61

966 123 3
                                    

Kenapa ya, aku suka banget bikin Yuta ngambek di cerita ini? Jadi gemes lucu gituuuu ( ͡°³ ͡°)
Jadi emang kerjaannya ngambek mulu ya ga sih? Ga sadar nulisnya ಥ‿ಥ
Yaudah, langsung deeehh!
Enjoy, yaaa... Happy reading! ♡´・ᴗ・'♡

--

"Yang..." Kak Yuta beringsut untuk memelukku yang tengah asik menonton film dari laptop.

"Kenapa sih?" aku tetap fokus pada film, membiarkan Kak Yuta memelukku sesuka hatinya.

"Deg-degan..."

Aku tertawa pelan sebelum mengulurkan tangan untuk merangkul Kak Yuta. Ya, besok adalah hari Kak Yuta dan yang lainnya sidang. Sekarang aku ada di rumah Kak Yuta, sengaja biar dia istirahat sebelum hari sidangnya tiba.

"Apasih? Seorang Nakamoto Yuta yang jago berantem masa deg-degan perkara sidang doang," aku tertawa.

Kak Yuta melepas pelukannya lalu tertawa, "iya juga ya..."

"Kalem aja, santai. Pasti besok lancar. Pokoknya besok aku jemput ya, aku masakin juga. Besok kamu terima beres aja. Yang penting fokus sidang," ucapku, kali ini sambil menatap Kak Yuta.

"Gimana aku nggak makin sayang sama kamu?"

Aku mendorong Kak Yuta yang terlihat semakin mendekat.

"Mau ngapain?!"

"Cium..."

"Nggak ya! Ada Mbak Asri! Ih... Minggir nggak?!" ucapku galak.

"Ampun galak banget sih yang," Kak Yuta menunjukkan ekspresi sedih yang dibuat-buat. Namun ia menurut, kembali sedikit menjauh.

"Ck..." aku berdecak kesal.

"Iya iya," Kak Yuta menarik tanganku lalu mengecup punggung tanganku.

"Omong-omong, Kak Wingga, Kak Jeff sama Kak Jo udah siap juga kan semuanya?" tanyaku.

Kak Yuta mengangguk, "mereka udah bilang beres di grup."

"Jadi aku yang deg-degan. Cepet banget kalian udah mau lulus aja..."

Kak Yuta diam. Selalu diam jika aku sudah membahas perkara ini. Kayanya Kak Yuta emang sengaja menghindari topik tentang 'mau ngapain habis lulus kuliah?' denganku. Nggak tau deh. Buat aku, kalaupun dia harus pergi ke luar kota atau ke luar negeri pun nggak masalah. Like I said before, aku akan mendukung Kak Yuta apapun jalan yang dia ambil. Ditinggalin karena ada cewek lain aja aku masih kuat dan survive kok. Apalagi cuma ditinggalin buat ngejar cita-citanya.

Aku menjepit dua sisi pipi Kak Yuta hingga membuat bibirnya mengerucut.

"Kenapa ngelamun?" tanyaku.

Kak Yuta tersenyum sambil melepas tanganku.

"Nggak papa..."

"Aku pulang aja biar kamu istirahat ya?"

"Nggak mau, disini dulu aja..." Kak Yuta memelukku erat, menahanku supaya tidak pulang.

"Ih, yang..."

"Nggak, pokoknya disini dulu. Nggak boleh pulang," Kak Yuta semakin erat memelukku.

"Iya, iya aku nggak jadi pulang."

"Masih siang, nanti aja pulangnya..." Kak Yuta membujuk.

"Iya sayang..."

"Gitu dong, sana lanjut nonton filmnya. Aku mau tidur disini," Kak Yuta merebahkan dirinya dan meletakkan kepalanya di pangkuanku.

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang