Aneh

1.2K 149 15
                                    

Pagi ini Jin bangun lebih pagi dari yang biasanya, ia langsung ke dapur menemui Shin ahjumma. Dapat Jin lihat bahwa Shin ahjumma tengah sibuk memasak. Jin langsung mendekati Shin ahjumma.
" Shin ahjumma, " panggil Jin yang terlihat masih mengantuk. Shin ahjumma terkejut melihat Jin yang sudah bangun sepagi ini.
" eoh? Kenapa sudah bangun sepagi ini? Jin tidur lagi saja, " ucap Shin ahjumma yang menghentikan aktivitasnya memasaknya sejenak.
" Jin tidak mengantuk ahjumma, " lirih Jin. Shin ahjumma tahu, pasti gara gara kejadian kemarin Jin menjadi tidak nyenyak dan kepikiran terus.
" apa Jin masih memikirkan perkataan Jae Joong samchon kemarin? " tanya Shin ahjumma. Jin mengangguk dan tanpa sadar mengeluarkan air matanya.

Shin ahjumma yang menyadari Jin mennangis, langsung buru buru menghapusnya.
" kenapa menangis hm? Tidak perlu dipikirkan, Jin bukan pembunuh. Jae Joong samchon berbicara seperti itu karena dia sedang lelah, dia tidak bermaksud berbicara seperti itu, " ucap Shin ahjumma yang mencoba menenangkan Jin.
" ta...tapi gara gara Jin, bayi di dalam perut imo jadi meninggal hiks hiks, " tangis Jin semakin menjadi. Shin ahjumma sendiri bingung harus memberikan pengertian bagaimana lagi ke Jin agar ia tidak menyalahkan dirinya sendiri terus.
" hei, dengarkan ahjumma, bayi yang di dalam perut Hye Rin imo meninggal bukan karena Jin, tapi karena takdir. Kalaupun bukan gara gara Jin, bayi di dalam perut Hye Rin imo juga akan meninggal tapi dengan cara yang berbeda, " ucap Shin ahjumma memberi pengertian.

Tangis Jin berhenti saat mendengar perkataan Shin ahjumma.
" benarkah? " tanya Jin sambil menghapus air matanya.
" iya, untuk apa ahjumma membohongi Jin? Jadi mulai sekarang Jin tidak boleh menyalahkan diri Jin lagi, apalagi menganggap diri Jin pembunuh, " ucap Shin ahjumma.
" iya ahjumma, " Shin ahjumma tersenyum mendengar jawaban Jin.
" ya sudah jangan bersedih lagi, apa Jin lupa kalau hari ini Jin sekolah? " tanya Shin ahjumma yang mencoba mengalihkan pembicaraan agar Jin tidak sedih lagi. Dan benar saja, mata Jin langsung berbinar saat mendengar ucapan Shin ahjumma.
" woahh, Jin hampir lupa kalau hari ini Jin sekolah!! " teriak Jin tanpa sadar. Jae Joong yang baru saja bangun langsung memarahi Jin.

" tidak usah berteriak!! " bentak Jae Joong. Jin yang mendengar bentakan Jae Joong langsung menunduk takut. Shin ahjumma sendiri kasihan melihat Jin yang selalu diperlakukan seperti itu oleh paman dan bibinya sendiri.
" tuan, jangan membentak Jin terus, kasihan dia masih kecil, " ucap Shin ahjumma yang memberanikan diri menegur Jae Joong.
" ahjumma tidak usah ikut campur urusanku, aku sudah muak sekali melihat wajah anak ini sebenarnya, jika tidak memikirkan Kim bersaudara itu sudah ku buang anak ini, " ucap Jae Joong kasar. Hye Rin yang terbangun karena suara berisik dari arah dapur pun langsung pergi menuju dapur.
" ada apa ini?! Mengapa ribut sekali?! " kesal Hye Rin karena mereka sudah menganggu waktu tidurnya.

" anak ini yang selalu membuat keributan, " ucap Jae Joong yang menuduh Seokjin. Sedangkan Seokjin yang dituduh hanya bisa diam dan pasrah saja.
" aishhh!! Kau ini bisa tidak sehari saja tidak usah membuat keributan?! Aku bosan harus berurusan dengan mu terus pembunuh!! " Hye Rin menekankan kata pembunuh di akhir kalimatnya. Seokjin tidak bisa berkata apa apa saat mereka terus menyebut Seokjin pembunuh. Shin ahjumma sendiri terkejut karena Hye Rin dan Jae Joong beberapa hari ini sering sekali menyebut Seokjin pembunuh.
" tidak usah menangis pembunuh, cengeng sekali, " ejek Jae Joong.
" nyonya, tuan, saya mohon hentikan, kasihan Seokjin, dia masih terlalu kecil untuk kalian perlakukan seperti ini, " ucap Shin ahjumma yang sudah tidak tahan dengan perlakuan mereka terhadap Jin. Talu Shin ahjumma mencoba tetap menghormati mereka.
" biarkan saja, dia memang pantas mendapatkan itu, " ucap Jae Joong dan langsung pergi dari sana yang diikuti oleh Hye Rin.

Shin ahjumma sendiri heran mengapa ada orang setega mereka. Apalagi Seokjin masih kecil. Masih membutuhkan banyak kasih sayang dari keluarganya, bukan bentakan seperti ini.
' TING TONG ' terdengar suara bel dari rumah Hye Rin dan Jae Joong. Shin ahjumma sudah tahu, siapa yang datang karena kemarin ia menghubungi Yoongi dan mengatakan bahwa hari ini Seokjin akan sekolah.
" Seokjin jangan menangis lagi ya, Yoongi hyung datang untuk mengantar Seokjin ke sekolah, jadi jangan menangis lagi ya, " Seokjin mengangguk. Shin ahjumma langsung menyuruh Seokjin untuk bersiap siap, sedangkan Shin ahjumma sendiri membukakan pintu untuk Yoongi.

" masuklah Yoongi. "
" terima kasih ahjumma, " Yoongi langsung masuk ke dalam rumah Hye Rin dan Jae Joong.
" ahjumma tidak ada terjadi keributan kan disini? " tanya Yoongi. Shin ahjumma terkejut mendengar pertanyaan Yoongi.
" tidak kok tidak ada, " bohong Shin ahjumma , ia tidak mau jika Yoongi tahu dan Seokjin menjadi sasaran lagi.
" owh, baiklah, " Yoongi sebenarnya tidak percaya. Karena tadi sebelum ia memencet bel ia mendengar keributan dan mendengar kata pembunuh.
' mengapa akhir akhir ini banyak sekali kejadian aneh? Apa aku benar benar harus mencari tahu? '

To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u enjoy😋

Memories (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang