Marah

1.1K 134 16
                                    

Pagi ini Shin ahjumma menyiapkan bekal untuk Seokjin bawa ke sekolah. Seokjin terlihat bingung mengapa Shin ahjumma membuat bekal banyak sekali. Padahal ia hanya seorang diri, tetapi Shin ahjumma menyiapkan tiga bekal untuknya.
" ahjumma, mengapa banyak sekali bekalnya? Memangnya itu untuk siapa? " tanya Seokjin yang masih melihat Shin ahjumma.
" ahjumma sengaja menyiapkan 3 bekal, 1 untukmu, 1 untuk Yoongi, dan 1 lagi untuk temanmu, " ucap Shin ahjumma yang masih sibuk menyiapkan bekal. Seokjin hanya mengangguk mengerti.
" tapi kenapa Shin ahjumma menyiapkan bekal untuk Ken? "
" anggap saja ini sebagai hadiah darimu untuknya karena dia baik padamu, bukankah dia selalu meminjam kan barang apa yang dia punya untukmu? " ucap Shin ahjumma. Seokjin yang ingat bahwa Ken sellau baik padanya pun mengangguk semangat.
" benar ahjumma, Ken selalu baik pada Seokjin, " ucap Seokjin semangat. Shin ahjumma tersenyum mendengar itu. Setelah selesai Shin ahjumma langsung memasukkan bekal yang sudah ia siapkan ke dalam tas Seokjin.

" SEOKJIN!! KIM SEOKJIN!! " teriak Jae Joong yang menggema di seluruh ruangan. Seokjin dan Shin ahjumma yang mendengar itu terlonjak kaget sekaligus takut. Ada apa dengan Jae Joong? Mengapa ia memanggil nama Seokjin sekeras itu di pagi hari. Shin ahjumma yang melihat Jae Joong datang menghampiri mereka, langsung menarik Seokjin ke belakang tubuhnya.
" ada apa tuan? "
" jangan melindungi anak itu ahjumma! Aku ada perlu dengannya! " ucap Jae Joong yang terlihat sangat marah. Seokjin sudah bergetar ketakutan di belakang tubuh Shin ahjumma melihat wajah Jae Joong yang sudah merah padam karena menahan amarah.
" tapi ada apa dulu tuan? Jangan langsung memarahi Seokjin, " ucap Shin ahjumma yang mencoba membela Seokjin.
Jae Joong yang sudah tidak ingin basa basi lagi, langsung menarik tangan Seokjin kasar. Seokjin memberanikan diri menatap Jae Joong.

" a...ada apa samchon? " cicit Seokjin.
" apa yang kau katakan pada rekan bisnis ku?! " tanya Jae Joong yang masih menahan pergelangan tangan Seokjin. Seokjin tidak menjawab, ia bukannya tidak mah menjawab, tapi ia tidak mengerti apa yang dimaksud Jae Joong. Bahkan Shin ahjumma pun tidak mengerti maksud Jae Joong.
" rekan bisnis apa tuan? Darimana Seokjin bisa mengenal rekan bisnis anda? " tanya Shin ahjumma.
" kau tahu, ayahnya teman mu itu adalah rekan bisnis ku!! Dan kau bisa bisa nya ikut ke rumahnya dan dijemput Hoseok, bagaimana kalau mereka tahu bahwa kau itu adik mereka ha?! " teriak Jae Joong yang berhasil membuat Seokjin ketakutan setengah mati. Seokjin sendiri bahkan tidak tahu bahwa ayah Ken adalah rekan bisnis Jae Joong.
" tuan, jangan marahi Seokjin terus. Dia tidak tahu apa apa, " ucap Shin ahjumma yang masih membujuk Jae Joong.
" mau sampai kapan dia tidak tahu?! Dia harus tahu!! Dan mulai sekarang kau tidak boleh berteman dengan Ken itu lagi! Apa lagi sampai datang ke rumahnya! "

" ada apa ribut ribut begini? Apa ada masalah? " Jae Joong langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia terkejut melihat Yoongi di hadapannya sekarang. Yang dipikirkannya sekarang hanya satu, apa Yoongi mendengar semua yang diucapkannya tadi?
" Yo...Yoongi? "
Tidak hanya Jae Joong, bahkan Shin ahjumma dan Seokjin pun terkejut dengan kehadiran Yoongi yang tiba tiba.
" sejak kapan kau ada disini? " tanya Jae Joong untuk memastikan dirinya aman atau tidak.
" baru saja, aku mendengar keributan dari arah dalam, jadi kupikir ada apa apa dengan kalian tadi, " bohong Yoongi. Tentu saja ia mendengar semuanya, ia tidak sebodoh itu. Diam diam Jar Joong menghela nafasnya lega saat mendengar jawaban Yoongi.
" jadi ada apa ribut ribut? Dan mengapa samchon memegang tangan Seokjin? " Jae Joong yang tersadar langsung buru buru melepaskan tangan Seokjin.
" ah tidak ada, tadinya Jae Joong yang ingin mengantar Seokjin ke sekolah, tapi tidak jadi karena kau ada di sini, " bohong Jae Joong. Ia berharap Yoongi akan percaya. Yoongi hanya mengangguk saja untuk membodohi Jae Joong.

" baiklah, kalau begitu samchon pergi dulu, kau berangkatlah dengan Seokjin, hati hati dalam menyetir, " ucap Jae Joong dan langsung pergi dari sana. Tanpa mereka semua sadari, Yoongi menampilkan senyum remehnya. Ia bisa melihat bekas bercak kemerahan di tangan Seokjin, tentu saja Jae Joong bukan memegang tangan Seokjin, melainkan mencengkeramnya. Sedangkan dalam hati Shin ahjumma, ia bersyukur Yoongi datang di saat yang tepat dan ia juga berharap bahwa Yoongi mendengar apa yang diucapkan Jae Joong, sehingga Seokjin bisa tinggal bersama mereka.
" Shin ahjumma kami pamit pergi dulu ya, " ucap Yoongi dan menggandeng tangan Seokjin.
" iya, kalian berangkatlah. Dan ini bekal untukmu Yoongi. "
" terima kasih ahjumma. "
Setelah menerima bekal dari Shin ahjumma, Yoongi langsung mengajak Seokjin untuk berangkat ke sekolah.

To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u Enjoy😋

Memories (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang