"Beberapa keputusan memang harus terjadi karena sebuah paksaan. Saat seseorang merasa tidak berdaya mengutarakan kata tidak pada hal yang bertentangan dengan harapan."
-Abid El Adnan
-------
Seorang pria dengan seragam sekolah tanpa dasi dan kemeja yang dikeluarkan dari celana panjang, tengah berjalan di sepanjang koridor SMA Islam Al Azhar dengan tampang sok keren. Menyapa setiap siswi yang mengenalnya dengan ramah. Langkahnya terlihat terburu-buru menuju ke kelas 10 IPA 2. Kalau sudah begini, pasti ada maunya.
Setelah sampai di ambang pintu, ia melihat sudah banyak murid yang datang. Namun sibuk dengan urusan masing-masing. Termasuk Rara yang dengan gerakan tangan seribu memainkan pena di atas buku tulis. Untuk apalagi kalau bukan menyalin homework-teman yang kini juga menjadi kebiasaan banyak pelajar kaum rebahan.
Tanpa menghiraukan atau memperhatikan suara berisik di sekitarnya, Iqbal mendekati Rara. Tidak sampai beberapa detik, buku yang berisi catatan lengkap Sejarah Indonesia sudah berada di tangan Iqbal. Rara yang belum menyelesaikan pekerjaannya mendongak ke arah tangan jail yang berani merebut buku di bangkunya. Mata Rara menatap tajam ke arah cowok yang merupakan sepupunya itu.
"Balikin buku gue, Iqbal!" perintah Rara kesal.
"Ambil aja sendiri!" celetuk Iqbal sambil berlari keluar kelas dengan buku di tangannya.
Rara yang sudah emosi karena masih pagi sudah dapat gangguan merasa tidak terima, ia memilih mengejar Iqbal yang mulai menjauh.
Iqbal terus berlari sambil sesekali menjulurkan lidah ke arah belakang, menatap Rara yang mengejarnya dengan muka kesal. Ternyata Iqbal sengaja menjaili Rara. Cowok itu membuat Rara semakin lelah, karena terus kejar-kejaran mengelilingi lantai dua. Menjadi sorotan banyak murid yang mengobrol ria di depan kelas.
"Iqbal stop!" teriak Rara sambil menghentikan larinya. Mengambil nafas dalam-dalam karena sudah benar-benar lelah.
Iqbal mendengar teriakan itu dan menoleh ke belakang, menunjukkan cengirannya. Ia terpaksa menghentikan permainan yang menurutnya seru tapi menyebalkan bagi Rara ketika menatap teman mainnya itu sudah kelelahan. Tetapi bukannya menghampiri dan mengembalikan buku itu ke Rara. Ia memilih masuk ke kelasnya untuk menyalin catatan Sejarah Indonesia yang ternyata milik Zaraa.
Rara melihat ke mana Iqbal pergi. Setelah tenaganya pulih, Ia segera berlari menuju kelas Iqbal-10 IPA 5- untuk mengambil kembali buku Zaraa.
"Iqbal! kembalikan buku Zaraa!" rengek Rara setelah sampai di kelas Iqbal dan mendapati cowok itu dengan santainya menyalin catatan.
"Iya gue balikin kok, tapi nanti setelah gue selesai. Okey? yang sabar ya, Ra!" ucap Iqbal santai.
"Enak aja lo! kan gue dulu yang pinjam, balikin sekarang!" teriak Rara sambil menghampiri Iqbal. Secara spontan cowok itu berdiri dari kursinya. Dan sekarang, terjadilah kembali aksi Tom and Jerry yang kejar-kejaran di kelas 10 IPA 5.
"Cielah, lo nyium bau PDKT nggak, Bid?" Dika menepuk bahu Abid yang sedang duduk berdampingan dengannya.
"Nyium dong! kuat sekali aromanya. Haha..." Abid mulai tertawa diikuti oleh Dika.
"Dulu lo, sekarang si Iqbal. Dapat gen dari lo sepertinya itu bocah," celetuk Dika mengingat kebiasaan lama Abid. Dulu cowok itu sangat jail dan menyebalkan melebihi Iqbal. Tapi setelah jatuh cinta kepada sosok Zaraa, jadi pensiun deh.
"Gue sih ogah punya anak turun kayak dia," sanggah Abid.
"Woi Iqbal! udah deh, kasihan anak orang!" ucap salah satu penghuni kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabir [END]
Novela JuvenilSebuah prinsip yang sudah mendarah daging pada diri Zaraa Keyra, membuatnya berpikir bahwa dia akan terhindar dari hitam dan putihnya jatuh cinta. Semula, di usia remaja dia hanya ingin fokus mengejar cita-cita dan menebar kebaikan. Namun, ternyata...