57

1.1K 135 1
                                    

Halooooo, update niihhh! (≡^∇^≡)
Udah mulai dingin, setelah melalui berbagai drama akhirnya udah sampe pendinginan. Aku kasih part bucin-bucinan dulu sebelum menjelang part ending. Mungkin sekitar 10 chapter lagi seleseeee, finish, end, 끝.
Hehehe... ≧﹏≦
Yaudah enjoy yaaaa~

--

Setelah makan dan nongkrong lumayan lama sama anak-anak, akhirnya kita pulang karena hari mulai gelap juga. Di motor, selama perjalanan, Kak Yuta diem. Padahal biasanya bawel banget.

"Yang?" aku menyandarkan dagu ke pundak Kak Yuta. Apa gara-gara Abella tadi ya?

"Hm?" Kak Yuta menggumam.

"Kenapa diem aja sih?" tanyaku pelan. Dugaanku sih, dia masih nahan emosi karena Abella tadi.

"Nggak papa, yang."

"Abella?"

Kak Yuta diam sebentar sebelum akhirnya menjawab.

"Aku nahan emosi banget tadi, bener-bener emosi liat muka dia. Keinget gimana kemarin dia nampar kamu, pengen aku bales tampar. Tapi dia cewek," jelas Kak Yuta.

Giliran aku yang diam.

"Liat kamu ketakutan sampe nggak berani keluar rumah berhari-hari, lebih bikin aku ancur daripada liat kamu nangis-nangis kejer," lanjut Kak Yuta.

Aku masih belum menjawab apapun, dan hanya memeluk Kak Yuta lebih erat.

"Nggak tau yang, perasaanku campur aduk."

"Aku juga nggak tau harus ngomong apa," aku terus memeluk Kak Yuta.

"Aku udah nggak papa, udah nggak usah dipikir si Abella, ya?" lanjutku.

"Beneran ya? Udah nggak papa?" Kak Yuta mengusap tanganku.

"Iya, selama dia nggak bikin ulah lagi."

Aku terus memeluk Kak Yuta. Sayang banget sama Kak Yuta.

Masih setengah perjalanan, eh tiba-tiba hujan. Kak Yuta auto minggir setelah melihat ada indomaret.

"Ihh, nggak bawa jas ujan," keluhku.

"Sama. Beli aja nih di Indomaret," ucap Kak Yuta setelah kami turun dari motor.

Aku mengangguk, lalu kami masuk ke dalam untuk membeli jas hujan. Naas sekali, jas hujannya ternyata tinggal satu. Udah nanya, dan emang stoknya abis.

"Yaudah beli aja untuk kamu," ucap Kak Yuta setelah aku berkutat sendiri mau beli apa nggak. Tapi, Kak Yuta gimana?

"Nggak ah, nggak usah," aku menggeleng.

"Lah kenapa?"

"Masa aku doang yang pake jas ujan. Kamu gimana?"

"Aku nggak papa, yang."

"Justru kamu yang pake karena kamu di depan," ujarku kekeuh.

"Kalo pake motor biasa mah, kamu bisa ketutupan aku. Tapi, motorku ini jok belakang lebih tinggi. Kamu udah pasti basah," jelas Kak Yuta ikut batu.

"Nggak papa."

"Nggak, nggak. Aku nggak mau kamu sakit," Kak Yuta menggeleng.

"Aku juga nggak mau kamu sakit."

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang