31

1.3K 177 3
                                    


Aku, Kalya dan Griz fokus memperhatikan pertandingan. Teriakan-teriakan di belakang kami menjadi background musicnya. Hanya sparing tapi penontonnya lumayan. Thanks to Lucas Team, karena bawa banyak penonton.

Sesekali aku mendengar ada yang berteriak genit.

"Nomer 26 please notice me senpaaaiii!"

Teriakan itulah yang sering aku dengar dan mendadak bikin jengkel. Nomer 26 siapa lagi kalau bukan Kak Yuta? Pengen banget apa di notice cowok gue?!

Jadi gini keselnya Kak Yuta tadi pas liat aku diajakin foto sama cowok-cowok? Lumayan bikin engep ya.

"Jeno banyak yang genitin." Kalya mengerucutkan bibirnya.

"Resiko punya tim ganteng." Imbuh Griz.

"Kak Yuta juga."

"Gue out aja dari manajerial basket." Kalya memasang wajah ceming, menangis yang dibuat-buat.

Saat fokus pada pertandingan, kami terkejut ketika tiba-tiba Kak Aksa terjatuh karena tanpa sengaja terjegal kaki lawan.

"Njir!" Seruku. Wasit sempat menjeda permainan, memberi kesempatan Kak Aksa untuk keluar dari lapangan dan digantikan oleh Mark.

"Es batu, Sha. Es batu!" Seru Kak Aksa saat sudah duduk di bench.

Aku langsung mengambil kantung es dan mengisinya dengan es batu.

"Sakit banget nggak Kak?" Aku berjongkok untuk mengompres pergelangan kaki Kak Aksa yang terlihat sedikit memar. Aku cukup deg-degan karena takut engkelnya kena.

"Nggak, nggak papa kok. Nggak parah ini."

Aku menghela nafas lega. "Nggak kena engkel kan?" Tanyaku memastikan.

"Nggak kok. Aman. Paling bengkak biasa, kasih krim aja." Ucap Kak Aksa.

"Oke deh."

"Sa, nggak papa kan?" Tanya Mas Chiko.

"Aman mas." Kak Aksa mengangkat ibu jarinya.

Setelah menangani Kak Aksa, aku kembali fokus sambil berdiri di sebelah Kak Aksa. Memperhatikan Kak Yuta main. Mendadak bangga, Kak Yuta mainnya keren.

"Lo kenal Lucas, Sha?" Kak Aksa bertanya.

"Iya." Aku hanya mengangguk, dengan mata yang masih fokus ke lapangan. Kebetulan Kak Yuta sedang menghadapi Lucas. Kok aku tiba-tiba deg-degan ya.

"Dia bagus banget mainnya." Komentar Kak Aksa memuji Lucas. Aku hanya diam tak menanggapi.

Benar saja, tak lama setelah itu wasit meniup peluitnya kencang. Memberi teguran karena Kak Yuta yang mendorong Lucas cukup kuat sampai terjatuh. Mukanya keliatan emosi. Penonton otomatis bersorak protes karena tindakan Kak Yuta baru saja.

"Ah, kenapa lagi sih tu orang?" Gerutuku kesal.

"Yuta!" Seru Mas Chiko saat Kak Yuta terlihat emosi dan melawan Lucas.

Beberapa pemain juga meneriaki Kak Yuta karena kesal temannya di dorong, mereka nyaris ribut kalau saja wasit tidak menengahi, lalu meminta Kak Yuta digantikan. Syukurnya emosi pihak lawan tidak berlarut-larut. Setelah Kak Yuta keluar dan duduk di bench, Mas Chiko datang untuk mengomel.

"Kenapa pake fisik?!" Seru Mas Chiko, ia terlihat kesal.

"Dia duluan mas!" Seru Kak Yuta.

"Udah jelas-jelas kamu yang salah. Kamu yang ngelanggar." Ucap Mas Chiko yang kembali ke tempatnya. Enggan mendengar jawaban dari Kak Yuta.

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang