33

1.3K 163 1
                                    

"HAPPY NEW YEAR, YEOROBUUUN!!!"
Been a long time ga update(ಥ ͜ʖಥ)
Akhir taun kemarin banyak kerjaan dan lanjut liburan. Sebenernya di draft udah ada, cuma perlu cek ulang dan editing. Jadi ya makanya baru bisa update sekarang. Hehe...

Enjoy yah! Plisss, komen sama votenya buat kalian yang udah baca. Jangan diem ajaaaa, aku butuh masukan juga. Butuh tau kalian suka apa ga sama ceritanya.
( T ʖ̯ T)

Buat yg udah komen sama vote, makasi bangeeett. God bless u all
ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ

Okedeh kalo gitu, enjoy yaaa.
Happy Reading! ヽ( 'ω' )ノ

--

"Ga, tolong anterin Alisha ke kosannya." Ucap Kak Yuta setelah kami selesai makan nasi goreng bersama di ruang tengah. Aku memang melarang Kak Yuta mengantarku, habis berantem gitu biar aja dia diem di rumah Kak Jo dulu.

"Siap." Kak Wingga mengangguk cepat tanpa protes lebih dulu.

"Kamu beneran disini dulu?" Tanyaku pada Kak Yuta.

Kak Yuta mengangguk. "Nggak mungkin pulang kecuali aku bersedia dihajar papa. Dia paling benci juga liat orang berantem. Makanya, kalau sampai aku muncul dengan muka lebam-lebam gini, bisa-bisa diusir."

"Yaudah deh."

"Aku bakal sering di sini sebelum lebamnya lumayan ilang. Pulang pas papa kerja paling." Jelas Kak Yuta.

Aku kembali mengangguk.

"Yang..." Kak Yuta menyusulku yang tengah membereskan piring-piring kotor dan membawanya ke dapur.

"Apa?" Aku menoleh.

"Boleh aku aktifin aplikasi pelacak di HP kamu?" Tanya Kak Yuta.

"Hah? Buat apa?" Aku mengerutkan kening heran.

"Aku nggak tenang, apalagi habis berantem sama Brandon Sony. Ya?" Kak Yuta menatapku dengan sorot sangat khawatir.

"Kenapa sih?" Aku masih tidak mengerti dengan niat Kak Yuta untuk mengaktifkan aplikasi pelacak.

"Aku takut mereka nekad, aku takut kamu kenapa-kenapa. Sedangkan aku nggak bisa terus sama kamu."

"Jangan nakut-nakutin kaya gitu." Jawabku sambil bergidik ngeri.

"Serius aku, buat pencegahan yang. Aku tahu banget Brandon sama Sony kaya gimana. Aku takut kamu diapa-apain. Terus waspada, jangan pergi sendirian. Jangan pernah sendirian pokoknya, ya?"

"Yang, please. Jangan nakut-nakutin aku." Jantungku berdegup kencang. Apakah semenyeramkan itu? Tapi akhirnya aku menurut, membiarkan Kak Yuta mengaktifkan aplikasi pelacak HP.

"Kamu bisa teken tombol SOS, misal dalam keadaan darurat. Aku nggak niat nakut-nakutin, tapi kita harus punya sesuatu buat mencegah hal-hal yang nggak kita inginkan." Kak Yuta mengusap punggung tanganku. "Aku bakal tetep jagain kamu. Anak-anak juga."

Beneran deh, apa yang terjadi saat ini sama aku bener-bener kaya drama Korea. Nggak pernah kebayang aku bakal ada di situasi kaya gini. Aku nggak tahu mesti gimana, kalau emang aku ada di posisi yang sangat bahaya, apa kabar mama dan Mas Taeil? Kalau mereka tahu keadaan aku sekarang pasti mereka udah nyuruh aku cabut dari kampus. Segininya jadi pacar seorang Nakamoto Yuta?

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang