.
" nikmati saja hadiah mu pembunuh, itu pantas untukmu, " ucap Hye Rin dan meninggalkan Seokjin sendirian di kamar mandi.
" hiks eomma appa, Seokjin ingin ikut kalian hiks. "To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u enjoy😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories (END)
FanfictionYang diinginkan seorang anak berumur 5 tahun adalah kasih sayang dan kebahagiaan. Namun mengapa paman dan bibinya sendiri tega menghilangkan harapan itu dan membuat si kecil terluka. Sedangkan keenam hyung nya tengah mencari keberadaannya. Padahal a...