Long update hehe~ enjoy! (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞
--
Sesuai kesepakatan, akhirnya kami pergi ke Pecinan Semarang salah satu pusat kuliner di Semarang. Aku dan Kak Yuta bergandengan sambil menyusuri gerobak-gerobak makanan di sepanjang jalan.
"Mau makan apa yang?" Tanyaku sambil melihat-lihat ke kanan dan ke kiri. Kalap. Banyak banget makanan disini. Help!
"Apa aja deh, udah laper." Kak Yuta merangkulku.
"Ada bento? Mau?" Aku menunjuk gerobak yang menjual bento.
"Boleh." Kami pun mendatangi gerobak tersebut untuk memesan dua bento dan dua teh botol lalu duduk di bangku yang disediakan.
"Yang, hadiahnya masih berlaku nggak? Kan kita menang?" Kak Yuta menatapku.
"Hah? Nggak. Harusnya aku ngehukum kamu bukan ngasih hadiah. Kamu tu yang janji beliin aku gulu-gulu."
Kak Yuta berlagak sedih.
"Perjanjiannya batal."
"Yaudah..." Kak Yuta masih memasang ekspresi sedih yang sangat dibuat-buat. Gemesin tapi ngeselin juga. Namun saat Kalya dan Jeno mendatangi kami, ekspresinya berubah menjadi kembali sangar seperti biasanya. Gitulah, ada Jeno soalnya. Harus menjaga imej.
"Heh, kalian makan apa?" Tanya Kalya setelah ia duduk di sebelahku, sedangkan Jeno duduk di sebelah Kak Yuta.
"Nasi bento. Yang lain dimana?" Aku menatap Kalya.
"Biasa, kalo udah di tempat makan gini kan mereka kaya gerombolan semut di siram air." Kalya mendengus.
"Yaudah, yang. Pesen bento juga aja sama kaya Alisha." Kalya menyenggol tangan Jeno yang tengah mengobrol dengan Kak Yuta.
"Yaudah sana pesen." Ujar Jeno menyuruh Kalya balik.
"Ih, ya kamu atuh!" Kalya merengut.
"Yaudah iya, iya." Jeno mengalah lalu beranjak untuk memesan.
"Jeno bucin juga ya." Kak Yuta terkekeh melihat Jeno yang gampang menurut. Pasalnya, kami jarang banget melihat Kalya dan Jeno berinteraksi. Karena Jeno sedikit kalem dan tidak banyak bicara.
"Ih kaya kakak nggak aja!" Seru Kalya tidak terima.
"Tau ih, sesama bucin dilarang berkomentar." Tegasku pada Kak Yuta.
"Ya kalo pacarnya kaya kamu mana bisa nggak bucin sih, yang."
"YEUUU GOMBAL!!!" Ucapku dan Kalya yang entah gimana bisa barengan.
"Hehehe..."
--
Hingga pukul sembilan malam, aku dan Kak Yuta memutuskan berpindah tempat hanya berdua. Sedangkan anak-anak yang lain juga diberi waktu bebas mau pergi kemana saja. Sparing sudah selesai, karena itu semalam sisanya kami pakai untuk refreshing setelah pertandingan yang cukup menegangkan.
Setelah berkeliling di Kota Semarang, entah bagaimana aku dan Kak Yuta bisa berakhir di bioskop. Saking bingungnya kami pun memutuskan untuk menonton film, karena nongkrong udah bosen, mau cari tempat makan juga udah kenyang.
"Yang, beli nachos dulu ya?" Aku menarik tangan Kak Yuta supaya berhenti ketika kami melewati 'food concessions'.
"Yang, belum kenyang?" Kak Yuta menatapku heran.
"Ngemil aja kan iniiii..." Aku mengerucutkan bibir sebelum memesan nachos dan dua soft drink.
Di pertengahan film, HPku bergetar berulang kali. Aku tidak merasakannya kalau saja Kak Yuta tidak memberitahuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Nakamoto Yuta [✔]
Fiksi PenggemarBukan sebuah cerita yang apik, hanya sebuah cerita sederhana yang mengisahkan romansa percintaan seorang mahasiswi baru dengan kakak tingkatnya. Sebuah kisah klasik yang mungkin sudah banyak orang mengalami. Sebenernya nggak ada yang spesial dari ki...