Parah! Jantungku ini masih deg-degan banget bahkan ketika Kak Yuta sudah pergi dari hadapanku. Nggak ngerti lagi kenapa tiba-tiba perasaanku jadi kaya gini. Kak Yuta memang benar-benar.....
"Heh! Lo ngapain sama kak Yuta disini anjir!" Sembur Caca yang baru saja datang lalu duduk di sebelahku.
"Iya, dia ngedeketin lo Sha?!" Seruni, teman sekelasku juga ikut heboh karena merasa penasaran.
"Apaan deh? Nggak ada. Kita ngobrol biasa doang karena sama-sama nggak ada temen tadi. Nggak usah lebay kalian pada." Aku kembali fokus pada layar HP, sebenernya berusaha buat menutupi gelagat salah tingkah didepan teman-temanku.
"Bohong ya lo. Tau gitu tadi gue berangkat bareng sama lo." Sesal Caca.
"Salah sendiri mandi lo lama banget. Gue nggak ada apa-apa sama Kak Yuta. Nggak usah mikir macem-macem ya lo." Ucapku dengan tegas, membuat Caca langsung diam.
"Iya iya, galak amat. Heran, lagi ada apa-apa juga nggak papa."
"Ca!"
"Iya Sha, ampun! Ya salam!"
--
Satu bulan ini, kegiatan kuliah berjalan lancar-lancar saja bagiku. Namun justru aku merasa sangat bosan. Memilih jurusan Ilmu Komunikasi sebenarnya sudah aku pikirkan matang-matang. Menghindari mata kuliah yang hitung menghitung menjadi salah satu alasan, hehe. Sepele memang, tapi itu penting! Kelemahanku adalah menghitung, jadi aku tidak ingin kuliah ini terbebani karena satu hal tersebut. Tapi ternyata, justru aku bosan karena seperti tidak ada tantangan. Mata kuliah di semester pertama seperti hanya mengulang beberapa pelajaran SMA. Yasudah lah. Nasi sudah menjadi bubur. Aku harus melanjutkan apapun itu pilihannya. Mungkin memang ini hanya sebuah pemanasan sebelum akhirnya aku bertemu 'momok' di perkuliahan ini.
"Sha, lo udah mikirin belum mau ikut UKM apa?" Tanya Caca di tengah kuliah, dosen terlihat sedang mencari sesuatu di laptopnya sehingga Caca mencari kesempatan untuk mengobrol denganku.
"Nggak tau deh, waktu expo UKM kemarin sih gue kepikiran ikut paduan suara atau hmm... fotografi? Cuma masih bingung mau ikut UKM fotografi yang univ atau jurusan aja." Jawabku.
"Yang jurusan aja yuk! Gue mau ambil fotografi juga tapi yang di jurusan aja. Katanya lebih bagus karena kita kan ada mata kuliah fotografi juga tuh ntar." Bujuk Caca.
"Gue pikir-pikir lagi deh. Gue mager sebenernya." Aku terkekeh, sebenarnya ingin sekali ikut kegiatan seperti itu untuk mengisi waktu luang. Tapi aku juga takut jika suatu saat tak bisa membagi waktu ketika perkuliahan sedang padat. Aku bukan orang yang pintar dalam hal membagi waktu.
"Yaudah..." Caca mengangguk.
"Heh! Lo berdua mending ikutan gue? Jadi pengurus UKM basket!" Ucap Kalya yang duduk di sebelahku setelah mungkin sempat menguping pembicaraanku dan Caca.
"Pengurus? Pengurus doang? Nggak main gitu?" Tanyaku pada Kalya.
"Iya, justru mereka itu cari pengurus yang nggak bisa basket. Tambah bagus lagi kalau cewek. Mereka lagi rekrut juga loh ternyata." Ucap Kalya persuasif.
"Lo tau darimana?" Tanya Caca.
"Kemarin di expo, gue nemenin cowok gue daftar. Terus gue dibujuk-bujuk ikut buat jadi pengurus gitu. Kemarin mereka sempet ngumpulin maba yang pada daftar kan, jadi gue ikut karena nemenin cowok gue. Masih aja dibujuk gitu loh, karena mereka masih kekurangan orang buat pengurus. Gue udah ngeiyain terus mereka bilang kalau bisa nyari temen. Yaudah deh gue ngajak lo pada aja, gimana? Mau nggak?" Jelas Kalya panjang lebar.
Pandanganku fokus pada layar proyektor di depan kelas namun pikiran ini melayang setelah mendengarkan penjelasan Kalya.
"Anak basket ganteng-ganteng tau! Mana dari berbagai jurusan karena UKM univ kan? Hehe. Mau aja ayo, temenin gue." Bujuk Kalya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Nakamoto Yuta [✔]
Fiksi PenggemarBukan sebuah cerita yang apik, hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan romansa percintaan seorang mahasiswi baru dengan kakak tingkatnya. Sebuah kisah klasik yang mungkin sudah banyak orang mengalami. Sebenernya nggak ada yang spesial dari ki...