36

1.2K 151 9
                                    

Hiii, i'm back from hibernation, guys(≡^∇^≡)

Bakal aku kasih update banyakan yaaa, makasih banget buat suturnusunny . Berkat kata-kata positifnya, aku coba buat lanjut lagi setelah sempet stuck. Thanks a lot for your nice words, dan dorongan semangatnya buat nerusin cerita ini ˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

Ayoo, aku tau udah banyak yg baca ceritaku yg gajelas iniಥ‿ಥ
Please leave nice comments jugaaa biar aku selalu ada semangat buat lanjut. Kritik juga aku terima kokk, selama disampaikan dengan baik yaaa... Biar cerita ini jg cepet selesai.

Enjoooyyy and happy reading❤

--

Aku sudah mulai menjalani kegiatan seperti biasa setelah dua hari istirahat menenangkan diri. Aku dan anak-anak yang lain sempat dihubungi oleh satpam yang waktu itu membantu menyelamatkanku dari Brandon dan Sony untuk membuat laporan kasus di kantor polisi sekaligus bersedia menjadi saksi. Tapi aku langsung menolak, aku nggak mau membesarkan permasalahan yang pasti cepat atau lambat akan sampai ke telinga mama dan Mas Taeil. Nggak. Selama aku nggak banyak dirugikan, aku memilih menutup semua kejadian tanpa melakukan laporan ke kantor polisi. Walaupun Kak Yuta dan yang lainnya sempat menekan diriku untuk melaporkan mereka. Bisa-bisa aku disuruh mengundurkan diri dari kampus kalau mama tau aku habis diculik gitu.

Hari ini latihan basket terakhir sebelum pertandingan liga mahasiswa. Aku, Kalya dan Griz tengah membereskan bola-bola dan cones yang berserakan di lapangan selagi anak-anak berganti pakaian dan sepatu seusai latihan.

"Cuy, cuy!!!" Tiba-tiba saja Kak Aksa heboh sambil menatap layar HPnya.

"Apaan sih?!" Kak Thian mendekati Kak Aksa untuk ikut melihat pada layar HP Kak Aksa.

"Brandon Sony ketangkep." Jawab Kak Aksa.

"Hah?!" Kak Yuta melongo. "Ketangkep?"

"Udah gue bilang mereka itu pake aneh-aneh." Ucap Kak Thian.

"Baguslah. Tenang udah Yuta sama Alisha." Celetuk Kak Wingga.

"Apaan?" Aku mendekati Kak Yuta saat mendengar namaku disebut-sebut.

"Brandon sama Sony ketangkep karena ngobat." Jawab Kak Yuta.

Aku hanya ber-Oh-ria. Walaupun sebenarnya diri ini merasakan lega luar biasa. Bayangkan saja jika orang-orang yang bisa mengancam nyawamu sewaktu-waktu sudah dibekuk oleh polisi? Lega bukan? Sangat teramat lega. Lagipula orang-orang macam Brandon dan Sony sudah seharusnya diserahkan ke pihak berwajib karena bisa mencemari nama baik kampus.

"Bener sih Alisha, kalo kita sampe bikin laporan ke polisi kemarin. Kita nggak cuma kasih kesaksian aja, kita pasti bakal di test juga karena ada di TKP. Udah bener Alisha nyuruh pak satpam sama pak RT buat nutup masalah dan nggak lapor ke polisi. Nggak panjang jadinya," jelas Kak Jo.

Kak Yuta meraih tanganku dan meremasnya pelan. Aku tahu dia juga merasakan hal yang sama denganku. Hanya saja kami mencoba terlihat biasa saja. Tidak baik juga bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Sekalipun orang itu jahat. Ya kan?

"Udah ketebak endingnya bakal kaya gini. Kalaupun nggak ketangkep polisi, mereka udah dikeluarin sama pihak kampus. Tadi sore gue baru dapet kabar ada junior yang habis sama mereka waktu makrab BEM. Denger-denger sih junior kita itu masuk rumah sakit sekarang." Jelas Kak Jo.

"Heh? Sumpah?!" Aku membelalakan mata tidak percaya.

"Iya, cuma beritanya di keep sama anak-anak BEM. Ditahan biar nggak ke blow up. Pihak kampus juga nyembunyiin kasus ini. Katanya sih udah diselesaiin pake cara kekeluargaan. Udah ganti rugi." Imbuh Kak Jo.

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang