21

1.7K 217 35
                                    

Chapter panjang, Yuta dan Alisha yang cringe telah hadir! Happy reading!
♪ヽ(*´∀')ノ

Sudut pandangnya balik jadi sudut pandang pertama yah!

--

Aku membuka mata dan mengerjapkannya pelan untuk mendapatkan pandangan yang jelas.

Ternyata aku sudah berada di rumah sakit. Ingatanku terakhir, aku berada di KSR. Setelah itu, aku tidak tahu. Mataku berkeliling mencari jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi.

"Alisha..." Aku menggerakkan kepalaku dan melihat Kak Yuta yang duduk di samping ranjang sambil menggenggam tanganku.

"Gimana?" Tanya Kak Yuta.

"Mendingan." Aku mengangguk, rasanya badanku sudah lebih hangat. Kak Yuta menghela nafas lega.

"Kamu nyaris kena hipotermia." Ucap Kak Yuta. Aku kembali mengangguk mengerti.

"Aku nyaris mati." Celetuk Kak Yuta.

Aku tertawa setelah mendengar celetukkan Kak Yuta.

"Malah ketawa, kamu nggak tau aja aku nyaris masuk UGD juga." Kak Yuta menatapku.

"Aku udah nggak papa, kak." Aku tersenyum. Rasanya lega sekali melihat Kak Yuta yang ada di dekatku.

"Beneran udah enakan? Mau pulang? Makan?"

Kak Yuta mengusap-usap tanganku.

"Boleh. Aku laper banget." Aku berusaha bangun.

"Bentar." Kak Yuta terlihat keluar dari bilik UGD untuk mencari suster.

Beberapa jam kemudian, aku baru diperbolehkan pulang setelah menghabiskan satu kantung infus.

Seusai suster melepas infus, kami segera menyelesaikan urusan administrasi. Lalu aku dan Kak Yuta berjalan beriringan keluar menuju tempat parkir. Aku merasa sedikit samar-samar dengan yang terjadi semalam.

"Kamu makrab gini izin mama nggak? Atau Mas Taeil?" Tanya Kak Yuta setelah kami masuk mobil.

"Ha? Kenapa emang?" Tanyaku, bingung dengan pertanyaan Kak Yuta.

"Mas Taeil berkali-kali nelfon. Aku nggak berani jawab selama kamu belum sadar." Kak Yuta menyerahkan HP-ku yang sejak kemarin ia bawa. Aku menghela nafas panjang sambil menerima kembali HP-ku.

"Aku izin ke mama aja. Nggak ke Mas Taeil."

"Mama ngizinin?"

"Sebenernya nggak, tapi aku nekad." Jawabku. Kak Yuta menghela nafas panjang.

"Tau mama nggak ngizinin, aku tahan kamu kemarin."

"Yaudah ayo jalan, aku laper." Aku menatap Kak Yuta memelas. Nggak mood membahas soal izin-izinan karena nasi sudah menjadi bubur. Toh aku sudah baik-baik saja sekarang.

Kak Yuta mulai menjalankan mobil keluar dari pelataran rumah sakit.

"Emang semalem kejadiannya gimana?" Tanyaku masih terus menatap Kak Yuta.

"Aku nggak tau pasti. Aku liat kamu udah digendong Jo ke KSR. Terus katanya penanggung jawab regu kamu, ada yang nyuruh kamu push up tiba-tiba. Kenapa kamu nggak lawan aja semalem?" Wajah Kak Yuta terlihat gusar.

"Di pos satu itu aku udah gemeteran banget, udah nggak fokus sama apapun. Dada juga udah sesek banget. Gimana mau lawan?" Aku menunduk, mengingat rasa sakit semalam.

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang