03. accident

10.4K 1.7K 251
                                    

"The truth was stranger than the official fiction."

Dean Koontz

— Dean Koontz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jika tatapan seseorang bisa membunuh, mungkin aku sudah mati sekarang.

Sejak tadi, iris hitam pekat lelaki itu tidak berhenti memandangiku tajam, seolah berusaha menguliti tubuhku di tempat.

"Dia siapa?" tanya lelaki itu datar. Dia bertanya pada Jaemin, tetapi tatapan matanya masih terpaku padaku.

"Kau pacar baru Jaemin hyung?" si lelaki berpipi chubby menatapku antusias. "Cantik."

"Bukan," bantahku tegas dan cepat, membuat Jaemin mendengus keras di sampingku. "Aku Livia Jung dan bukan pacar Jaemin. Kami bahkan baru berkenalan tadi sore."

"Aku Chenle," lelaki chubby itu memperkenalkan diri. "Dia Huang Renjunㅡ" katanya seraya menunjuk ke arah lelaki bertubuh kecil. Kemudian jari Chenle beralih ke arah si mata tajam. "ㅡdan itu Lee Jeno."


Lee Jeno.


Aku tidak mengenalnya, tetapi kenapa dia menatapku seperti itu?


"Kau ini apa?" tanya Chenle.

Aku mengernyit, pertanyaannya terdengar aneh di telingaku.

"Aku ... teman Jaemin," jawabku ragu.

Chenle mendecak. "Ck, bukan itu. Maksudkuㅡ"

"Chenle, ayo masuk," lelaki bernama Lee Jeno itu memotong kalimat Chenle. Nada suaranya sedatar papan ㅡtanpa emosi. "Sudah waktunya makan malam."

Bisa kulihat Chenle mencebik kesal ke arah Jeno, namun dia tidak berkata apa-apa lagi. Setelah berpamitan denganku dan Jaeminㅡhanya Chenle dan Renjun, lebih tepatnyaㅡketiganya melangkah masuk ke dalam kastil.

"Kau mau makan malam denganku?" tanya Jaemin tiba-tiba.

"Kenapa kata-kata yang keluar dari mulutmu selalu terdengar cheesy di telingaku?" dengusku kesal, sementara Jaemin tertawa geli. "But, yes. Ayo makan. Aku lapar sekali."

Aku dan Jaemin berjalan beriringan ke arah kantin yang terletak di seberang aula utama. Meskipun tadi sempat kemari, aku masih merasa takjub saat melihat puluhan meja-meja bulat bercorak antik yang tersebar di seluruh penjuru kantin. Tak hanya itu, meja panjang di tengah-tengah ruangan yang tadinya kosong kini telah diisi berpiring-piring hidangan-hidangan lezat.

THE CURSED BLOOD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang