Tega

1.1K 130 13
                                    

Seokjin saat ini sedang berada di kamar Shin ahjumma, ia sedang mengobati lukanya tadi. Rasanya Seokjin ingin menangis saja jika mengingat semua perlakuan Hye Rin dan Jae Joong pada dirinya. Namun ia tidak mau, Seokjin memilih untuk menjadi anak yang kuat. Walaupun sebenarnya Seokjin sendiri tidak kuat jika harus terus terusan mendapat perlakuan seperti ini. Tapi Seokjin bersyukur, setidaknya ada Shin ahjumma di sampingnya yang selalu membantunya, bahkan Seokjin sendiri sudah menganggap Shin ahjumma sebagai eomma nya sendiri. Tapi Seokjin tidak berani memanggil Shin ahjumma dengan sebutan eomma, Seokjin pikir ia harus menghormati Shin ahjumma dan juga keluarganya.
" uh, lukanya pedih sekali, " ringis Jin yang masih sibuk mengobati lukanya.

Saat Jin sedang sibuk dengan lukanya, Shin ahjumma tiba tiba masuk ke dalam kamar dan menemui Jin. Shin ahjumma yang tadinya tersenyum, seketika panik saat melihat luka yang ada di tubuh Jin.
" astaga Jin, apa yang terjadi? Mengapa kulitmu seperti melepuh seperti ini? " tanya Shin ahjumma khawatir dan mengambil alih kapas yang dipegang oleh Jin. Jin terkejut mendapati Shin ahjumma ada di depannya.
" ahjumma? Ahjumma kemana tadi? " bukannya menjawab, Seokjin malah bertanya balik.
" ahjumma pergi ke pasar tadi, dan mengapa kulit mu bisa seperti ini? " tanya Shin ahjumma lagi. Seokjin bingung harus mengatakannya bagaimana pada Shin ahjumma.
" tidak apa apa kok ahjumma, " bohong Jin.

Shin ahjumma tidak percaya pada omongan Jin. Bagaimana mungkin kulit melepuh seperti ini, Jin bilang ia tidak apa apa.
" Seokjin jangan berbohong, katakan saja pada ahjumma, " bujuk Shin ahjumma lembut. Seokjin yang mendengar bujukan halus Shin ahjumma mau tidak mau memberi tahu yang sebenarnya.
" imo tadi menyiram air panas ke tubuh Jin di kamar mandi, " ucap Jin. Di sisi lain ia tidak terkejut, karena ini hal biasa yang sering ia lihat. Tapi di sisi lain Shin ahjumma terkejut mendengar ucapan Jin, karena menurutnya Hye Rin sudah sangat keterlaluan pada Jin yang tidak salah apa apa. Seokjin yang menyadaei raut wajah kekhawatiran di wajah Shin ahjumma langsung membuka bicara lagi.
" Shin ahjumma tidak perlu khawatir, Jin baik baik saja kok, lagipula ini tidak sakit, " ucap Jin.

Jelas saja apa yang dikatakan Jin itu bohong. Bagaimana ia mengatakan dirinya baik baik saja saat hampir seluruh tubuhnya melepuh. Apalagi Seokjin bilang bahwa itu tidak sakit, Shin ahjumma dapat lihat dengan jelas bahwa luka Jin sangatlah sakit walaupun ia tidak merasakannya. Namun Shin ahjumma hanya mengangguki ucapan Jin, ia tahu Jin pasti tidak ingin membuat dirinya khawatir.
" Seokjin apa masih sakit lukanya? " tanya Shin ahjumma yang selesai mengobati Jin.
" sudah berkurang ahjumma, " ucap Jin dan tersenyum polos. Terkadang Shin ahjumma ingin menangis saja rasanya saat melihat wajah polos Jin. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa Hye Rin dan Jae Joong tega melakukan ini semua pada Seokjin kecil, apalagi Seokjin adalah keponakan mereka sendiri.

" Seokjin istirahat saja ya di kamar, nanti ahjumma akan mengantarkan makanan untuk Seokjin, " ucap Shin ahjumma. Seokjin langsung menggeleng ribut saat mendengar ucapan Shin ahjumma.
" tidak usah ahjumma, lagipula ini tidak sakit lagi kok, Seokjin ingin membantu ahjumma, " ucap Jin. Shin ahjumma tersenyum mendengar perkataan tulus Jin, ia tahu Jin adalah anak yang baik hati, namun ia juga tidak bisa membiarkan Jin membantunya dengan keadaan seperti ini.
" Seokjin, ahjumma tahu Seokjin adalah anak yang baik dan suka membantu, tali ada saat dimana Seokjin sendiri harus mengistirahatkan tubuh Jin dan tidak membantu ahjumma, " ucap Shin ahjumma memberi pengertian. Seokjin menunduk lesu, namun akhirnya ia mengangguk.
" baiklah ahjumma, " Shin ahjumma tersenyum mendengar ucapan Jin.
" ya sudah, Shin ahjumma siapkan makanan dulu ya. "

Shin ahjumma langsung bangkit dari kasur dan menuju ke dapur. Sedangkan Seokjin, ia membaringkan dirinya ke kasur. Saat sedang menyiapkan bahan bahan makanan di dapur, Shin ahjumma dikejutkan dengan kedatangan Hye Rin.
" ahjumma. "
" iya ada apa nyonya? "
" ahjumma sedang apa? " tanya Hye Rin penasaran.
" menyiapkan makanan untuk Seokjin, nyonya. "
Telinga Hye Rin panas saat ia mendengar nama Seokjin. Bahkan raut wajahnya berubah menjadi masam sekarang.
" untuk apa menyiapkan makanan untuk anak sialan itu?! Biarkan saja dia mati kelaparan! " ketus Hye Rin.
" nyonya jangan berbicara seperti itu, bagaimana pun Seokjin adalah keponakan nyonya, " ucap Shin ahjumma.
" apa peduliku? Jika tidak karena Kim bersaudara, mungkin aku sudah membuang atau bahkan membunuh anak itu sejak lama! " ucap Hye Rin dan pergi dari sana. Shin ahjumma hanya bisa menatap kepergian Hye Rin, bagaimana bisa ada orang Setega itu di dunia ini?
' Seokjin, ahjumma tahu kau anak kuat, ahjumma yakin kau akan mendapatkan kebahagiaan mu sendiri nanti, ' batin Shin ahjumma sedih.

To be Continue
Sorry for typo😊
Hope u enjoy😋

Memories (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang