Caca lama banget serius. Aku sampai bosen nunggu di kantin, jadi aku memutuskan untuk keluar. Nunggu di deket parkiran biar nanti Caca dateng kita langsung cabut.
Sama sekali nggak ada pikiran apapun karena aku ada di lingkungan kampus yang banyak orang. Jadi, aku kalem-kalem aja duduk di bangku deket parkiran. Ah, pulang sendiri aja apa ya? Tapi nanti Caca malah kesini.
Aku beranjak, berkutat dengan pikiranku sendiri untuk pulang jalan kaki atau menunggu Caca. Saat sibuk sendiri, tanpa sadar sebuah mobil berhenti tepat di depanku, pintunya terbuka dan hanya dengan sepersekian detik, dengan gerakan begitu cepat aku ditarik masuk ke dalam mobil. Lalu setelahnya? Gelap.
[3rd-person-POV]
Yuta masih berada di kelas ketika HPnya tidak berhenti bergetar di dalam saku. Ia mengeluarkan HPnya dan melihat nama Caca berkedip-kedip. Segera beranjak, Yuta meminta izin dosennya untuk keluar mengangkat telfon.
"Kenapa, Ca?" Yuta sedikit was-was, tak biasanya Caca menelfon.
'Alisha masih sama kakak? Kok dia nggak ada di kampus. HPnya juga nggak bisa dihubungin. Please, bilang kalo dia sama kakak sekarang!' Suara Caca terdengar panik.
"Aku di kelas, Ca. Coba kamu cari di kantin." Yuta mulai panik, nafasnya memburu. Tapi, ia masih mencoba tenang.
'Nggak ada dimana-mana, di kantin di perpus di lobby. Nggak ada Kak. Aku udah telfon Bi Minah, katanya dia nggak ada di kos juga. Coba kakak cek posisi dia. Perasaanku nggak enak.' Suara Caca terdengar bergetar.
"Oke, oke. It's okay, Ca. Kalem."
Setelah memutus sambungan telfonnya, Yuta mengecek posisi Alisha dari aplikasi yang sudah mereka pasang.
"Bangsat..." Gumam Yuta penuh emosi saat melihat posisi Alisha sudah lumayan jauh dari kampus. Ia segera berlari menuju tempat parkir, persetan dengan kelasnya hari ini. Sebelum pergi, Yuta sempat menghubungi teman-temannya yang lain untuk menyusul. Thian, Aksa dan Jeff langsung merespon dan mengatakan akan segera menyusul karena mereka sedang tidak ada kelas. Sedangkan Jo dan Wingga yang masih di kelas, menahan diri hingga kelas usai.
Dengan perasaan khawatir dan panik yang bergumul menjadi satu, Yuta segera menaiki motornya lalu menancap gas menuju lokasi dimana Alisha berada. Nggak mungkin Alisha pergi sejauh itu sendirian, kalopun emang pergi sendiri pasti dia bisa dihubungin. Yuta yakin ada yang membawa Alisha pergi, ia juga yakin pelakunya adalah Brandon dan Sony. Yuta sudah terlalu hafal dengan cara main mereka. Untuk kali ini, Yuta tidak akan membiarkan mereka mengambil miliknya, bahkan untuk menyentuh sedikitpun.
Yuta tiba di sebuah perumahan sepi, ia berhenti sebentar di post satpam untuk menanyakan letak pasti lokasi Alisha berada. Ia sudah sangat panik dan kalut, khawatir jika terjadi sesuatu pada Alisha.
Tidak ingin membuang-buang waktu, Yuta meminta salah seorang satpam untuk menemaninya. Ia sempat diperingatkan Jo melalui chat untuk tidak gegabah dan menghabisi Brandon dan Sony di tempat begitu saja. Karena itu Yuta mengatakan hal yang sebenarnya terjadi pada satpam tersebut dan meminta untuk ditemani.
Benar saja, setibanya di lokasi, Yuta melihat mobil milik Brandon terparkir di depan sebuah rumah. HP Yuta juga tiba-tiba berdering kencang menunjukkan alarm SOS dari Alisha.
Jantung Yuta mendadak berdegup kencang, nafasnya memburu. Alisha berada dalam keadaan sadar jika ia sampai bisa menekan tombol darurat.
"Alisha!!!" Yuta berteriak memastikan Alisha benar ada di dalam. Badannya gemetar membayangkan Brandon dan Sony melakukan sesuatu pada kekasihnya.
"Kakak!!!" Terdengar jeritan melengking dari Alisha.
"Ayo, mas. Masuk aja." Pak satpam yang juga ikut mendengar jeritan panik Alisha segera masuk dan menggedor pintu.
![](https://img.wattpad.com/cover/195909247-288-k445163.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Nakamoto Yuta [✔]
FanfictionBukan sebuah cerita yang apik, hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan romansa percintaan seorang mahasiswi baru dengan kakak tingkatnya. Sebuah kisah klasik yang mungkin sudah banyak orang mengalami. Sebenernya nggak ada yang spesial dari ki...