44

1.1K 142 32
                                    

Anyooong yorobyuuun! Siap-siap buat heartbreaking part yaaa hehehe...
Ayo siapa disini yang pendukungnya Alisha-Aksa atau Alisha-Lucas? Wkwk... Coba mention ur fav!!

Okedeh, langsung aja nih. Happy reading yaaaa! ᕦ( ᐛ )ᕡ

——

Weekend. Jatahnya pulang ke Solo setelah dua minggu aku sama Mas Taeil nggak pulang.

"Mas, kok ada banyak mobil siapa nih yang dateng? Rame amat," ucapku saat Mas Taeil nggak bisa parkir di dalem karena sudah ada tiga mobil memenuhi jalan di depan rumah.

"Itu yang di dalem mobil oma. Nggak tau kalo dua yang lain," Mas Taeil melepas seatbelt sebelum turun dari mobil.

Aku pun melepas seatbelt dan ikut turun lalu berjalan masuk ke rumah beriringan sama Mas Taeil. Tapi kok muka Mas Taeil kaya nggak enak gitu ya. Muka tegang campur panik. Feelingku jadi ikut nggak enak.

"Mas kenapa?" tanyaku saat sadar pupil mata Mas Taeil geter. Tiba-tiba Mas Taeil gandeng tangan aku kenceng waktu kita nyampe teras rumah, Mas Taeil kaya liat sesuatu yang bikin dia kaget. Tapi nggak tau apa?

"Mas?" Aku masih menatap Mas Taeil, namun sebentar aja karena suara-suara di dalem rumah berhasil narik perhatianku. Aku nggak ada pikiran aneh-aneh dan mengira jika mama hanya sedang kedatangan tamu. Aku pun mengajak Mas Taeil untuk lewat pintu samping, tapi Mas Taeil malah menarikku untuk tetap masuk lewat ruang tamu.

Kami masuk disambut mama dan oma yang berlinangan air mata. Perasaanku mulai nggak enak, aku menulusuri satu persatu dari lima orang yang tersisa. Ada papa?

"Papa?"

Kok bisa ada papa? Harusnya papa kan masih kerja? Belum pulang? Perasaanku tambah makin nggak enak waktu oma menghampiriku dan merangkulku.

"Masuk dulu, nak. Mas, ajak adeknya masuk dulu ayo," bujuk oma dengan suara serak karena menangis.

"Ini kenapa?" aku masih diam di tempat, begitu juga dengan Mas Taeil yang memilih diam dan justru menatap papa dengan penuh amarah? Aku makin bingung.

"Mas, masuk mas," kali ini mama yang menyuruh dengan suara parau dan terdengar begitu lemas.

"Jadi ini perempuan yang ngerusak keluarga kita?" Mas Taeil menunjuk seorang wanita yang tengah hamil tua.

Hah?! Apalagi ini? Ngerusak keluarga?

"Oma?" aku menatap oma meminta penjelasan.

"Masuk dulu nak, masuk," oma memohon.

"Nggak," aku menggeleng, rasanya aku mulai mengerti situasi. Ngerusak keluarga? Jadi maksudnya perempuan itu lagi hamil anak papa?

Aku pun mulai dikuasai emosi.

"Papa?" aku menatap papa dengan penuh rasa tak percaya dan mulai terisak, menuntut penjelasan dari papa.

"Maafin papa, nak..."

Hanya itu yang papa ucapkan, namun berhasil menghancurkan duniaku saat itu juga. Satu kalimat sederhana yang mematikan.

"Mulai sekarang, Taeil nggak mau tau lagi, mama sama papa harus pisah. Sampai kapan mama mau nahan? Sampai kapan mama mau nerima diginiin sama papa?!" ucap Mas Taeil dengan nada suara yang meninggi, Mas Taeil sangat marah, benar-benar sangat marah.

Loving Nakamoto Yuta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang